Tragedi Kanjuruhan
Kondisi Memilukan Korban Tragedi Kanjuruhan, Selamat Tapi Hilang Ingatan, Mata Masih Merah
Meski selamat dari maut, sejumlah korban Tragedi Kanjuruhan kini kondisinya memilukan.
Sembari memegangi ponsel, Cahayu juga menunjukkan, foto-foto dia bersama temannya saat berada di tribun 12 Stadion Kanjuruhan.
Dia juga menunjukkan foto bersama teman perempuannya, yang menjadi korban meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan.
"Ini teman saya. Namanya Najwa. Dia sudah meninggal dunia," kenang Cahayu sembari menunjukkan fotonya bersama almarhum di Stadion Kanjuruhan.
3. Jalani terapi
Saat ini, Cahayu menjalani rawat jalan di rumahnya yang berada di Jalan Pulau Galang No. 2, Ciptomulyo, Kota Malang.
Dia juga akan menjalani terapi untuk memulihkan kembali, tangan kanannya agar bisa digerakkan.
"Harapan saya, anak saya ini bisa segera sembuh, segera pulih, agar bisa kembali ceria. Karena sebelum kejadian dia selalu ceria. Dan selalu merawat neneknya yang saat ini juga sakit," tandasnya.
4. Bocah SMP matanya belum normal
Nasib pilu juga dialami Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang yang selamat dari tragedi Kanjuruhan, namun kondisi matanya belum bisa normal.
Hingga kini, mata Raffi yang mengalami iritasi parah akibat terkena tembakan gas air mata saat tragedi Kanjuruhan itu masih berwarna merah.
Saat ditemui di rumahnya yang terletak di Jalan Prof Moh Yamin Gang 2A, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, terlihat iritasi matanya cukup parah. Dimana pada bagian mata yang biasanya berwarna putih, kini seluruhnya berwarna merah.
"Saat itu, saya menonton di Stadion Kanjuruhan bersama kakak saya, Yuspita Nuraini (25) dan beberapa teman lainnya. Ketika itu, kami duduk di Tribun 10," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (9/10/2022).
Saat itu, tiba-tiba aparat keamanan menembakkan gas air mata tepat di hadapannya. Jaraknya pun cukup dekat, hanya sekitar 2 meter.
Ia pun berada di kepulan asap gas air mata selama 15 menit. Ia pun panik dan mencoba menyelamatkan diri naik ke area Tribun 12.
"Setelah itu saya sesak, dan di depan saya ada orang pingsan. Dan dari arah belakang, desak-desakan dan dorong-dorongan. Setelah itu, saya enggak bisa nafas, diam lalu pingsan. Kalau tidak