Viral

Wabah Tranq Mengintai Amerika Serikat, Warga Philadelphia Bak Zombie Berkeliaran di Jalanan

beredar sebuah video yang menyebutkan sejumlah warga Philadelphia, Amerika Serikat terlihat seperti zombie, beredar di media sosial.

twitter
Wabah Tranq Mengintai Amerika Serikat, Warga Philadelphia Bak Zombie 

TRIBUNCIREBON.COM - Bak wabah zombie, itulah yang saat ini gambaran yang terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat.

Wabah zombie tersebut bukan sepenuhnya demikian, melainkan sejumlah warga Philadelphia terkena wabag Tranq.

Banyak dari mereka berdiri bungkuk hingga tiduran di pinggir jalan.

Tak hanya itu, wajah mereka pun tampak sayu dan tidak fokus.

Karenanya banyak orang menyebutnya sebagai wabah zombie.

Sebelumnya, beredar sebuah video yang menyebutkan sejumlah warga Philadelphia, Amerika Serikat terlihat seperti zombie, beredar di media sosial.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Twitter ini, Minggu (28/5/2023).

Warga tampak seperti zombie disebut-sebut karena wabah Tranq.

"Rekaman epidemik tranq di Philadelphia," tulis pengunggah.

Baca juga: WASPADA, Dunia Diintai Virus Zombie, Ilmuwan Prancis Sebut Ada di Danau Rusia

Dalam video tersebut, terlihat orang-orang yang tiduran, duduk, maupun berdiri membungkuk di trotoar pinggir jalan.

Dilihat dari wajahnya, mereka tampak sayu dan tidak fokus.

Hingga Senin (29/5/2023) pagi, unggahan tersebut telah tayang sebanyak 18,7 juta kali, disukai 68.200 pengguna Twitter, dan dibagikan 7.567 kali.

Lalu, apa itu wabah tranq yang disebut-sebut bikin warga AS seperti zombie seperti dalam video tersebut?

Wabah Tranq Mengintai Amerika Serikat, Warga Philadelphia Bak Zombie Berkeliaran di Jalanan
Wabah Tranq Mengintai Amerika Serikat, Warga Philadelphia Bak Zombie Berkeliaran di Jalanan (twitter)

Tempat penjualan narkoba

Dikutip dari New York Post, rekaman video tersebut menunjukkan keadaan daerah Kensington, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Wilayah ini umum dikenal sebagai pasar bebas narkoba sehingga banyak dipenuhi pengguna narkoba yang melamun atau pingsan di pinggir jalan.

Para pecandu ini disebut menggunakan obat xylazine atau di lingkungan mereka akrab disebut "tranq".

Obat penenang ini digunakan untuk meningkatkan efek dari narkoba jenis heroin, kokain, dan fentanil.

"Xylazine telah memukul Philadelphia dengan sangat keras, menyebabkan peningkatan kematian akibat overdosis serta luka parah yang dapat menyebabkan sepsis (infeksi) dan amputasi," kata Departemen Kesehatan dan Dewan Kesehatan Philadelphia.

Baca juga: ARTI Train to Busan Viral di TikTok, Pertarungan Gong Yoo Melawan Segerombolan Zombie di Kereta

Obat tranq

Dilansir dari The New York Times, obat xylazine atau tranq dikembangkan pada 1962 sebagai obat bius dalam kedokteran hewan.

Uji coba pada manusia dilarang karena obat tersebut menyebabkan depresi pernapasan dan tekanan darah rendah.

Meski begitu, obat ini justru menjadi pengganti heroin sekitar tahun 2000-an.

Pada tahun 2011, sebuah penelitian menemukan orang-orang di daerah pertanian Puerto Rico menyuntikkan obat anestesi kuda sehingga mengalami luka kulit yang parah.

Kemudian, tranq semakin populer pada 2018.

Selama pandemi, obat xylazine banyak dibeli dengan resep dokter hewan sebagai pengganti opioid, obat nyeri dan narkotika, yang murah.

Efek tranq

Menurut DailyMail, obat ini membuat korban menderita rasa kantuk yang tidak terkendali, pernapasan melambat, ketidaksadaran, serta luka terbuka.

Pengguna akan berkeliaran di jalanan dalam keadaan seperti kesurupan, tidak menyadari gerakan mereka, tergeletak di trotoar yang kotor, dan berisiko mengalami kekerasan atau pelecehan.

Saat ingin berhenti, mereka akan mengalami migrain, penglihatan ganda, mual, mati rasa di jari tangan dan kaki, berkeringat, kecemasan, dan tubuh bergetar.

Karena efek saat tidak memakai obat ini tidak enak dan kecanduannya sulit diatasi, mereka jadi terus-terusan menggunakan tranq bahkan dalam dosis lebih besar.

Wabah tranq

Badan Narkotika Amerika Serikat (DEA) mengumumkan xylazine atau tranq sebagai ancaman serius bagi warga negara mereka.
Konsumsi narkotika campuran antara fentanil dan xylazine terus meningkat.

Padahal, pengguna berisiko lebih tinggi menderita keracunan obat fatal dan efek kecanduannya tidak bisa diatasi.

Parahnya, tranq telah ditemukan di dalam lebih dari 90 persen sampel fentanil di Philadelphia.

Ruang gawat darurat di sana juga melaporkan korban luka kulit dan jaringan tubuh meningkat empat kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2021, ada lebih dari 107.000 kematian akibat overdosis obat.

Jumlah ini meningkat hampir 15 persen dari tahun sebelumnya. Mayoritas korban meninggal akibat fentanil.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved