Keraton di Cirebon
Menyingkap Kondisi Naskah Kuno di Keraton Cirebon, Butuh Perhatian Serius
Menyingkap kabar soal naskah kuno yang ada di keraton- keraton di Cirebon dalam pemberitaan media online, tampaknya nyaris kehilangan jejak.
Penulis: dedy herdiana | Editor: dedy herdiana
TRIBUNCIREBON.COM - Menyingkap kabar soal naskah kuno yang ada di keraton- keraton di Cirebon dalam pemberitaan media online, tampaknya nyaris kehilangan jejak.
Dari pantauan Tribuncirebon.com di mesin pencarian google, pemberitaan tentang kondisi naskah kuno peninggalan Kerajaan Cirebon berasal dari reportase tahun 2013.
Hingga masa waktu tersebut, kondisi naskah kuno Cirebon itu ternyata cukup memprihatinkan.
Baca juga: Mengulas Naskah Kuno Cirebon yang Menceritakan Perjalanan Seorang Dewi dan Peperangan
Seperti diberitakan Tribunnews.com, 22 April 2013, disebutkan ada 60 naskah kuno yang tersimpan di Keraton Keprabonan.
Namun sayang, puluhan nasakah kuno banyak yang belum diterjemahkan.
Yang sudah diterjemahan ke bahasa Indonesia hingga saat itu baru 3 naskah kuno.

Saat itu pihak keraton mengungkap bahwa alasan masih banyaknya naskah kuno yang belum diterjemahkan, karena ahli alih bahasa yang menggunakan huruf arab gundul jumlahnya sedikit.
Selain itu penyebabnya adalah masalah keuangan.
Dalam melakukan alih bahasa naskah kuno itu diakui pihak Keraton Kaprabonan, selain mendapat bantuan dari pemerintah Kota Cirebon, juga merogoh kocek sendiri.
Baca juga: Batik Keraton Kanoman Cirebon Siap Sapa Paris, Desainer Ternama Nina Nugroho Bawa Sederet Motif Ini
Hingga saat itu, naskah-naskah kuno masih tersimpan di lemari besi dan lemari kayu di Keraton Keprabonan.
Naskah-naskah kuno itu berisi tentang ajaran agama, filsafat, dan makna pelengkapan rumah tangga seperti keris dan batik.
Selain itu, naskah-naskah kuno juga mengandung catatan mengenai arsitektur dan mode-model rumah.
Sementara itu dilansir Tribuncibon.com dari Republika.co.id 25 Maret 2012, terungkap sekitar 150 naskah kuno di Keraton Kasepuhan kondisinya memprihatinkan.
Saat itu pihak Keraton Kasepuhan sedang mengupayakan proses digitalisasi naskah-naskah untuk melestarikannya.
Naskah-naskah kuno itu bertuliskan huruf Arab Pegon dan berbahasa Cirebon.
