Keraton di Cirebon

Sejarah Keraton Kacirebonan yang Jadi Satu dari Tiga Keraton Terkenal di Cirebon, Dibangun Bertahap

Mengenal sekilas tentang Keraton Kacirebonan berikut Sejarahnya, akan menjadi menarik dilakukan sebelum kita mengunjunginya secara langsung.

Penulis: dedy herdiana | Editor: dedy herdiana
cagarbudaya.kemendikbud.go.id
Potret Keraton Kacirebonan pada 15 Agustus 2013. 

Untuk putera Sultan Anom IV yang satu lagi, yaitu Pengeran Abusaleh Imamuddin, oleh Daendels ditetapkan sebagai Sultan Anom V, dan keturunannya dapat menggunakan gelar Sultan, dan menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Belanda di Pulau Jawa, keputusan Daendels ini tidak diubah lagi.

Sejak tahun 1997 Keraton Kacirebonan dipimpin oleh P.R. Abdul Gani Natadiningrat.

Pembangunan Keraton Kacirebonan dilakukan secara bertahap. Pada tahun 1808, Raja Kanoman hanya mendirikan bangunan induk, Paseban, dan Langgar.

Pada tahun 1875 Pangeran Dendawijaya yang bergelar Raja Madenda membangun Gedong Ijo, sedangkan Pringgowati dibangun pada masa pangeran Partaningrat Madenda III yang memimpin keraton ini pada tahun 1915-1931.

Baca juga: INTIP Tradisi Pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Bangunan Pertama di Cirebon

Gambaran Keraton Kacirebonan

Bangunan Keraton Kacirebonan menghadap ke utara, sebagaimana arah hadap bangunan keraton lainnya.

Masih dilansir dari cagarbudaya.kemendikbud.go.id, pada kompleks Keraton Kacirebonan terdapat beberapa bangunan dan taman.

Alun-alun

Jika kita berjalan dari depan ke belakang, maka kita akan melewati alun-alun, yang dulu merupakan arena latihan perang-perangan para santri yang berasal dari masyarakat Kacirebonan sendiri.

Selain itu, pelataran ini juga sering digunakan sebagai tempat pergelaran kesenian untuk memeriahkan acara-acara kebesaran keraton.

Alun-alun ini dibatasi dengan pagar besi, sedangkan halaman kedua dan halaman keraton dibatasi dengan dinding bercat putih setinggi sekitar 2 meter.

Paseban

Setelah melewati pintu gerbang berbentuk paduraksa, kita memasuki halaman kedua.

Pada pelataran ini terdapat bangunan Paseban.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved