Kuliner Bandung
Kisah Aki Khoerudin, di Usia 100 Tahun Setia Berjualan Lumpia Khas Semarang di Kota Bandung
Sudah sejak puluhan tahun lalu Aki Khoerudin berjualan lumpia di Kota Bandung. Kini, di sini lokasinya.
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pagi menjelang siang hari itu, Kakek Khoerudin tengah sibuk mengaduk tauge dan orak-arik telur di atas kualinya.
Aroma bawang putih dan sambal semerbak tercium sampai keluar gerobaknya yang terparkir di bahu Jalan Guntursari Wetan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung.
Waktu menjelang siang adalah jam sibuknya, saat bubaran anak sekolah, jam istirahat kantor, atau jam makan siang.
Para pembeli mengantre untuk memesan lumpia kering yang sudah ditata di atas tampah, atau lumpia yang dimasak dadakan di atas wajan.
Khoerudin yang akrab disapa Aki ini pun dengan cekatan melayani para pelanggan.
Lumpia kering dibanderol Rp 2.500 per buah, sedangkan lumpia basah dihargai Rp 12.000 per porsi.
Aki Khoeruddin mengatakan dalam sehari ia biasanya menjual 170 buah lumpia kering dan 30 porsi lumpia basah.
"Tahun 50-an pas muda, saya bekerja di tempat produksi lumpia di Kota Semarang, dekat Simpang Lima, ada patung kuda, saya lupa namanya. Terus saya keluar dan pulang untuk jualan lumpia di Bandung. Jadi lumpia yang saya jual ini, resepnya adalah resep asli dari Semarang, dibawa ke Bandung," katanya saat ditemui, Senin (24/7/2023).
Aki Khoerudin mengatakan awalnya ia berjualan di kawasan Braga, Asia Afrika, dan sekitar pusat Kota Bandung.
Kemudian karena sering diburu penertiban, ia pindah berjualan keliling ke kawasan Ciwastra, Buahbatu, dan Kawaluyaan.
Sejak 9 tahun lalu, ia hanya berjualan di Jalan Guntursari Wetan, setelah tidak mendapat tempat di Jalan Buah Batu dekat supermarket setempat.
"Lumayan dekat rumah di Gumuruh, tiap hari bawa roda ke sini. Kalau tentang keluarga saya, saya sudah tiga kali menikah karena dua istri sebelumnya meninggal, dan punya lima anak yang hidup sampai sekarang, ada 17 cucu, kalau cicit berapa puluh ya?" kata Aki sambil tertawa.
Aki menceritakan, tidak jarang pelanggan menanyakan usianya.
Selain keriput di wajah dan tangannya yang tampak, ia tidak tahu pasti berapa tahun usianya.
Ia hanya ingat bahwa 1923 adalah tahun kelahirannya, artinya tahun ini ia sudah genap berusia 100 tahun.
Ia mengatakan sudah tiga kali mengalami pengurangan usia secara administrasi dengan alasan pekerjaan dan kebutuhan lainnya.
Ia pun mengaku sebanyak tiga kali ikut pelatihan militer saat zaman kemerdekaan di Pangalengan dan Bandung.
"Alhamdulillah selalu diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah. Mau kerja atau usaha di manapun, asalkan berkah. Kebetulan saya bisa buat lumpia, ya bikin lumpia saja. Pakai resep yang dipakai ya yang waktu di Semarang. Sampai sekarang, setelah puluhan tahun, berusaha konsisten dan menjaga rasa dan kualitas," kata Aki Khoerudin.
Selama bulan Ramadan di sepanjang pinggiran jalan Karawitan yang menyambung dengan Guntursari Wetan memang dengan mudahnya masyarakat menjumpai gerobak-gerobak penjual lumpia.
Namun di hari-hari biasa, tampaknya hanya Aki Khoerudin yang setia menjual lumpia basah dan kering di kawasan ini.
Hari semakin siang, pembeli kian ramai.
Aki Khoerudin biasanya menutup gerobaknya pada siang hari setelah berjualan sejak pukul 07.00 WIB.
Kemudian ia pun kembali pulang ke rumahnya di kawasan Gumuruh, menyiapkan untuk berjualan keesokan harinya.
Baca juga: Kisah Bang Doel, Penjual Lumpia di Subang Hidup Sulit di Masa PPKM, Tetap Yakin Pandemi Berakhir
Saung Sawah, Sensasi Kulineran di Saung Tengah Sawah, Membawa Kita Nostalgia ke Zaman Dulu |
![]() |
---|
Lontong Kari Kebon Karet, Kuliner Bandung yang Bertahan 5 Dekade Lebih, Seporsi Mulai Rp 29 ribu |
![]() |
---|
Mie Kocok BPJS Abah di Kota Bandung, Rasanya Nikmat, Sering Direview Food Vloger |
![]() |
---|
Rekomendasi Kuliner Bandung, Segarnya Menyantap Tiram Laut Premium di Sadrasa Sunday Brunch |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner di Bandung, Street Food hingga Oleh-oleh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.