Keraton di Cirebon

Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon dan 4 Keraton Lainnya, Peninggalan Kerajaan Cirebon

Cirebon, selain dikenal dengan sebutan Kota Udang juga dikenal sebagai Kota Keraton yang terunik di seantero nusantara ini.

Editor: dedy herdiana
Ahmad Imam Baehaqi/Tribuncirebon.com
Ilustrasi Keraton Kasepuhan - Putra Mahkota, PRA Luqman Zulkaedin, saat menjadi inspektur upacara pengibaran bendera HUT ke-75 Republik Indonesia di Taman Dewan Daru Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (17/8/2020). 

TRIBUNCIREBON.COM - Cirebon, selain dikenal dengan sebutan Kota Udang juga dikenal sebagai Kota Keraton yang terunik di seantero nusantara ini.

Pasalnya, jika dilihat dari sejarah kerajaan di Indonesia, hanya di Cirebon yang memiliki banyak keraton dan lokasinya pun cukup berdekatan, semua ada dalam satu daerah.

Namun terkait jumlah pastinya ada berapa keraton di Cirebon, tak sedikit media yang menyebutkan hanya empat keraton. Tapi faktanya masih ada satu tempat lainnya yang juga disebut sebagai keraton.

Baca juga: Menyingkap Makna Filosofis Bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon, Mulai dari Tata Letak hingga Simbol

Meski demikian bisa dipastikan, bahwa keraton- keraton di Cirebon ini merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon yang merupakan kerajaan Islam dan hingga kini masih terlestarikan, sehingga kerap menjadi tujuan wisatawan.

Lantas bagaimana Sejarah keraton-  keraton di Cirebon itu berdiri? 

Suasana Taman Dewandaru di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (30/3/2020).
Suasana Taman Dewandaru di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (30/3/2020). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Dilansir Tribuncirebon.com dari Cirebonkota.go.id, awal mula keraton-keraton itu berdiri, diawali dengan munculnya permukiman bernama Kampung Kebon Pesisir pada tahun 1445 yang dipimpin oleh Ki Danusela.

Perkampungan itu mengalami perkembangan, sehingga memunculkan perkampungan baru yaitu Caruban Larang dengan pemimpinnya bernama H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuana.

Pangeran Cakrabuana yang hidup dari tahun 1430 – 1479, merupakan keturunan dari kerajaan Pajajaran.

Ia adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa).

Baca juga: KISAH Keris Sang Hyang Naga, Pusaka Sunan Gunung Jati Terbang ke Banten, Hilang di Keraton Kasepuhan

Pangeran Cakrabuana yang juga dikenal dengan nama Raden Walangsungsang ini memiliki dua orang saudara kandung, yaitu Nyai Rara Santang dan Raden Kian Santang.

Pengeran Cakrabuana tidak mewarisi Kerajaan Pajajaran karena memeluk agama Islam, maka ia membangun perkampungan di daerah Kebon Pesisir, mendirikan Dalem Agung Pakungwati serta membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M.

Dengan demikian, Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kasultanan Cirebon.

Sampai sekarang ini Pangeran Cakrabuana dikenal sebagai pendiri pertama keraton di Cirebon, yakni Keraton Kasepuhan. Karena Keraton Kasepuhan ini merupakan hasil pengembangan dari keraton yang dulunya hanya sebuah permukman dan kemudian bernama Dalem Agung Pakungwati.

Seiring dengan perkembangan kekuasaan di Cirebon, terjadilah pembagian kekuasaan di antara keluarga Pangeran Cakrabuana.

Baca juga: CERITA Terbakarnya Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan, Momolo -nya Terbang ke Banten

Tahun 1677 Cirebon terbagi, Pangeran Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh bergelar Sultan Raja Syamsuddin, Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Anom bergelar Sultan Muhammad Badriddin.

Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati dan Sultan Anom membangun kraton di bekas rumah Pangeran Cakrabuana.

Sedangkan Sultan Cerbon berkedudukan sebagai wakil Sultan Sepuh. Hingga sekarang ini di Cirebon dikenal terdapat tiga sultan yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Sultan Cirebon.

Keberadaan ketiga sultan juga ditandai dengan adanya keraton yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.

Dalam perkembangan selanjutnya muncul pula keraton lainnya yakni Keraton Keprabonan, dan satu lagi yang jarang disebut adalah Keraton Gebang.

Baca juga: Mengenal Sosok Pendiri Keraton Kasepuhan versi Juru Bicara Makam Kramat Talun Pangeran Cakrabuwana 

Berikut Sejarah singkat keraton - keraton di Cirebon:

1. Keraton Kasepuhan

Suasana Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (30/8/2020).
Suasana Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (30/8/2020). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Keraton Kasepuhan adalah keraton pertama di Cirebon yang merupakan cikal bakal pemerintahan di kota ini.

Arsitektur keraton ini masih dipengaruhi kebudayaan Hindu meski sudah merupakan kesultanan Islam.

Bentuk gapura dan bangunan punya beragam ornamen dan keramik dengan motif khas, ada juga pengaruh budaya Tiongkok di dalamnya.

Sebelum bernama Keraton Kasepuhan, keraton ini bernama Keraton Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana.

Berubah nama menjadi Keraton Kasepuhan karena pada masa kepemimpinan Pangeran Raja Martawijaya, wilayah Cirebon dibagi dua dan Pangeran Raja Kartawijaya mendirikan Keraton Kanoman.

2. Keraton Kanoman

Keraton Kanoman
Keraton Kanoman (cirebonspiritualtourism.com via TribunnewsWiki.com)

Keraton Kanoman yang didirikan Pangeran Kartawijaya terletak tak terlalu jauh dari Keraton Kasepuhan.

Desain arsitektur Keraton Kanoman amat berbeda dari Keraton Kasepuhan.

Bangunan-bangunan Keraton Kanoman didominasi warna putih dengan hiasan-hiasan keramik di dindingnya.

Terdapat berbagai peninggalan bersejarah di keraton ini seperti kereta kuda, peralatan rumah tangga, dan berbagai jenis senjata para prajurit keraton.

3. Keraton Kacirebonan

Potret Keraton Kacirebonan pada 15 Agustus 2013.
Potret Keraton Kacirebonan pada 15 Agustus 2013. (cagarbudaya.kemendikbud.go.id)

Keraton Kacirebonan adalah pecahan dari Keraton Kanoman yang memiliki nuansa gabungan arsitektur khas Belanda, Cina, dan Arab.

Kekhasan tersebut adalah akibat dari renovasi, rehabilitasi, dan penambahan bagian-bagian dan bangunan-bangunan baru di kompleks keraton sepanjang masa pemerintahan yang cukup lama.

Hasilnya, keraton indah yang kini menjadi salah satu destinasi wisata Cirebon.

4. Keraton Kaprabonan

Keraton Keprabonan, Cirebon
Keraton Keprabonan, Cirebon (kompasiana.com/sumber: aris riyanto)

Keraton Kaprabonan juga masih terkait erat dengan Keraton Kanoman.

Keraton ini didirikan oleh pangeran dari Keraton Kanoman yang menolak menjadi penerus raja dan malah memilih untuk membuah pedukuhan untuk memperdalam ilmu agama Islam.

5. Keraton Gebang

Keraton Gebang di Kabupaten Cirebon
Keraton Gebang di Kabupaten Cirebon (direktoripariwisata.id)

Keraton Gebang dilansir dari direktoripariwisata.id, didirikan oleh seorang pangeran yang bernama Pangeran Sujatmaningrat.

Ia dikenal pula dengan nama Pangeran Penganten yang mulanya mendirikan rumah di Desa Gebang Kulon.

Banyak sumber menyatakan bahwa  Keraton Gebang mulanya didirikan untuk dijadikan sebagai pusat pemerintahan, dan juga berfungsi sebagai gudang logistik Kesultanan Mataram untuk penyerbuan ke Batavia melawan tentara VOC Belanda.

Setalah hancur, pada tahun 1860 Pangeran Sujatminingrat atau Pangeran Panganten yang berasal dari Keraton Kanoman membangun kembali Keraton Gebang dan dijadikan sebagai rumah tinggal para keturunannya sampai sekarang.

Pangeran Panganten merupakan menantu dari Pangeran Sutajaya yang menikah dengan putrinya bernama Ratu Agung.

Keraton Gebang punya ciri khas, yakni terdapat patung Gajah Putih di depan pintu masuk, yang juga dijadikan lambang keraton tersebut.

Sejumlah tokoh setempat mengatakan bahwa keberadaan situs sejarah tersebut perlu dilestarikan. Karena selain terkait dengan sejarah Cirebon juga bisa menjadi tempat wisata sekalgus untuk pengembangan ilmu sejarah.

Rumah itu kini dikenal dengan nama Keraton Gebang, dengan lambang patung gajah putih.

Sekarang keraton ini digunakan sebagai rumah tinggal keturunan keluarga Pangeran Panganten. 

Keraton Gebang ini berlokasi di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. (*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved