Kisah Mr Black Sekolahkan 5 Anaknya ke Ponpes Al Zaytun Indramayu, Kagum dengan Visi Panji Gumilang
Dalam podcast tersebut, Mr.Black tidak menampik jika Panji Gumilang memiliki network ke wilayah
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Pondok Pesantren Al Zaytun akhir-akhir ini tengah menjadi perbincangan hangat publik.
Pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang tersebut disinyalir menyimpang dan tak sesuai dengan syariat islam.
Saat ini pemerintah hingga MUI tengah membuka fakta sebenarnya mengenai pondok pesantren Al Zaytun.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribuncirebon.com Al Zaytun Indramayu adalah lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).
Pembangunan ponpes tersebut dimulai pada 13 Agustus 1996 silam.
Ponpes Al Zaytun resmi dibuka pada 27 Agustus 1999 dan awal pembelajaran dimulai pada 1 Juli di tahun yang sama.
Peresmian Ponpes Al Zaytun dilakukan oleh mantan Presiden B.J. Habibie.
Ponpes yang terletak di Indramayu itu dipimpin oleh Prof. Dr. Dr. (H.C.) Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, alumni Ponpes Gontor.
Pada tahun 2005, Ponpes Al Zaytun menjadi pesantren terbesar se-Asia Tenggara menurut Washington Times.
Pasalnya, Al Zaytun berdiri di atas lahan seluas 1200 hektar.
Tercatat pada 2011 lalu, Ponpes Al Zaytun memiliki 7.000 santri yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, serta dari negara asing, seperti Singapura, Malaysia, Afrika Selatan, serta Timor Leste.
Baca juga: Nyeleneh, Isi Bacaan Syahadat Versi Ponpes Al Zaytun Menyimpang, Panji Gumilang Ngaku Nabi
Puluhan tahun berdiri, Al Zaytun sukses melebarkan sayapnya hingga terkenal ke mancanegara.
Meski saat ini Ponpes Al Zaytun disorot dengan sejumlah polemik dan kontroversinya, rupanya terdapat orangtua yang mendaftarkan lima anaknya pondok pesantren pimpinan Al Zaytun tersebut.
Evi Abdulrosyd lantas menceritakan secara jelas soal keputusannya memasukan kelima anaknya ke Al Zaytun.
Dalam saluran YouTube BANTENPodcast terkuak jika empat anak Evi Abdulrosyd sudah dinyatakan lulus dari Pondok Pesantren Al Zaytun, sedangkan satu anaknya masih menempuh pendidikan di tempat yang sama.
Evi Abdulrosyd atau yang akrab disapa Mr Black mengaku jika Panji Gumilang merupakan sosok yang berpendidikan
"Jadi kebetulan Syekh Panji Gumilang itu bukan orang Lampung, Papua atau Aceh," kata Mr.Black.
"Beliau pernah berkiprah di dunia pendidikan di Matahul Anwar, beritanya seperti itu," lanjutnya.
Dalam podcast tersebut, Mr.Black tidak menampik jika Panji Gumilang memiliki network ke wilayah Pandeglang.
Lebih lanjut, Mr.Black mengungkapkan jika banyak orang menyebut Panji Gumilang merupakan orang baik.
Tak tanggung-tanggung, Mr.Black menilai Panji Gumilang merupakan sosok yang sangat visioner dan pintar.
Atas penilaian tersebut, ia merasa tertarik dengan Pondok Pesantren Al Zaytun.
Hal itulah yang menjadi awal mula Evi Abdulrosyd memasukan kelima anaknya di Al Zaytun.
"Melihat hal itu saya merasa terundang untuk ikut," ucapnya.
"Kalo ada orang punya reputasi baik, saya ingin mencoba, kemudian saya menyekolahkan anak saya ke Al Zaytun," sambung Mr.Black.
Saat ditanya soal ramainya kontroversi Al Zaytun yang dinilai sesaat dan menyimpang, Mr.Black mengaku tidak terprovokasi dengan isu yang sedang berkembang.
Meski begitu, ia tak menampik sempat dicecar oleh anak-anaknya soal isu Al Zaytun.
Dikatakan Mr.Black, anak-anaknya sempat dihujani pertanyaan oleh rekan kerjanya soal polemik Al Zaytun.
Selama menyekolahkan anaknya di Al Zaytun, Mr.Black mengaku tidak menemukan hal-hal yang dianggap kontroversi.
Mr.Black mengaku tidak menyimpan kecurigaan akan ajaran sesat maupun kontroversi yang saat ini ramai diperbincangkan.
Hal ini ia beberkan lantaran sudah lama berinteraski dengan Ponpes Al Zaytun sejak tahun 1999 hingga sekarang.
"Saya sebagai orangtua tidak menemukan hal-hal yang dianggap kontroversi atau provokatif di Al Zaytun sendiri," ucapnya.
"Karena saya berinteraski sangat lama pada tahun 1999 sampai hari ini, berkunjung, bermalam, mengenal pribadi ke pribadi dan menurut saya tidak ada sesuatu yang dianggap yang ada di media atau opini publik sendiri, biasa saja sebetulnya," tambahnya.
Sementara itu, saat disinggung soal NII, Mr.Black mengaku tidak mengetahui NII.
"Saya secara pribadi tidak mengenal apa itu NII, apa itu di luar NII," ucapnya.
"Saya melihat konteks gagasan bukan dalam konteks labeling, yang jelas saya menilai apa yang dipraktikan dari pihak Al Zaytun sangat tidak ada kontroversinya," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Mr.Black lantas mengungkapkan jika dirinya puas akan pendidikan di Al Zaytun.
"Kalau memang ada kontroversi yang dianggap merugikan masa depan anak saya dan keluarga saya, saya menyekolahkan 5 anak saya kalau diibaratkan bahasa marketing berlangganan," katanya.
"Dan saya berlangganan setia, tidak mungkin orang setia menjadi setia jika tidak terpuaskan," ujarnya.
"Saya ini termasuk orang yang dipuaskan dan merasa senang menyekolahkan anak di Al Zaytun," ucapnya.
Mr. Black lantas mengungkapkan jika Ponpes Al Zaytun sendiri merupakan sesuatu yang unik dan otentik.
Menurutnya, tidak ada hal yang aneh mengenai Pondok Pesantren Al Zaytun.
Baca juga: Al Zaytun Dicap Sesat, Terkuak Panji Gumilang Diduga Idap Sindrom Megalamonia, Alami Gangguan Delusi
Kisah Hidup Panji Gumilang, Dulunya Penjual Beras dan Bukan Pendiri Awal Ponpes Al Zaytun
Sosok Syekh Abdussalam Panji Gumilang, pemimpin Pondok Pesantren Ma'had Al Zaytun Indramayu, menjadi sorotan masyarakat dan media hari-hari ini.
Itu tidak terlepas dari berbagai kontroversi yang dilontarkan Panji Gumilang dalam tausiah-tausiahnya dan perilaku ibadah serta amaliah lainnya yang dilakukan di Al Zaytun yang tak sesuai dengan akidah Islam.
Sejak lama Ponpes Al Zaytun dituding sebagai sarang Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen 9. Tudingan yang berasal dari mantan-mantan anggota dan pengurus NII KW 9 itu menyebut bahwa Panji Gumilang adalah imam NII KW 9.
Ponpes Al Zaytun hanya dijadikan kedok dan tameng dari sebuah gerakan makar untuk mewujudkan negara Islam di Indonesia.
Berikut ini kisah perjalanan hidup seorang Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Informasi tentang kisah Panji Gumilang ini disampaikan sosok pendiri asli Yayasan Pendidikan Indonesia, yang menaungi Ponpes Al Zaytun, Imam Supriyanto.
Dilansir dari kanal YouTube tvOneNews pada Kamis 22 Juni 2023, Imam Supriyanto menceritakan pembangunan Ponpes Al Zaytun sebelum akhirnya dipimpin oleh Panji Gumilang.
Awalnya Imam, memiliki keinginan untuk mendirikan pondok pesantren.
Ia pun berkerja sama dengan rekannya yang bernama Haji Sarwani untuk mendirikan Ponpes Al Zaytun.
Singkat cerita Imam bertemu dengan Panji Gumilang, yang kala itu hanya seorang pedagang beras.
Setelah mengenal sosok pendiri Al-Zaytun yang kini tengah jadi perbincangan orang tersebut, Imam tertarik mengajak kerja sama untuk mendirikan pesantren dan permintaan tersebut pun disetujui oleh Panji Gumilang hingga keduanya bekerja sama.
"Panji Gumilang itu dulu teman usaha dagang beras, beliau juga dagang beras dibawa ke Jakarta, saya kan di Subang dulu beli beras," ujar Imam Supriyanto.
"Akhirnya dari interaksi itu bicara-bicara lah saya pikir ini sosok bisa untuk diajak untuk mengembangkan pesantren kita ini," sambungnya.
Selang beberapa waktu, Al-Zaytun pun berdiri, dengan struktur organisasi yang telah jelas adanya.
Seiring berjalannya waktu, salah satu pendiri Ponpes Al Zaytun yaitu Haji Sarwani meninggal dunia.
Mengetahui hal tersebut, Imam pun langsung berkonsultasi dengan notaris.
Dari hasil konsultasi tersebut, ditetapkanlah Panji Gumilang sebagai pimpinan Ponpes Al Zaytun.
"Oleh karenanya di tahun 2005 itu, kita menambah personil badan pendiri yang pada waktu itu saya tinggal sendiri karena Pak Sarwani kan sakit bahkan terus meninggal," ujar Imam.
"Akhirnya kita berdua dengan Pak Panji saya konsultasi kepada Bu Irokayah sebagai notaris."
"Pendiri yang ada mengangkat dan menetapkan empat orang sebagai badan pendiri yaitu Panji Gumilang, Agung Sedayu, kemudian Abu Sabit dan Abdul Halim."
"Nah akhirnya dibuatlah susun badan pembina diketuai oleh Panji Gumilang, sekertarisnya Abdul Halim, saya sebagai anggota dan beberapa anggota yang lain sehingga jumlahnya 13 orang," sambungnya.
Namun dikarenakan hal tersebutlah, tanpa sadar Imam Supriyanto tiba-tiba didepak dari pendiri Al Zaytun, dan dipimpin oleh Panji Gumilang seorang diri.
Imam tak menyangka bahwa Panji Gumilang menyebarkan ajaran yang sesat kepada para jemaah.
Padahal dulunya Al Zaytun memberikan ajaran yang normal sesuai akidah agama islam.
"Pada waktu itu belum terlihat seperti yang sekarang terjadi berjalan normal-normal aja," ujar Imam.
Terdeteksi Ajaran Sesat
Meski telah terdeteksi Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganut ajaran sesat dan menyimpang dari agama Islam, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun beserta pimpinannya Panji Gumilang nyatanya masih sulit untuk ditindak lanjuti sesuai hukum oleh pemerintah.
Ponpes yang berdiri sejak 30 tahun lalu tersebut pun juga tidak ditutup meski terbukti memicu kontroversi bagi umat muslim, terutama di tanah air.
Sebut saja dari tata cara shalat yang menggabungkan shaf wanita dan pria ketika shalat berjemaah, mengizinkan agama lain hadir di tengah shaf saat shalat, mengganti kalimat syahadat, yakni dari semula, 'Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah', diganti menjadi, 'Aku bersaksi tidak ada negara kecuali negara Islam, selain negara Islam maka kafir'.
Kemudian memperbolehkan melaksanakan haji di Indramayu, bukan di Mekkah hingga mengganti salam umat muslim dengan salam yahudi.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan membeberkan cerita awal pondok pesantren Al-Zaytun terbentuk.
Dia mengatakan, sedari awal terbentuk, pesantren Al-Zaytun merupakan produk dari gerakan NII yang diwariskan oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau SM Kartosoewirjo kepada dua pengikutnya, yaitu Ahmad Musadeq dan Panji Gumilang.
"Dari awal memang ini (Al-Zaytun) untuk mewujudkan NII ya, dulu ada dua nama keren (di NII) namanya Ahmad Musadeq dan Panji Gumilang, (keduanya) sama-sama komando wilayah 9 (dalam pergerakan NII)," kata Ken dikutip dari Kompas.com pada Kamis (22/6/2023).
Ken mengatakan, kedua pengikut Kartosoewirjo itu memiliki dua jalan yang berbeda.
Kala itu Ahmad Musadeq keluar dari gerakan yang dibentuk Panji Gumilang dan membentuk gerakan baru, yaitu Al-Qiyadah Al-Islamiyah, dan memilih untuk bergerak dengan ajaran yang sama melalui pendekatan pertanian dan kedaulatan pangan.
Sedangkan Panjdi Gumilang bergerak di dunia pendidikan.
"Kami menganggap ini seperti merekrut kader (untuk gerakan NII), Panji Gumilang memanfaatkan dengan cover pesantren," ucap Ken.
Ken mengatakan, Panji Gumilang sangat lihat memanfaatkan nama pesantren untuk menumbuhkan gerakan NII.
Karena dengan cover pesantren tersebut, kata Ken, pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia akan berpikir dua kali menindak gerakan yang dilakukan oleh Panji Gumilang.
"Dan dengan (cover) pesantren, dana-dana di luar jaringan NII itu masuk lebih enak, dana-dana money laundry yang masuk ke sana tidak berani diaudit karena atas nama pesantren," ucap dia.
Ia juga menyebut kemungkinan besar ada orang-orang dalam pemerintah yang menjadi beckingan yang melindungi pergrakan dalam Al-Zaytun.
Sebab, Al-Zaytun bukanlah pesantren kemarin sore. Lembaga pendidikan yang berdiri di Indramayu, Jawa Barat, itu sudah berdiri sejak 30 tahun lalu.
"Legal yayasan 1993, mulai dibangun 1996, diresmikan 1999. Artinya 30 tahun berdiri ini aman dan sampai sekarang mendapat dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari pemerintah, dan dana BOS bukan ditransfer ke rekening yayasan, tapi ditransfer ke rekening Panji Gumilang," tutur Ken
Sidang Lanjutan TPPU Panji Gumilang Akan Digelar 6 Februari 2025, Agendanya Bantahan Terdakwa |
![]() |
---|
Momen Panji Gumilang Ngeluh ke Hakim, Kedinginan karena AC Saat Sidang TPPU di PN Indramayu |
![]() |
---|
Panji Gumilang Bantah Tuduhan Dugaan TPPU JPU Kepada Dirinya ke Hakim Saat di Persidangan |
![]() |
---|
Babak Baru Kasus TPPU Panji Gumilang, Sebanyak 82 Rekening Jadi Barang Bukti Dalam Persidangan |
![]() |
---|
Sidang TPPU Panji Gumilang, JPU: Uang Hasil Kejahatan Dipakai Terdakwa Bayar Utang Puluhan Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.