HUT TNI 2022

Cerita Sang Intelijen Andi Nurdin Mulai Operasi Tumpas DI/TII hingga Jadi Pengawal Jenderal Nasution

Veteran Pelda Andi Nurdin (85), sang legenda Intelijen dari Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana atau Yonif 310/KK menceritakan saat . . .

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Dian Herdiansyah
Saat Pelda Andi Nurdin menceritakan pengalamannya kepada Anggota Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana atau Yonif 310/KK, Kamis (6/10/2022). 

"Pada saat itu, dari Yonif Kidang Kencana 310 ada 11 orang korban. Karena PKI di Kalimantan juga dilengkapi senjata api, sempat saling adu tembak di daerah Kalimantan Barat sungai sekayam," ucapnya.

"Kemudian dari Dari hasil operasi penumpasan tersebut kita mendapat 250 pucuk senjata hasil rampasan dari PKI," terangnya.

Dalam tugas itu, Andi menyebut Yonif 310/KK menerapkan operasi pola serupa seperti operasi pagar betis saat penumpasan DI/TII Jawa Barat.

 "Selama 7 bulan itu kita kepung di setiap gunung-gunung yang ada di Kalimantan Barat, setiap hari dari jam 6 pagi hingga jam 5 sore kita jalan kaki untuk mencari antek-antek PKI itu mau hujan panas kita jalan terus sampai sepatu habis [rusak]," ucapnya.

Jadi Pengawal Jendral AH Nasution

Setelah keberhasilan operasi penumpasan mulai dari pemberontakan DI/TII dan antek-antek PKI di Kalimantan Barat, Andi ditugaskan sebagai pengawal Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution atau sering disebut AH Nasution. Dia merupakan target yang selamat dari upaya pembunuhan G30S PKI.

Andi ditugaskan mengawal AH Nasution yang saat itu dilantik menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). 

"Nah saya jadi salah satu pengawalnya untuk memastikan keamanan Pak Nasution, ibaratnya kalau dia diracun atau apapun yang menimpa Pak Nasution itu saya yang mati duluan," ungkapnya. 

Sampai akhirnya Jenderal Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967, Andi memilih untuk pensiun dini dan menetap di Sukabumi.

Saat ini Andi tercatat sebagai warga Jalan Pelda Suryanta, RT.01, RW. 05, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. 

"Saya punya anak 2 cucu 2, sekarang tinggal di rumah bersama menantu kalau anak saya jadi Dosen di Makassar," katanya. 

Dari jerih payahnya mempertahankan negara dari Andi mendapatkan dua penghargaan dari Pemerintah yakni penghargaan Dwikora dan jasa di Kalimantan setiap bulan dapat uang pensiunan.

 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved