Hari Pramuka

Sejarah Hari Pramuka, Berawal dari Belanda hingga Keluar Istilah 'Poromuko' Sultan Hamengkubuwono IX

kata Pramuka diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX dari kata 'Poromuko' yang berarti pasukan

TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Kegiatan Pramuka di SMAN 1 Garawangi, Kuningan, Jumat (8/10/2021). 

TRIBUNCIREBON.COM - Simak inilah sejarah Hari Pramuka yang ditandai dengan penyerahan panji pramuka oleh Presiden Soekarno.

Hari Pramuka diperingati tanggal 14 Agustus tiap tahunnya.

Tahun ini, peringatan Hari Pramuka jatuh pada Senin, 14 Agustus 2023.

Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti 'Jiwa Muda yang Suka Berkarya'.

Sebelumnya, kata Pramuka diambil oleh Sultan Hamengkubuwono IX dari kata 'Poromuko' yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

Lantas, bagaimana sejarah peringatan Hari Pramuka?

Baca juga: Pernyataan Mengejutkan Wagub Jabar Soal Kasus Penganiayaan Giat Pramuka di Ciamis, Begini Katanya

Sejarah Hari Pramuka

Sejarah Hari Pramuka, Berawal dari Belanda hingga Keluar Istilah 'Poromuko'
Sejarah Hari Pramuka, Berawal dari Belanda hingga Keluar Istilah 'Poromuko' (tribun)

Mengutip laman Kemdikbud.go.id, organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.

Kemudian pada 1916 berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP).

Pada tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis pada saat itu diantaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), National Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan dan penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926.

Organisasi tersebut dibuat sebagai peleburan dua organisasi kepanduan yakni Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).

Melihat semakin banyaknya organisasi pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder.

Baca juga: HEBOH Remaja Berbaju Pramuka Buang Janin Bayi di Indramayu, Diduga Hasil Hubungan di Luar Nikah

Oleh karena itu, KH Agus Salim memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia.

Pada 23 Mei 1928, muncul Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang anggotanya terdiri dari INPO, SIAP, NATIPIJ, PPS.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved