Cerita Warga Dapat Saweran Tradisi Tawurji Rebo Wekasan di Keraton Kanoman Cirebon: Berharap Berkah

Bersama suaminya, ia rela datang jauh-jauh dari Desa Kroya, di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Romi (65), warga Desa Kroya, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon ini setiap tahunnya selalu mengikuti tradisi Tawurji yang digelar di Keraton Kanoman Cirebon, Rabu (13/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Romi (65), menjadi salah satu warga dari ratusan orang yang datang untuk mengikutinya tradisi Tawurji di Keraton Kanoman Cirebon.

Bersama suaminya, ia rela datang jauh-jauh dari Desa Kroya, di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Sesuai harapannya, tradisi yang digelar pada pukul 14.00 WIB itu, Romi mendapatkan saweran atau surakan Tawurji berjumlah Rp 15.000.

Namun, bukannya untuk dijajankan, ia mengaku, uang koin tersebut akan disimpannya secara rapih di rumah.

"Saya dapat Rp 15 ribu Alhamdulillah, uangnya mau disimpan di rumah," ujar Romi saat ditemui di lokasi, Rabu (13/9/2023).

Ternyata, niatnya itu sesuai kepercayaan dirinya bahwa uang tersebut akan menjadi berkah.

Sebab ia mengetahui, ratusan uang koin yang disawer telah didoakan oleh Sultan Keraton Kanoman.

"Supaya dapat keberkahan, soalnya ini sudah didoakan sama Sultan, biar dapat berkahnya sama memperlancar usaha saya," ucap Romi yang berjualan minuman di kawasan Keraton Kanoman Cirebon itu.

Ia mengaku, sudah kerap mengikuti tradisi Tawurji sejak lama.

Selama itu, ia selalu lebih memilih menyimpan uang tersebut dibanding digunakan untuk keperluan sehari-hari.

"Kalau uangnya abis atau butuh uang koin baru dipakai, tapi untuk beberapa hari ini uangnya mau disimpan dulu," jelas dia.

Ratusan warga berebut uang koin yang dilempar oleh Sultan Anom XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin dan Keluarga Besar Keraton Kanoman Cirebon dalam rangka tradisi Tawurji pada momen Rebo Wekasan yang digelar di Keraton Kanoman Cirebon, Rabu (13/9/2023).
Ratusan warga berebut uang koin yang dilempar oleh Sultan Anom XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin dan Keluarga Besar Keraton Kanoman Cirebon dalam rangka tradisi Tawurji pada momen Rebo Wekasan yang digelar di Keraton Kanoman Cirebon, Rabu (13/9/2023). (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Diberitakan sebelumnya, suara gemuruh ratusan masyarakat terdengar kala Sultan Keraton Kanoman, Sultan Raja Muhammad Emirudin berjalan mendekat ke arah mereka.

Proses berjalan Sultan yang sudah memimpin Keraton Kanoman sejak tahun 2003 itu dijaga ketat oleh petugas.

Sultan Raja Muhammad Emirudin juga didampingi para keluarga Keraton Kanoman.

Aksi Sultan ternyata menandakan proses saweran Tawurji dilaksanakan.

Ratusan masyarakat yang sudah menunggu sejak siang hari itu pun langsung menangkap ratusan koin yang dilempar di pelataran.

Tak sedikit dari masyarakat yang ikut berebut uang koin itu terjatuh, bahkan terinjak-injak.

Selain uang koin pecahan Rp 1.000 dan Rp 500, beraneka macam permen juga turut dilempar.

Uang dan permen yang digunakan dalam Tawurji itu pun sebelumnya telah didoakan oleh Sultan Anom XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin.

Ya begitulah suasana tradisi saweran Tawurji yang dilakukan oleh keluarga Keraton Kanoman Cirebon setiap hari Rabu terakhir atau Rebo Wekasan pada bulan Safar jelang Maulid Nabi Muhammad.

Pada tahun ini, tradisi tersebut digelar kembali di depan Kedaton Keraton Kanoman Cirebon, Rabu (13/9/2023).

Tradisi Tawurji diawali oleh saweran yang dilakukan Sultan Keraton Kanoman, Sultan Raja Muhammad Emirudin didampingi Patih Keraton Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Qodiran.

Kemudian dilanjutkan oleh keluarga lainnya yang berada di lingkungan Keraton Kanoman.

Tradisi Tawurji ini selalu ditunggu-tunggu masyarakat sekitar lingkungan Keraton Kanoman.

Patih Keraton Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Qodiran mengatakan, tradisi Tawurji ini merupakan tradisi tahunan yang sudah digelar sejak dirinya masih kecil.

Tradisi tersebut digelar setiap hari Rabu di akhir bulan Safar.

"Alhamdulillah ini merupakan tradisi tahunan bahwasanya ini adalah kegiatan surakan atau Tawurji."

"Bahwasanya ini diambil dari sejarah daripada Rebo Wekasan atau Rebo terakhir di bulan Safar," ujar Qodiran saat diwawancarai usai kegiatan, Rabu (13/9/2023).

Menurutnya, bulan Safar dimaknai sebagai bulan yang penuh keprihatinan.

Oleh karena itu, keluarga besar Keraton Kanoman Cirebon memberikan sedekah kepada masyarakat, untuk mengobati dari keprihatinan itu.

"Maka dari itu, bulan safar adalah bulan yang penuh dengan prihatin, oleh karena itu pihak Keraton Kanoman memberikan suatu surakan untuk kemaslahatan kepada masyarakat," ucapnya.

Sementara, kata dia, Tawurji sendiri dimaknai sebagai aksi memberikan suatu sedekah kepada masyarakat.

Oleh karena itu, tradisi Tawurji selalu digelar, khususnya di bulan Safar.

"Kami dari pihak Keraton Kanoman Cirebon memberikan suatu kemaslahatan kepada masyarakat, bahwasanya Safar itu merupakan bulan prihatin."

"Tawurji sendiri dimaknai dengan memberikan suatu sedekah kepada masyarakat, karena pada fase di bulan Safar ini bulan yang penuh dengan keprihatinan," jelas dia.

Baca juga: Serunya Tradisi Saweran Tawurji pada Rebo Wekasan di Keraton Kanoman Cirebon, Ratusan Warga Hadir

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved