Ini Data Nama-nama Korban Kecelakaan di Pangandaran Mobil dan Motor Masuk Jurang, Berikut Kondisinya

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN - Ini data nama-nama korban yang mengalami kecelakaan lalulintas mobil pikap double cabin Strada Triton dan kendaraan sepeda motor sejenis Honda Supra terjun ke dalam jurang di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.

Kejadian ini tepatnya terjadi di jalan raya nasional Pangandaran di blok tikungan Karang Nini wilayah Dusun/Desa Emplak Kecamatan Kalipucang, Jum'at (01/09/2023) sekitar pukul 06.30 WIB.

Baca juga: INFO Kecelakaan di Pangandaran, Mobil Double Cabin Tabrak Pemotor hingga Keduanya Jatuh ke Jurang

Identitas pengendara Mitsubishi Strada Triton bernopol Z 8731 UO bernama David Steffani (31) warga Dusun Emplak RT 07/02, Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.

Identitas pengendara Sepeda Motor Honda Supra bernama Aep Saepudin (43) warga 
Dusun Kedungwuluh RT 15/06, Desa Babakan Jaya, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran.

Kemudian identitas penumpang Honda Supra bernama Daffa Iksan Gumelar (17) warga Dusun Empangsari RT 014/06, Desa Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.

Ketiga korban tersebut, saat ini sudah dibawa dan ditangani tim medis di RSUD Pandega Pangandaran.

Kasi pelayanan medis di RSUD Pandega Pangandaran, dr. Mayasari mengatakan, kondisi pengemudi mobil atas nama David mengalami luka dibagian area kepala dan lengan atas kiri.

"Dia sadar tapi lemah, diagnosa cedera kepala sedang dan sekarang sedang diobservasi," ujar Mayasari kepada wartawan melalui WhatsApp, Jum'at (1/9/2023) siang.

Korban pengendara motor atas nama Aep mengalami diagnosa cedera kepala sedang dan sekarang sudah ditangani."Pasien sudah dipasang infus dan diberikan obat anti nyeri atau sakit," katanya 

Sementara korban yang dibonceng atas nama Daffa mengalami luka robek terbuka di bagian paha bagian kanan.

"Sudah dipasang infus dan diberikan obat. Tapi, kemungkinan harus dirujuk ke rumah sakit lain karena pasien harus ditangani oleh dokter spesialis ortophaedi," ucap Mayasari. (*)