Al Zaytun Dicap Sesat, Terkuak Panji Gumilang Diduga Idap Sindrom Megalamonia, Alami Gangguan Delusi
Sindrom itu mendorong Panji Gumilang melontarkan gagasan-gagasan di luar ajaran syariat Islam.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun masih belum menemukan titik terang dalam proses penyelidikan terkait penyimpangan yang di bawa oleh sang pemimpin, Panji Gumilang.
Mulai dari penyimpangan cara shalat dengan mnyempurkan saff wanita dengan pria, mengganti kalimat syahadat, pelaksanaan haji tak perlu ke arab hanya cukup di Indramayu, penggunaan salam yahudi, adzan yang dirubah, dan lain-lain.
Jika dilihat dari rekam jejak kepemimpinan menyimpang yang dibawa Panji Gumilang, berkaitan erat dengan kepribadiannya sebagai seorang pemimpin, yang juga kerap menganggap dirinya sebagai Khalifah setelah Nabi Muhammad SAW.
Hal ini sangat terlihat jelas dengan pernyataan Ken yang mengatakan bahwa Panji Gumilang juga membangun struktur negara di dalam negara yang menjadikannya sebagai presiden dari negera yang dibuatnya tersebut.
Baca juga: Kisah Hidup Panji Gumilang, Dulunya Penjual Beras, Bukan Pendiri Awal Ponpes Al Zaytun
Panji Diduga Mengalami Sindrom Megalomania
Pakar Komunikasi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Uwes Fatoni mengungkapkan pemicu Panji Gumilang sering buat kontroversi adalah sindrom megalomania.
Sindrom itu mendorong Panji Gumilang melontarkan gagasan-gagasan di luar ajaran syariat Islam.
Tujuannya agar Panji Gumilang dinilai hebat oleh jemaahnya.
Diketahui, Panji Gumilang sangat diagungkan hingga dipanggil syekh oleh jemaahnya.
"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (17/6/2023).
Apalagi sebagai pemimpin dan figur sentral ponpes, Uwes menjelaskan, syekh Panji Gumilang tak bisa dipertanyakan ulang atau dibantah oleh para santrinya.
"Ketika gagasan-gagasan itu muncul di media sosial yang kemudian menciptakan keresahan bagi masyarakat, khususnya umat Islam di Indramayu, maka wajar jika masyarakat melakukan penolakan," ujar Uwes.
"Sebab, ketika isu tentang pesantren Al-Zaytun itu bukan sekadar masalah pesantrennya, tetapi juga menjadi masalah bagi umat Islam yang ada di lingkungan sekitarnya," sambungnya.
Baca juga: Dandim Indramayu Terseret Polemik Al Zaytun Gegara Ada 2 Video Viral di Medsos, Berikan Klarifikasi
Lalu, apa itu megalomania?
Dilansir dari Kompas.com, delusion of grandeur atau megalomania adalah salah satu jenis delusi yang dimiliki oleh seseorang yang bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit gangguan mental lainnya.
Seseorang dengan gangguan megalomania akan merasa bahwa dirinya lebih hebat dan lebih berkuasa daripada orang lain.
Meskipun terdapat beberapa fakta dan pandangan orang lain yang menunjukkan bahwa penderita megalomania bukan orang yang hebat, namun kedua hal tersebut cenderung diabaikan.
Gejala megalomania
Ada beberapa gejala megalomania yang kerap muncul, antara lain :
- Menganggap dirinya selalu benar
- Selalu berusaha untuk membuat orang lain percaya kepada dirinya
- Cenderung menghindar atau marah ketika anggapan orang lain berbeda dengan dirinya
- Menganggap dirinya hebat meskipun sudah terdapat fakta-fakta yang membuktikan sebaliknya
- Sulit untuk akrab dengan orang lain
- Mengalami gangguan delusi yang lainnya
Dilansir dari Healthline, gejala megalomania sedikit sulit untuk dikenali, kecuali jika mengidap jenis gangguan mental yang lainnya.
Orang-orang yang mengalami gangguan megalomania biasanya juga tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya, sehingga terkesan seperti menarik diri dari kehidupan sosial.
Penyebab megalomania
Dilansir dari WebMD, penyebab megalomania tidak diketahui secara pasti.
Namun, megalomania biasanya tidak muncul sendiri karena dibarengi dengan delusi penganiayaan yang membuat penderita merasa bahwa orang lain akan membahayakan dirinya.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang akan memicu terjadinya megalomania, di antaranya :
- Stres
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Terdapat riwayat gangguan mental di dalam keluarga
- Ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak
- Pengasingan diri atau tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang lain
- Setelah mengenal apa itu megalomania, gejala, serta penyebabnya, melakukan tindakan pencegahan sangat direkomendasikan.
Ketika masalah kesehatan mental ini tidak ditangani dengan baik, megalomania bisa memicu gangguan delusi lainnya, seperti kepribadian ganda atau bipolar dan skizofrenia.
Sidang Lanjutan TPPU Panji Gumilang Akan Digelar 6 Februari 2025, Agendanya Bantahan Terdakwa |
![]() |
---|
Momen Panji Gumilang Ngeluh ke Hakim, Kedinginan karena AC Saat Sidang TPPU di PN Indramayu |
![]() |
---|
Panji Gumilang Bantah Tuduhan Dugaan TPPU JPU Kepada Dirinya ke Hakim Saat di Persidangan |
![]() |
---|
Babak Baru Kasus TPPU Panji Gumilang, Sebanyak 82 Rekening Jadi Barang Bukti Dalam Persidangan |
![]() |
---|
Sidang TPPU Panji Gumilang, JPU: Uang Hasil Kejahatan Dipakai Terdakwa Bayar Utang Puluhan Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.