INNALILLAHI, Dr Pindi Setiawan, Dosen FSRD ITB Penemu Lukisan Cap Tangan Tertua Meninggal Dunia

Innalilahi wainna ilaihi rajiun, Dr Pindi Setiawan bin Primadi Tabrani, dosen FSRD ITB penemu lukisan cap tangan manusia purba tertua, meninggal dunia

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Facebook
Dr Pindi Setiawan bin Primadi Tabrani, dosen FSRD ITB penemu lukisan cap tangan manusia purba tertua, meninggal dunia di RS Harapan Kita Jakarta, Jumat (9/9/2022) pagi. 

Lokasi hutan yang lebat, dan pegunungan yang tinggi menjadi tantangan selama melakukan penelitian. Ditambah lagi, letak gua yang akan dituju berada di tempat yang tinggi. Sedikitnya sudah 500 gua ditemukan di kars Sangkulirang, namun yang ada lukisan cap tangan hanya 50 gua saja.

"Dari ribuan gambar, ada beberapa imaji yang menarik perhatian saya. Imaji itu tidak sejalan dengan teori yang dipakai arkeolog selama ini, yang mengira bahwa gambar-gambar di Indonesia dibuat oleh orang-orang Austronesia. Orang ini datang ke Indonesia kira-kira 3.000 tahun lalu, artinya masih baru," ucapnya.

Namun yang ditemukan di Maros (Sulawesi) dan Sangkulirang (Kalimantan), dijelasknya, beberapa gambar menunjukkan bahwa bukan orang Austronesia yang menggambar. Hal itu dibuktikan dengan gambar binatang tapir. Binatang ini diketahui punah 6.000 tahun lalu di Indonesia.

"Rasanya orang kalau menggambar tapir harus pernah melihat hewannya kan, karena imaji itu adalah imaji yang seperti dilihat, jadi menggambarkan apa yang dilihat, bukan menggambarkan apa yang dipikirkan," katanya.

Hipotesis selanjutnya yang ia paparkan, ditemukan pula gambar trenggiling, namun bentuknya sedikit berbeda. Ternyata hewan itu merupakan trenggiling raksasa yang sudah punah di Indonesia 30.000 tahun lalu. "Berarti secara analisis gambar, dia (orang yang membuat cap tangan) kira-kira 30.000-35.000 tahun," katanya.

Pindi juga menemukan gambar alat buru memakai pelontar tombak. Alat itu hanya bisa dipakai di ruang terbuka atau savana. Daerah sekarang di Kalimantan seperti diketahui adalah hutan tropis. Lalu kenapa alat tersebut bisa digambarkan.

"Apakah dia bertualang ke daerah Savana? Ternyata menurut sejarah Geologi, hutan tropis baru ada di pesisir Kalimantan Timur 8.000 tahun lalu. Berarti alat itu dipakai oleh orang-orang ketika Kalimantan masih savana," kata dosen pada Kelompok Keahlian Komunikasi Visual dan Multimedia ini.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved