Ramadan

Miris Korban Gempa Cianjur Sholat Tarawih di Masjid Darurat dari Bambu Beralaskan Terpal, Atap Asbes

Sudah 4 bulan berakhir para penyintas gempa bumi Cianjur melalui hari-harinya di tenda pengungsian atau hunian sementara, menunggu bantuan pemrintah

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Fauzi Noviandi
Puluhan warga korban gempa Cianjur saat melaksaan sholat tarawih berjamaah di masjid darurat, Rabu (22/3/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi. 

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Empat bulan lalu gempa bumi magnitudo 5.6 mengguncang Kabupaten Cianjur, dan berdampak terhadap 16 kecamatan di wilayah tersebut. Akibatnya ratusan warga korban gempa Cianjur meninggal dunia. 

Selain itu puluhan ribu rumah lain dan puluhan tempat ibadah rusak akibat gempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu. 

Sudah empat bulan berakhir para penyintas gempa bumi Cianjur melalui hari-harinya di tenda pengungsian atau hunian sementara, sambil menunggu bantuan dari pemerintah, Rabu (22/3/2023). 

Kini memasuki Ramadhan 2023, warga di Kampung Garogol RT 03/03, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur menggelar sholat tarawih di masjid darurat yang didirikan para relawan dan warga setempat. 

Di mulai sejak tadi malam. Saat itu, masyarakat yang baru menunaikan ibadah solat magrib berjamaah mendapat informasi dari seorang muadzin yang langsung mengumumkan melalui pengeras suara.

Sang muadzin itu meminta agar warga segera menyiapkan diri untuk melaksanakan sholat tarawih bersama. 

Pengumuman tersebut menjadi sebuah tanda bagi masyarakat sekitar bahwa bulan penuh berkah yang dinanti-nanti sudah tiba. 

Masyarakat pun langsung bersiap-siap dan merapihkan pakian serta perlengkapan untuk beribadah solat terwih. Anak-anak, remaja hingga orang tua mulai berduyun-duyun mendatangi masjid jami terdekat. 

Sebelum masuk masjid mereka mengambil air wudhu dari sebuah tempat penampungan air.

Saat adzan, masjid darurat yang dibangun dari bambu itu mulai dipadati masyarakat. 

Selesai menunaikan solat isya berjamaah, imam masjid mulai berdiri di hadapan para jemaah untuk khobat pertama sholat tarawih

Meski beralaskan terpal, dan beratapkan asbes yang ditopang bambu puluhan warga Kampung Garogol begitu khusu dan khidmat saat menjalankan terawih berjamaah. 

"Sedih sekalih belum ada masjid, karena rusak akibat gempa bumi. Mudah-mudahan ada donatur untuk membangun Masjid Jami Miftahul Khoer," ungkap Iis Sadiah (52) usai menunaikan solat terawih berjamaah. 

Iis yang sambil mengais sejadah dan mukena itu mengaku sangat khusu saat menjalankan solat terawih berjamaah, walaupun masjid yang biasa digunakan itu hanya ditutupi terpal. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved