Cerita Anak Suharja Jemaah Haji Majalengka yang Hilang di Padang Arafah: Sedih Suka Pergi Sama Bapak

Apalagi, kata dia, perihal aktivitas pengobatan ayahnya ke rumah sakit, Didin lah yang sering mengantarnya.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Didin Saefudin, anak dari Suharja, jemaah haji hilang asal Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka. Suharja dinyatakan hilang di Padang Arafah dalam dua belas hari terakhir. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Didin Saefudin (41), anak dari Suharja jemaah haji asal Kabupaten Majalengka yang kini dinyatakan hilang di Padang Arafah menceritakan keseharian keduanya saat berada di rumah.

Ditemui di Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Didin mengaku saat ini dirinya sedang dirundung kesedihan.

Situasi di Arafah saat Wukuf
Situasi di Arafah saat Wukuf (Tribunjabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam)

Baca juga: Jemaah Haji Asal Majalengka Hilang di Padang Arafah saat Wukuf, Keluarga: Sudah Dua Kali Kejadian

Pasalnya, ia sering mengingat kebersamaan bersama sang ayah yang kini dikabarkan sebagai jemaah haji hilang, dalam segala aktivitas.

Apalagi, kata dia, perihal aktivitas pengobatan ayahnya ke rumah sakit, Didin lah yang sering mengantarnya.

"Abdi teh meni sok sedih, kaditu-kadieu teh da sok jeung bapak. Mun ek ka rumah sakit jeung abdi. Ayna teu aya. (Saya suka sedih, ke sana-sini suka sama bapak. Kalau ke rumah sakit sama saya. Sekarang enggak ada)," ujar Didin kepada media, Senin (10/7/2023).

Menurutnya, ada perasaan tak tega ketika ia harus melepas orang tuanya untuk berangkat ibadah ke tanah suci.

Selain karena sudah tua, ayahnya yang mengidap penyakit dimensia atau linglung menjadi alasan.

"Da kumaha abdi mah da tos niat cik teh. Geus tahun-tahun bapak teh ngantosan. Maenya teu diangkatkeun ku anak na teh, teu diizinan da tos niat atuh da abdi teh. (Ya gimana saya udah niat. Udah tahun-tahun bapak nunggu. Masa enggak diberangkatkan sama anaknya, enggak dikasih izin, udah niat saya tuh)," ucapnya.

Baca juga: Belum Kembali Sejak Wukuf, Petugas Bekerja Keras Mencari Suharja yang Hilang, Begini Kronologinya

Kini, Didin dan keluarga hanya berharap ayahnya itu bisa segera ditemukan dan kembali ke rumah dalam keadaan selamat.

Dalam iktiar mengharapkan ayahnya kembali, Didin kerap menggelar pengajian di rumahnya setiap hari.

"Iyeu mah heug doa na wae lah ti sadaya na kitu lah, geus aya deui. Eta mah kumaha Allah wae lah, takdir na meureun kudu kitu meureun. ( Ini mah doanya aja lah dari semuanya, segera ketemu lagi. Itu mah gimana Allah aja, takdirnya harus kayak gini kayaknya)" jelas dia.

Sebelumnya, Didin menceritakan bahwa pihak keluarga sudah mengetahui kabar kehilangan sang ayah sejak 12 hari lalu.

Kabar itu didapat dari sang ibu sekaligus istri dari Suharja bernama Aat (58) yang mendampinginya berangkat ibadah suci.

"Bapak hilangnya udah 12 hari. Kata emak di ditu teh, ngawartosan bapak tos teu aya hilang (kata ibu di sana [Arab Saudi], ngasih tahu bapak udah hilang)," ujar Didin, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Kemenag Sebut Ada Jemaah Haji Majalengka Hilang di Arab & Belum Ditemukan, Ini Identitasnya

Informasi dari sang ibu, jelas Didin, sang ayah diketahui saat itu sedang berada di Padang Arafah selepas menunaikan ibadah armuzna.

Saat itu, Suharja sedang didampingi sang istri di sebuah toilet umum, namun keberadaannya tak diketahui beberapa saat setelah Aat keluar dari toilet.

"Keur di WC, emak na asup, bapak kaluar deui. Bapak teh tos masuk, emak teh ngantosan di luar. Bapak teh asup deui ka luar, ngantosan deui teh tos teu aya, tos hilang, nyao kamana hilang na teh. (Lagi di WC, ibu masuk, bapak keluar lagi. Bapak udah masuk, ibu nunggu lagi di luar, bapak masuk lagi ke luar. Ditungguin teh udah enggak ada, udah hilang, enggak tahu hilangnya ke mana)," ucapnya.

Sebelumnya, lanjut Didin, ia dan orang tuanya kerap berkomunikasi untuk sekadar menanyakan kabar.

Disebut dia, bahwa sebelum kabar kehilangan ayahnya mencuat, peristiwa hilangnya sang ayah juga pernah terjadi.

"Kata saya teh yang tabah wae emak kitu. Da abdi mah ngan bisa ngadoa wae ti lembur teh, ulah sedih da ka urang na teh sok sedih. (Kata saya teh yang tabah aja Bu. Kalau saya mah cuma bisa ngedoa aja dari kampung. Jangan sedih, sayanya suka ikut sedih)."

"Ari nu kapungkur mah teu aya, anu kahiji teh, anu teu aya di ditu tapi kapendak deui eta mah 4 jam teh. (Sebelumnya enggak ada, yang pertama, yang enggak ada di sana tapi ketemu lagi itu mah 4 jam kemudian)."

"Bukan sekali (hilang), dua kali sama sekarang," jelas anak ketiga dari Suharja dan Aat itu.

Didin pun tak menampik, bahwa ayahnya selama tiga tahun terakhir sudah mengidap penyakit dimensia atau linglung.

Dengan peristiwa yang dialami keluarganya saat ini, ia hanya bisa pasrah dan berharap ayahnya bisa segera ditemukan dalam kondisi sehat.

"Da kumaha deui meureun iyeu mah takdir urang meureun kitu. (Gimana lagi ini mah takdir kita gini mungkin)."

"Mohon ditemukan aja lah. Ditemukan, bisa mah kaayaan sehat kitu lah bapak na. (Mohon ditemukan aja. Ditemukan, kalau bisa keadaannya sehat gitu lah bapaknya)," katanya.

Sementara dengan adanya kabar warganya yang mengalami musibah kehilangan, Muspika Kecamatan Bantarujeg pun menyambangi rumah jemaah haji tersebut, Senin (10/7/2023).

Rombongan Muspika dipimpin langsung oleh Camat Bantarujeg, Nunung Nurlaela.

Tujuan mereka, yakni memberikan dorongan moril agar pihak keluarga tetap tabah dengan apa yang terjadi saat ini.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) Majalengka membenarkan ada warganya yang hilang di Arab Saudi hingga kini belum ditemukan.

Kepala Kemenag Majalengka, Agus Sutisna mengatakan, hilangnya jemaah haji itu saat pelaksanaan ibadah armuzna.

Yang mana, jemaah haji tersebut terpisah dengan istrinya.

"Bukan hilang, belum ketemu. Yang bersangkutan belum ketemu setelah pelaksanaan ibadah armuzna."

"Jadi dia terpisah dengan istrinya, karena dia berangkat suami istri," ujar Agus saat diwawancarai media, Senin (10/7/2023).

Hingga hari ini, kata dia, jemaah tersebut belum ditemukan.

Sementara, pihaknya terus berkoordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, pihak berwenang dalam kasus tersebut.

"Kemudian sampai hari ini suaminya memang belum ditemukan."

"Sementara, upaya kita yang dilakukan, ini kan kewenangannya PPIH Arab Saudi."

"Mereka sudah mencari secara maksimal di lokasi armuzna."

"Sebab SOP yang dimiliki oleh kita, ketika armuzna itu pertama pihak PPIH Arab Saudi itu mengosongkan semua atau sterilisasi."

"Kemudian diisi oleh jemaah dan terakhir disterilisasi lagi," ucapnya.

Agus berharap, jemaah itu cepat ditemukan dalam kondisi sehat.

Adapun jemaah yang dimaksud, yakni bernama Suharja (70), warga Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka.

"Sampai hari ini belum ditemukan dan mudah-mudahan ditemukan dalam kondisi sehat."

"Kecamatan Bantarujeg, usianya sudah 70 tahun. Namanya Pak Suharja," jelas dia.

Agus menambahkan, bahwa Suharja sendiri diketahui mengidap penyakit dimensia atau linglung.

Suharja tercatat sebagai jemaah haji kloter 10 dan tujuh hari ke depan rencananya dipulangkan ke Indonesia.

"Dia memang mengidap dimensia atau linglung lah."

"Dia masuk kloter 10 dan belum dipulangkan. Sekarang kloter 10 sudah ada di Madinah dan tujuh hari ke depan akan pulang," katanya.

Proses pelaksanaan ibadah haji sendiri saat ini sudah selesai.

Sejak tanggal 4 Juli 2023 lalu, jemaah haji asal Indonesia satu per satu kloter sudah dipulangkan dari Arab Saudi.

Baca juga: Petugas Haji Gelar Istigasah Untuk Doakan Jemaah Haji yang Meninggal, Sakit dan Hilang

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved