Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 8 September 2023, Salah Satu Fungsi Penting Masjid, Sebagai Pemersatu Umat

Masjid merupakan tempat penting dalam Islam. Salah satu fungsinya untuk mempersatukan umat.

Editor: taufik ismail
Tribunjabar.id/Firman Suryaman
Ilustrasi salat Jumat. Berikut ini naskah khutbah Jumat untuk tanggal 8 September 2023. 

Al-Qur’an memperkenalkan masjid sebagai tempat yang dibangun atas dasar ketakwaan. Ia menjadi tempat favorit orang-orang yang hobi membersihkan diri dari aneka penyakit hati. Allah Swt. berfirman yang artinya :

Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama, lebih berhak engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di sana ada orang-orang yang gemar membersihkan diri.” (Q.S. at-Taubah: 108)

Dari sini, hendaknya seluruh kegiatan masjid dijadikan sebagai media mengasah ketakwaan dan kehati-hatian jamaahnya. Sehingga terlahirlah pribadi- pribadi yang bersih dari prasangka buruk dan aneka bentuk penyakit hati. Mereka inilah para pemakmur masjid yang sesungguhnya.

Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Dalam konteks ke-Indonesia-an, istilah takwa yang paling sesuai bisa kita lihat pada al-Qur’an surat al-Ḥujurat ayat 13. Dalam ayat tersebut, takwa yang Allah jadikan sebagai tolok ukur kemuliaan seseorang, disandingkan dengan keragaman penciptaan manusia sebagai umat yang berbangsa dan bersuku-suku.

Perbedaan yang Allah tetapkan ini tidaklah untuk menciptakan perbedaan dan perpecahan. Melainkan agar kita manusia bisa saling mengenal satu sama lain, li ta’arafu.

Firman Allah tersebut artinya berbunyi:

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (Q.S. al-Ḥujurat : 13)

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Baginda Nabi mengingatkan umatnya, jikalau mereka benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya mereka senantiasa berkata baik, tidak menyakiti tetangga, dan memuliakan tamunya.

Dari Sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda: “Siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya berkata baik atau diam. Barang siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tetangganya. Barang siapa yang mengaku beriman pada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (H.R. Muslim)

Sebagai warga negara, kita memiliki tiga tetangga. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Imam Ibnu Ḥajar al-Haitami dalam kitab Fatḥul Mubin saat mensyarahi hadits ini.

Pertama, tetangga seiman yang memiliki kekerabatan dengan kita. Kedua, tetangga seiman yang tidak ada hubungan darah. Dan ketiga, tetangga yang tidak seiman dan tidak ada kekerabatan dengan kita.

Terhadap yang pertama kita harus memberinya tiga hal, yakni memperlakukannya sebagai saudara seiman, keluarga, dan tetangga.

Kepada tetangga kita yang kedua, kita harus menganggapnya sebagai saudara seiman dan tetangga yang harus dihormati. Dan terhadap mereka yang ketiga, kita wajib hukumnya memperlakukan mereka sebagai tetangga yang harus kita hormati dan bantu semampu kita.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved