Imbas Pelajar dan Alumni Konsumsi Narkoba, Semua Pelajar SMAN 1 Lembang Bakal Jalani Tes Urine

Pihak SMAN 1 Lembang akan mengagendakan tes urine terhadap siswa lain untuk memastikan mereka tidak terlibat penyalahgunaan narkotika.

Shutterstock
Ilustrasi pria 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Pihak SMAN 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) langsung bergerak menentukan langkah seusai pelajar dan alumni ditangkap polisi karena terlibat penyalahgunaan narkotika jenis tembakau sintetis.

Seperti diketahui, polisi menangkap 38 orang terkait penyalahgunaan narkotika itu. Dari jumlah tersebut 17 orang di antaranya dari SMAN 1 Lembang, yakni 8 pelajar dan 9 alumni, sedangkan 21 orang dari sekolah lain dan warga sipil.

Humas SMAN 1 Lembang, Bambang Setiawan mengatakan, setelah adanya kejadian ini pihaknya akan mengagendakan tes urine terhadap siswa lain untuk memastikan mereka tidak terlibat penyalahgunaan narkotika.

Baca juga: Pelajar dan Alumni SMAN 1 Lembang yang Ditangkap Ternyata Belum Lama Konsumsi Narkotika

"Untuk tes urine kami agendakan, sebetulnya dari pihak sekolah pencegahan sudah ada dari dulu, seperti saat pelajar masuk, kami melakukan razia, dan tas juga digeledah," ujarnya saat dihubungi, Minggu (18/3/2023).

Ia mengatakan, saat ini pelajar yang terlibat tersebut sudah menjalani rehabilitasi dan sudah bisa masuk ke sekolah lagi mengingat mayoritas dari mereka yakni kelas XII yang sedang melaksanakan ujian.

"Kalau yang kelas XII kasihan mereka lagi ujian, kalau kita cut masa depannya bagaimana. Sudah apes, terus sama sekolah dikenakan sanksi ya kasihan juga," kata Bambang.

Sebelumnya, anggota Komite SMAN 1 Lembang, Solih Rudiyana mengatakan, setelah adanya 8 pelajar dan 9 alumni yang menyalahgunakan narkotika ini, pihak sekolah harus melakukan screening sebagai langkah meningkatkan pencegahan.

Baca juga: Sepak Terjang Anak Lilis Karlina di Dunia Narkoba, Kenal Narkotika Usia 13 Tahun, Punya Anak Buah

"Pencegahannya bisa melalui tes urine kepada semua pelajar, tapi harus dilakukan dulu pembahasan bersama ketua komite, kepala sekolah, dan anggota komite lain untuk menentukan sistem yang akan diterapkan saat screening itu," ucap Solih.

Tak hanya itu, kata dia, pihak sekolah juga harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan bagi semua pelajar agar kejadian yang sama tidak kembali terulang karena hal ini bisa mencoreng citra baik sekolah yang sudah dibangun.

"Pihak sekolah harus lebih aware, jangan sampai dengan perbuatan segelintir orang ini prestasi SMAN 1 Lembang seperti kemarau satu tahun basah dengan hujan satu hari. Artinya, dengan ada permasalah yang menonjol ini, akhirnya hilang semua prestasi yang pernah ada," katanya.
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved