Keraton di Cirebon
Menyingkap Jejak Kerajaan Cirebon Lewat 10 Bukti yang Wajib Anda Ketahui, Termasuk Adanya Keraton
Cirebon, selain dikenal dengan nama sebutan Kota Udang, juga kerap terdengar dengan sebutan Kota Wali.
Kesultanan Kanoman merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon, yang dibagi kepada putera Pangeran Girilaya yaitu Pangeran Raja Kartawijaya.
2. Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon atau Keraton Pakungwati, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana atau sering dikenal dengan sebutan Mbah Kuwu Cerbon pada tahun 1430.
Berselang waktu kemudian Pangeran Cakrabuana mengganti nama menjadi Keraton Pakungwati yang sebelumnya nama pertamanya yaitu Dalem Agung Pakungwati, dikarenakan Pangeran Cakrabuana mempunyai kasih sayang terhadap putrinya yang bernama Ratu Ayu Pakungwati.
Keraton Kasepuhan Cirebon juga termasuk kerajaan islam tertua di Cirebon.
Keraton Kasepuhan merupakan bangunan bersejarah Kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik, dan bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon tersebut menghadap ke posisi utara , dikarenakan itu termasuk ciri khas bangunan keratin yang selalu menghadap utara dan didekatnya ada masjid.
Baca juga: Menyingkap Sejarah dan Detail Bangunan yang Ada di Keraton Kasepuhan, Jadi Cagar Budaya Sejak 1999
3. Keraton Keprabon
Peninggalan Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah keraton Keprabon.
Keraton Keprabon adalah sebuah tempat pembelajaran yang didirikan putera mahkota Kesultanan Kanoman yang merupakan pembagian dari Kesultanan Cirebon, Pangeran Raja Adipati Keprabon memilih untuk mendalami ilmu keagamaanya di agama islam.
Akan tetapi Keprabon bukanlah Keraton atau Kesultanan melainkan sebuah tempat yang dibangun oleh Pangeran Raja Adipati untuk mendalami agami islam seperti Thareqat.
Keprabon tidak mempunyai keraton melainkan hanya rumah-rumah biasa.
Akan tetapi Keprabon tetap mempunyai bau peninggalan sejarah dari Kesultanan Cirebon meskipun sedikit.
4. Bangunan Mande Pengiring
Bangunan Mande Pengiring yaitu bangunan yang terdapat di dalam keraton Kasepuhan yang dulunya juga dibangun oleh Sunan Gunung Jati dan bangunan tersebut digunakan untuk tempat bersantai atau duduk bagi pengiring sultan.
Kenapa bangunan tersebut dipanggil dengan nama Mande Pengiring sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.