Kemarau Panjang 2023 Lebih Lama dari 3 Tahun Sebelumnya, Karhutla Mengancam, BNPB Siapkan Ini

BNPB memprediksi pada tahun 2023 curah hujan akan menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir. 

Editor: dedy herdiana
TRIBUN JABAR/SYARIF ABDUSSALAM
Ilustrasi lahan sawah kekeringan di musim kemarau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), memprediksi pada tahun 2023 curah hujan akan menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.  

TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), memprediksi pada tahun 2023 curah hujan akan menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir. 

Seiring dengan prediksi kekerinan atau kemarau panjang tersebut, BNPB menyiapkan strategi pencegahan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Hal itu diungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat menghadiri Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2023 yang dihelat di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta pada Jumat (20/1/2023). 

Baca juga: Gempa M 6,2 Guncang Aceh Singkil, Warga Panik Rasakan Getaran 3-10 Detik, TRC Diturunkan

Suharyanto mengatakan, potensi terjadinya Karhutla juga semakin tinggi karena kondisi lahan akan ikut kering jika curah hujan menurun. 

"Tahun 2023 diprediksi cuaca kemaraunya lebih tinggi dibanding tahun 2022, 2021 dan 2020. BNPB siapkan langkah-langkah pencegahan agar karhutlanya dapat dikendalikan dan diatasi," ujar Suharyanto seperti dilansir dari laman BNPB, Sabtu (21/1/2023).

Kondisi areal persawahan yang mengalami gagal panen di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Rabu (26/6/2019).
Kondisi areal persawahan yang mengalami gagal panen di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Rabu (26/6/2019). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Adapun langkah-langkah yang dimaksud antara lain dengan berkoordinasi dengan kementerian / lembaga dan pemerintah daerah, menyiapkan operasi darat dan udara serta melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). 

"Rencana 2023, kita akan menyiagakan lebih banyak helikopter, 49 unit helikopter. Jika masih kurang, BNPB akan berupaya memenuhi kebutuhan," kata Suharyanto

"Helikopter untuk patroli dan water bombing, kemudian melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk merekayasa cuaca, termasuk menyiapkan dana siap pakai untuk operasional," lanjutnya. 

Baca juga: Apa Itu Badai Squall Line? Picu Cuaca Ekstrem, BNPB Akan Modifikasi Cuaca, BMKG Minta Warga Waspada

Kepala BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah agar menetapkan status kedaruratan, karena BNPB belum bisa memberikan dukungan jika belum ada status tersebut. 

"Dana BNPB bisa mendukung masuk ke daerah, syaratnya jika sudah ada status siaga darurat atau tanggap darurat," pungkasnya. 

Sementara itu, upaya melakukan penanganan Karhutla pada tahun 2022 yang lalu cukup berhasil, lahan yang terbakar pun menurun dibandingkan tahun 2021. 

Pada tahun 2022 BNPB menurunkan 55 unit helikopter water bombing dan 33 unit untuk patroli. Luas lahan terbakar menurun dari 358.867 hektar pada tahun 2021 menjadi 204.894 hektar pada 2022. 

Faktor alam juga mempengaruhi turunnya luas lahan terbakar, tahun 2022 kondisi cuaca relatif lebih basah dari tahun 2021.  (*)

Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Suharyanto, Kepala BNPB Baru, Lulusan Terbaik Sesko TNI Tahun 2013

 

Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved