Gempa Bumi Cianjur

Seorang Perempuan di Cianjur Teriak ke Presiden Jokowi, Minta Pencarian Ibu dan Adiknya Diteruskan

Sri meminta pencarian ibu dan adiknya yang tertimbun longsor setelah gempa Cianjur bisa diteruskan.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Fauzi N
Sri Kania Wahyuni warga Cimahi tengah menangis saat teriakannya tak didengar Presiden Jokowi. Ia meminta pencarian korban gempa Cianjur terus dilanjutkan. 

Laporan Kontributor Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Tangis wanita itu pecah seketika saat teriakan meminta tolong kepada Presinden Jokowi untuk terus mencari ibu dan adiknya yang hilang di titik tanah longsor akibat gempa bumi tak terdengar oleh sang presiden, Senin (5/12/2022). 

Wanita tersebut adalah Sri Kania Wahyuni.

Dia sengaja datang ke lokasi relokasi di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur

Dia bersama sejumlah warga sengaja datang untuk menemui Jokowi dan meminta proses mencarian terhadap anggota keluarganya yang hilang untuk terus dilakukan hingga ditemukan. 

Wanita berusia 34 tahun tersebut sengaja pergi dari tempat tinggalnya di Cimahi setelah mendapatkan infromasi ibu dan adiknya menjadi korban hilang akibat gempa bumi Senin (21/11/2022) lalu. 

Hingga memasuki hari Ke-14 dengan optimistis dan yakin, ibu dan adiknya tersebut dapat ditemukan petugas SAR gabungan, padahal operasi pencarian berakhir pada Selasa (6/12/2022). 

Saat mendengar Presiden Jokowi akan mengunjungi Cianjur, dia bersama sejumlah warga yang anggota keluarganya masih hilang di lokasi longsor berduyun-duyun datang ke titik yang akan dikunjungi orang nomor satu di Indonesia tersebut. 

Sejak pagi pukul 08.00 WIB, Sri dan beberapa warga di Kampung Cijedil duduk di sebelah tempat pembangunan rumah hunian tetap bagi warga terdampak gempa bumi untuk menunggu Jokowi. 

Sekian menit berlalu dan akhirnya Jokowi datang.

Wajah Sri sekilas berubah menjadi tegang untuk menyampaikan keinginanya. 

"Saya ke sini datang bukan untuk meminta rumah relokasi. Meski rumah yang ditempat ibu saya juga hancur, saya ke sini untuk minta agar pencarian terus dilakukan, karena ibu dan adik saya belum ditemukan," ucapnya kepada wartawan. 

Saat kejadian gempa bumi, ibu dan adiknya yaitu, Dewi Heriani (55) Muhammad Ikhsan Faturohman (22) sedang istirahat di rumah di Kampung Cijedil RT 03/01, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang

Sri Kania tiba-tiba terbangun dari duduknya saat dia mengetahui Jokowi dan rombongan akan pergi setelah meninjau tempat relokasi.

Ia langsung berlari dan menempus barisan Paspampres yang menjaga Jokowi. 

"Pak Jokowi saya minta agar pencarian terus dilakukan, ibu dan adik saya belum ditemukan," teriak Sri pada Jokowi yang melintas di hadapanya dan dijaga ketat petugas Paspampres dan anggota TNI. 

Sri menangis sambil menggerutu, karena kesal teriakannya tak didengar Jokowi. 

Tangisanya pun pencah ketika Jokowi terus berjalan menuju mobil yang ditumpanginya dan segera pergi meninggalkan lokasi Sri dan sejumlah warga lainya berada. 

"Katanya saya disuruh ke sini untuk menyampaikan perpanjangan pencarian ibu dan adik saya, tapi yang dibahas cuman relokasi, sekarang saya sudah tak percaya dengan pemerintah, masih mampu buat mencangkul tanah longsor," tuturnya sambil menangis. 

Wanita kelahiran Cianjur tahun 1988 tersebut pun terus menangis dipelukkan Camat Cugenang. Hingga akhirnya dia pergi bersama seorang saudaranya dengan tangan kosong. 

Akhirnya ia bersama beberapa warga yang masih berharap agar anggota keluarnya yang belum ditemukan itu kembali lagi ke lokasi pencarian di Kampung Cijedil. 

Baca juga: Presiden Jokowi Kembali Datangi Lokasi Gempa Cianjur untuk yang Ketiga Kalinya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved