Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 18 Agustus 2023: Spirit Kemerdekaan, Merawat Bumi dan Jaga Lingkungan

Berikut contoh teks khutbah Jumat dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-78 RI 2023.

ISTIMEWA
Contoh naskah khutbah Jumat 

Ajaran Agama Islam yang sempurna, mencakup semua sendi kehidupan manusia, baik urusan dunia maupun akhirat.

Demikian tinggi, indah dan terperinci aturan Sang Maha Rahman dan Rahim ini, sehingga bukan hanya mencakup aturan bagi sesama manusia saja, melainkan juga terhadap alam dan lingkungan hidupnya.

Kita tentunya sering mengikuti berita tentang kemajuan dan perkembangan bangsa, serta sekaligus permasalahan yang dihadapi bangsa kita selama ini.

Permasalahan bangsa yang sudah merdeka 78 tahun, ternyata masih banyak menghadapi permasalahan yang perlu penanganan secara serius dan berkelanjutan.

Maka, mari sebagai warga negara yang baik, kita ikut mengisi kemerdekaan ini, dengan memberi sumbangsih dharma kita dalam ikut menyelesaikan permasalahan bangsa, tentu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Salah satu diantaranya adalah mengenai permasalahan bencana alam dan kerusakan lingkungan yang semakin mengerikan dan berpotensi mengakibatkan masa depan anak cucu kita semakin suram.

Hampir di setiap wilayah terjadi kerusakan lingkungan dan bencana alam yang telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Hal ini tentu saja akan menghambat cita-cita bangsa dalam menggapai cita-cita luhur bangsa, yaitu menunju masyarakat adil, makmur dan sejahtera dibawah naungan Allah Swt., baldatun thayyibatun warabbunghafur .

Hadirin, jamaah Jum`at r ahimakumullah,

Upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran semua fihak, masyarakat dan pemerintah. Kita yang telah diciptakan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi, tentu punya peranan penting dalam menjaga kelestarian alam yang kita tinggali ini. Dalam Al-Qur`an Surah al-Baqarah, ayat 30, telah dijelaskan : ِ

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(Q.S Al-Baqarah:30)

Yang dimaksud, dengan kata khalifah dalam ayat tadi memiliki makna ‘pengganti’, ‘pemimpin’, ‘penguasa’, atau ‘pengelola alam semesta’. Nah, dalam hal ini, kita sebagai khalifah di muka bumi, harus bisa memimpin dan mengelola alam semesta ini seperti yang dikehendaki oleh penciptanya, yaitu Allah Swt.

Atau dalam bahasa lain arti khalifah adalah: “seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah, dan berkewajiban untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang hubungannya dengan Allah baik, kehidupan sosial masyarakatnya harmonis, serta agama, akal dan budayanya terpelihara”.

Hadirin yang berbahagia, manusia bukan pemilik alam raya, manusia hanyalah menjalankan tugas kekhalifahan Tuhan di muka bumi dengan segenap instrumen yang sudah ditentukan Tuhan.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved