Keraton di Cirebon
Menyingkap Sejarah Goa Sunyaragi Tempat Bermain Putra-putri Keraton Cirebon, Ada Sederet Hal Mistis
Menyebut nama Goa Sunyaragi, otomatis khalayak akan mengingatnya sebagai salahsatu destinasi wisata di Kota Cirebon
TRIBUNCIREBON.COM - Menyebut nama Goa Sunyaragi, otomatis khalayak akan mengingatnya sebagai salahsatu destinasi wisata di Kota Cirebon.
Bahkan pastinya semua masyarakat Cirebon langsung paham bahwa tempat wisata itu lokasinya berada di kelurahan Sunyaragi, Kecematan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Namun apakah semua orang tahu bahwa Goa Sunyaragi itu sebenarnya memiliki nilai sejarah yang terkait dengan keraton di Cirebon? Bahkan konon didalamnya terdapat sederet hal mistis?
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Horor di Jawa Barat, Salah Satunya Ada Goa Sunyaragi di Cirebon

Nah untuk mengetahuinya, mati kita coba untuk menyingkap soal sejarah Goa Sunyaragi dan konon di dalamnya terdapat 5 hal mistis.
Dilansir Tribuncirebon.com dari Wikipedia, Gua Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi merupakan sebuah situs bersejarah di Kota Cirebon yang digunakan oleh para sultan di masa lalu untuk bermeditasi dan mengatur strategi perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720, penamaan Sunyaragi berasal dari kata Sunya yang artinya “Sepi” dan Ragi yang artinya “Raga” versi Carub Nagari.
Maka bisa diartikan Gua Sunyaragi merupakan tempat bagi para raja untuk bermeditasi, menenangkan atau mengendalikan raga.
Gua Sunyaragi didirikan pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati dan ditujukan bagi para pembesar keraton dan prajurit keraton di Cirebon dalam meningkatkan ilmu kanuragan dan memperdalam teknik berperang.
Baca juga: Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon dan 4 Keraton Lainnya, Peninggalan Kerajaan Cirebon
Jika diamati, bangunan di kawasan seluas 15 hektare tersebut merupakan perpaduan antara gaya Indonesia di zaman kerajaan dengan beberapa ornamen Islam, Hindu dan Tiongkok sebagai bangsa pendatang yang pernah menetap lama dalam menjalankan industri perniagaan.
Sementara itu dilansir dari disbudpar.cirebonkota.go.id, Goa Sunyaragi mengandung sejarah yang sangat berpengaruh untuk warga kota Cirebon.
Goa Sunyaragi merupakan salahsatu taman Kaputren milik Kesultanan Cirebon.
Sebagai taman kaputren pengganti setelah taman kaputren Luhur Giri Saputra Negara berubah fungsi menjadi taman pesarean atau pemakaman, atau sekarang dikenal taman pemakaman Sunan Gunung Jati.
Taman kaputren panyepi ingraga ini menggunakan konsep kearifan lokal, taman kaputren tempat bermain putra putri.
Konsep dari taman ini tidak menggunakan konsep bertapa, tetapi lebih kepada berkhalwat, bertawasul, atau beritikaf.
Mengenai pembangunan goa Sunyaragi terungkap terbagi dalam tiga fase.
Fase pertama, Tahun 1596 oleh Sultan Cirebon pertama, yaitu dibangunnya goa peteng, goa puncit, kamar kaputren, goa langse, dan goa wangunan.
Fase kedua, pada tahun 1702 yaitu dibangunnya goa pengawal, bangsal jinem, goa padang ati, goa Pawon.
Dan pada fase ketiga, pada tahun 1783 – 1786 oleh Sultan Matangaji yaitu dibangunnya Bale Kambang, Goa Arga Jumut, dan Goa Pandekemasan.
Pada zaman Sultan Sepuh ke 5, tahun 1783 – 1788 dibuat kelengkapan prajurit pengawal seperti tombak, klewang, anak panah, yang berfungsi untuk pengawalan, yang kemudian oleh Belanda dianggap sebagai perlawanan, maka pelataran Pandekemasan dihancurkan.
Material yang digunakan di Goa Sunyaragi 70 persen dibuat dengan batu karang.
Di dalam catatan sejarah Sunyaragi, batu karang ini dibawa dari Gunung Kidul ke Cirebon, sebagai suatu pembuktian bahwa hidup itu keras, tidak seperti terumbu karang aslinya yaitu lentur.
Kemudian, susunan terumbu karang ini dibuat dengan model batik Wadasan, atau yang sekarang dikenal dengan model batik Mega Mendung.
Filosopinya “gantungkan cita-citamu setinggi langit” yang artinya manusia harus dapat menahan amarah pada dirinya dalam kondisi terpuruk, sedih dan tertekan.
Selalu bersikap bijaksana dalam kondisi apapun layaknya awan yang mendung dan menyejukkan suasana.
Pembentukan goa ini direkatkan menggunakan putih telur, menurut catatan sejarah, putih telur memiliki makna, yaitu putih artinya suci, telur artinya bulatkan tekad.
5 Hal Mistis
Mengenai hal mistis yang ada di Goa Sunyaragi itu sama halnya dengan bangunan sejarah lainnya.
Karena hampir semua bangunan yang mengandung nilai sejarah dan keagungan sosok tokoh masa lalu kerap memunculkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakatnya.
Adapun mitos-mitos dari Goa Sunyaragi yang mengandung hal mistis itu ada 5.
Pertama, mitos Patung Perawan Sunti. Perawan Sunti memiliki arti seorang anak perawan yang hamil dan melahirkan anaknya tanpa melakukan hubungan lawan jenis. Pawang Sunti dari Cirebon dikenal dengan putri ongtieen atau putri China.
Baca juga: Wisata Cirebon: Mitos Patung Perawan Sunti di Goa Sunyaragi yang Tak Boleh Disentuh Anak Perawan
Mitos kedua, Mitos adanya Ruang Makkah Madinah. Mitos ketiga, Klengkeng atau Monumen. Mitos keempat, Patung Siwa yang diubah menjadi Kajisela.
Dan mitos kelima Sumur tua, yang dimitoskan kalo mandi dan minum air sumur itu akan awet muda dan lain sebagainya. (*)