Kecelakaan Maut di Pangandaran

Dokter Suntoro Meninggal Akibat Tabrakan Ambulans Vs Truk di Pangandaran, Ini Sosoknya

Seorang dokter menjadi korban meninggal dunia akibat tabrakan maut antara mobil ambulans vs truk di Pangandaran.

Tribun Jabar/Padna
Kondisi di lokasi TKP setelah kejadian tabrakan maut mobil ambulans Vs Truk Bermuatan Sepeda Motor 

Tangis keluarga dan warga pecah saat jenazah dr Laurensius Suntoro (59) korban kecelakaan maut di Pangandaran sampai di rumah duka.

Setelah kecelakaan maut di Pangandaran, jenazah dr. Laurensius Suntoro atau biasa disapa dr Suntoro sempat dibawa ke Puskesmas Sindangwangi dan kemudian dibawa ke rumah duka.

Jenazah dr. Suntoro dibawa ke rumah duka  di wilayah Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, yang merupakan tempat kliniknya untuk melayani masyarakat.

Seperti yang terlihat dalam video diterima Tribunjabar.id, setibanya di rumah duka, keluarga, warga dan beberapa pasien menyambut sedih kedatangan jenazah dr Suntoro.

Sambil melihat jenazah yang dikeluarkan dari dalam mobil jenazah, semua yang berada di halaman rumah duka turut berdukacita dan menangis histeris.

Suasana di lokasi TKP seusai tabrakan maut yang melibatkan mobil ambulans dengan truk bermuatan sepeda motor
Suasana di lokasi TKP seusai tabrakan maut yang melibatkan mobil ambulans dengan truk bermuatan sepeda motor (Tribun Jabar/Padna)


Mereka menyayangkan, dr. Suntoro yang cukup terkenal dan baik itu meninggal dunia akibat kejadian tabrakan di Pangandaran.

Selain terkenal dan baik, warga yang biasa berobat ke tempatnya itu menganggap almarhum dr. Suntoro ini sebagai dokter yang senior.

Seperti yang disampaikan Enong Sulimah (55) satu warga di Padaherang, Kabupaten Pangandaran.

Bukan hanya Ia dan keluarga, kalau sakit, tetangga lain juga banyak yang datang ke almarhum dr Suntoro untuk berobat.

"Banyak yang berobat ke almarhum, cepat  sembuh. Terus, pelayanannya juga baik, orangnya ramah. Kalau konsultasi, orangnya enak dibawa ngobrol," ujar Enong kepada Tribunjabar.id di depan rumahnya di Padaherang, Senin (13/3/2023) siang.

Sementara satu warga lainnya, Diana Mardiana (28) mengatakan, dr Suntoro itu buka praktek di kliniknya sudah cukup lama.


"Waktu almarhum kakek juga, kalau sakit berobatnya sering kesitu. Mungkin karena obatnya cocok," katanya.

Dahulu waktu sekolah, Ia juga sempat berobat ke dr Suntoro karena mempunyai penyakit Epilepsi yang dideritanya.

"Saya, dulu punya penyakit Epilepsi. Tapi, berobat kesitu alhamdulilah sembuh sampai sekarang. Sebelumnya, kan saya harus berobat ke Tasikmalaya."

"Pokoknya, banyak yang cocok kalau berobat ke dokter Suntoro," ucap Diana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved