Cerita Miftahudin Ramli Gowes dari Malang-Jakarta, Suarakan Tolak Lupa Tragedi Kanjuruhan

Pria berusia 52 tahun itu sukses tiba di Kota Cirebon usia mengayuh sepeda seorang diri dari Kota Batu, Malang, Jawa Timur hendak menuju Jakarta.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Miftahudin Ramli, warga Kota Batu, Malang, Jawa Timur gowes sepeda dari Malang menuju Jakarta untuk menyuarakan aspirasi menolak lupa tragedi Kanjuruhan agar tetap diusut tuntas./ Di hari ke-8 perjalanannya, ia singgah di Kota Cirebon dengan disambut oleh suporter PSGJ Cirebon 


"Ya barangkali seperti itu, karena kesimpulan hukumnya kan sangat janggal ya, dengan 135 korban kok, ya begitulah lah sudah tahu semua kan," jelas dia.


Dorongan nazar menjadi alasan seorang PNS itu rela melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda.


Selain itu, ia juga mengaku ada panggilan hati untuk mewakili para korban agar kasus tragedi Kanjuruhan tetap diusut.


"Tidak ada (anggota keluarga saya jadi korban), saya juga bukan dari keluarga korban. Hanya saya kaya punya semacam bernazar, karena kaya ada panggilan hati untuk bisa menempatkan waktu berekspresi, mungkin dengan itu cara saya."


"Lebih ke arah saya menjadi orang Malang mungkin, juga saya merasa seperti orang tua dari mereka-mereka yang menjadi korban (meninggal dunia)."


"Tidak secara biologis, tapi secara psikologis, terpanggil begitu. Barangkali bisa dikatakan membela martabat mereka, menyuarakan gitu," katanya.

Miftahudin Ramli, warga Kota Batu, Malang, Jawa Timur gowes sepeda dari Malang menuju Jakarta untuk menyuarakan aspirasi menolak lupa tragedi Kanjuruhan agar tetap diusut tuntas./ Di hari ke-8 perjalanannya, ia singgah di Kota Cirebon dengan disambut oleh suporter PSGJ Cirebon
Miftahudin Ramli, warga Kota Batu, Malang, Jawa Timur gowes sepeda dari Malang menuju Jakarta untuk menyuarakan aspirasi menolak lupa tragedi Kanjuruhan agar tetap diusut tuntas./ Di hari ke-8 perjalanannya, ia singgah di Kota Cirebon dengan disambut oleh suporter PSGJ Cirebon (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)


Ia pun menargetkan akan tiba di Stadion Senayan Jakarta pada 16 Agustus 2023 atau sehari menjelang hari kemerdekaan.


Nantinya, Miftahudin berharap bisa bertemu dengan pimpinan PSSI demi menyampaikan suara yang dibawanya dari Malang ke Jakarta.


"Ya saya sebenarnya tidak mampu menjangkau itu, saya tidak punya kekuatan apa-apa. Tapi kalau bisa ketemu ya Alhamdulillah, harapannya pasti ketemu."


"Kekuatan juga kalau saya gak kuat tidak memaksakan diri, kalau fisik saya tidak kuat saya tidak memaksakan, tapi optimis saya kuat."


"Alhamdulillah bisa sampai sini (Cirebon), saya ngerasa makin kuat. Seperti banyak dorongan doa," ujarnya.


Dilihat Tribun, sepeda yang dikendarai Miftahudin juga telah didesain sedemikian rupa.


Pasalnya, terdapat keranda di belakangnya sebagai simbol banyaknya korban yang meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan Malang, kala itu.


Di sepedanya juga banyak bertulisan menolak lupa tragedi.


Salah satunya 'Pak Jokowi waktu di rumah sakit Saiful Anwar bilang usut tuntas, tapi mana?. Sudah 10 bulan, apakah karena orang kecil, tragedi Kanjuruhan pelanggaran HAM berat'.


Saat singgah di Cirebon juga, Miftahudin Ramli mendapatkan sambutan hangat dari suporter PSGJ Cirebon.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved