Keraton di Cirebon
Mengenal Sosok Pendiri Keraton Kasepuhan versi Juru Bicara Makam Kramat Talun Pangeran Cakrabuwana
selain Syekh Dzatul Kahfi / Syekh Nurjati, penyebaran agama islam di Cirebon tak lepas dari sosok Mbah Kuwu Sangkan Cirebon, atau Pangeran Cakrabuana
TRIBUNCIREBON.COM - Sosok Pangeran Cakrabuana yang dikenal sebagai pendiri pertama keraton di Cirebon, yakni Keraton Kasepuhan yang dulunya bernama Keraton Pakungwati, juga dikenal dengan nama Raden Walangsungsang atau Mbah Kuwu Sangkan Cirebon.
Hal ini diungkapkan Tohir (51) Juru Bicara Makam Kramat Talun Pangeran Cakrabuwana Mbah Kuwu Sangkan Cirebon kepada Tribunjabar.id, Selasa (6/6/2017). Cerita ini tentunya menjadikan penambah wawasan masyarakat dalam mengenal keraton- keraton di Cirebon.
Dijelaskannya, bahwa selain Syekh Dzatul Kahfi atau Syekh Nurjati, penyebaran agama islam di tanah Cirebon tak lepas dari sosok Mbah Kuwu Sangkan Cirebon, atau Pangeran Carkrabuana sang pendiri Keraton Kasepuhan.
Baca juga: Ada 4 Keraton di Cirebon atau 5 Keraton? Ini Sejarah Ringkas Tentang Peninggalan Kerajaan Cirebon

Mbah Kuwu Sangkan Cirebon atau Raden Mas Walangsungsang ini adalah sulung dari Prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subang Larang.
Banyak orang yang masih mempercayai jika Mbah Kuwu Sangkan belum wafat, meski bentuk fisik makamnya ada di beberapa tempat. Seperti di Gunung Sembung, Desa Astana yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Sunan Gunung Jati dan di Kampung Girang, Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Petilasannya bahkan sampai di tanah Dieng, Jawa Tengah.
Mbah Kuwu Sangkan ini konon masih sering mengembara. Mengunjungi tempat-tempat di mana dulunya ia pernah berdakwah dan mensyiarkan agama Allah.
Diantaranya, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Sumedang, Subang, Bogor, Banten, Garut, Karawang bahkan hingga ke Madura untuk mengunjungi Makam Mbah Kholil.
Pengembaraan Mbah Kuwu Sangkan juga dinilai cukup unik. Mbah Kuwu Sangkan seringkali menyamar menjadi orang biasa yang mengaku dirinya adalah seorang musafir.

Namun, orang yang mampu melihat sosok Mbah Kuwu Sangkan ini merasakan adanya ilmu yang tidak biasa berada dalam diri Mbah Kuwu Sangkan.
"Orang-orang pintar (yang diberi kelebihan khusus) masih sering bertemu dengan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon. Mereka menganggap jika Mbah Kuwu Sangkan Cirebon belum wafat. Beliau memang Manusia Turun Sanghyang yang katanya enggak akan wafat sampai hari kiamat," ujar Thohir.
Mbah Kuwu Sangkan juga terkenal akan kesaktiannya. Kesaktian yang dimilikinya diantranya Ajian Cakrabirawa, Ajian Pancawarna Tunggal Jati, Aji Waringin Sungsang dan sebagainya.
Ajian-ajian inilah yang mampu menguatkan dakwahnya untuk menyebarkan islam jika diganggu oleh-oleh musuhnya.
Selain seorang waliyullah, Mbah Kuwu Sangkan juga seorang Umaroh, kepala pemerintahan. Ia sempat menjadi seorang raja di Kerajaan Caruban atau Cerbon pada sekitar 1445 M.
Saat memimpin kerajaan itu, usianya bahkan belum genap 22 tahun. Meski demikian, ia mampu memegang kendali kerajaan hingga 38 tahun lamanya. Ia dikenal sebagai salah satu raja yang kuat dalam sejarah islam Jawa Barat.
"Selain jadi Raja dia juga jadi Kuwu ke II Cerbon. Sebelumnya pada usia 17 tahun ia dan adiknya Lara Santang dan Kian Santang lari karena diusir dari Pajajaran akibat meluk agama Allah," kata Tohir.