Keraton di Cirebon
Tak Cuma Kereta Paksi Naga Liman, Kereta Singa Barong Milik Keraton Kasepuhan Pun Ada di Kirab Agung
Kereta Singa Barong milik Keraton Kasepuhan pun turut meramaikan iring-iringan Kirab Agung yang digelar Pemkot Cirebon, Jumat (29/7/2022).
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Ternyata pada Kirab Agung ziarah ke makam Sunan Gunung Jati yang digelar menjelang malam 1 Muharram atau malam Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah tidak hanya menyertakan replika Kereta Paksi Naga Liman milik Keraton Kanoman.
Kereta Singa Barong milik Keraton Kasepuhan pun turut meramaikan iring-iringan Kirab Agung yang digelar Pemkot Cirebon, Jumat (29/7/2022).
Kereta-kereta bersejarah dari keraton di Cirebon itu turut meramaikan dan menjadi daya tarik masyarakat serta wisatawan untuk menyaksikannya.
Baca juga: Ikuti Kirab Ziarah Hari Jadi ke-653 Cirebon, Ratusan Orang Jalan Kaki ke Makam Sunan Gunung Jati
Diketahui kereta Singa Barong merupakan salah satu peninggalan bersejarah dan fenomenal milik Keraton Kasepuhan Cirebon.
Dahulu, kereta tersebut digunakan saat kirab malam 1 Muharram dan pelantikan sultan.
Kereta tersebut dibuat oleh Pangeran Losari pada abad ke-15 Masehi.
Kereta Singa Barong itu disebut-sebut memiliki teknologi canggih pada masanya, bahkan ada yang terpakai hingga kini.

Sementara Kereta Paksi Naga Liman, dulu digunakan raja Keraton Kanoman untuk menghadiri upacara kebesaran.
Selain itu, kereta ini juga digunakan untuk kirab pengantin keluarga Sultan Kanoman.
Kereta tersebut diperkirakan dibuat tahun 1608 berdasarkan angka Jawa 1530 pada leher badan kereta yang merupakan angka tahun Saka.
Sejak tahun 1930, kereta ini tidak digunakan dan disimpan di museum Keraton Kanoman; sedangkan yang sering dipakai pada perayaan-perayaan merupakan kereta tiruannya.

Baca juga: Apa Itu Kereta Paksi Naga Liman yang Ada di Keraton Kanoman? Ini Ulasan Bentuk dan Sejarahnya
Pelaksanaan Kirab Agung Tahun 2022
Ratusan orang tampak mengikuti kirab ziarah Hari Jadi atau HUT Ke-653 Cirebon di Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Jumat (29/7/2022).
Kirab ziarah ini sebelumnya juga disebut sebagai Kirab Agung ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.
Mereka berjalan kaki sejauh kira-kira 4,5 kilometer menuju makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Baca juga: Puncak Peringatan HUT Ke-653 Cirebon Akhir Pekan Ini, Ada Pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman
Dalam kirab tersebut, para peserta yang berasal dari kecamatan dan kelurahan se-Kota Cirebon itu juga tampak mengenakan pakaian serba putih dan membawa nasi tumpeng.
Barisan kirab ziarah itu pun panjangnya mencapai kira-kira hampir satu kilometer. Di barisan paling depan terdapat pasukan Suranenggala sebagai pembuka jalan.
Selanjutnya ada pasukan kendi yang membawa air dari sembilan mata air tua di wilayah Cirebon dan nantinya akan disatukan menjadi Tirta Nur Jati.
Air tersebut berasal dari mata air Balong Sumber, Masjid Kalijaga, Masjid Pangeran Drajat, Masjid Pangeran Kejaksan, Masjid Pangeran Panjunan, Masjid Jagabayan, Masjid Witana, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dan Dalem Agung Pakungwati.
"Setiap mata air tersebut mengandung makna dan harapan yang menjadi doa untuk Kota Cirebon ke depannya," ujar Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, saat ditemui usai kegiatan.
Baca juga: Jadi Lokasi Panggung Seni HUT Ke-653 Cirebon, Alun-Alun Sangkala Buana Bakal Disterilkan
Azis pun tampak menggunakan air yang telah disatukan itu untuk berwudu setibanya di kompleks makam Sunan Gunung Jati.
Di urutan ketiga terdapat pasukan Wiraraja dari Keraton Kasepuhan disusul urutan keempat adalah pasukan 99 genjring santri sebagai simbol asmaul husna.
Urutan selanjutnya terdapat replika kereta kencana Singabarong dan Paksinagaliman, kemudian tiga kereta kecana lainnya yang dinaiki Forkopimda Kota Cirebon.
Di sisi kanan dan kiri kereta kencana itu pun tampak dijaga pasukan hingga tiga lapis yang masing-masing mempunyai makna tersendiri.
Yakni, pasukan Jagasatru dari Keraton Kacirebonan yang berada di sebelah kanan, dan pasukan Baladika dari Keraton Keprabonan di sisi kirinya.
Baca juga: Dishub Siapkan Kantor Parkir Sementara, Selama Rangkaian Puncak HUT Ke-653 Cirebon
Selain itu, para pendekar silat mengawal di lapis kedua sisi kanan dan kiri iring-iringan kereta kencana tersebut yang melambangkan para Ki Gede penjaga Cirebon.
Untuk lapis ketiga dan keempat yang mengawal kereta kencana ialah pasukan Banser yang mewakili para santri serta para abdi dalem dari Keraton Kanoman.
"Jumlah peserta kirab ziarah ini mencapai 653 orang yang melambangkan usia Cirebon. Mereka berasal dari berbagai elemen," kata Nashrudin Azis.
Di barisan selanjutnya merupakan para perwakilan SKPD, camat, dan lurah se-Kota Cirebon. Rangkaian kirab ditutup oleh pasukan Jagabayan dari Keraton Kanoman.
Dalam kirab itu, Azis juga tampak berjalan kaki persis di samping kereta kencana Singabarong yang memimpin di barisan terdepan kereta kencana lainnya.
Azis menyampaikan, kirab agung kali ini merupakan salah satu rangkaian puncak peringatan Hari Jadi ke-653 Cirebon yang jatuh pada 1 Muharam.
"Kirab ini dalam rangka mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Cirebon untuk mengenang dan meneladani Sunan Gunung Jati," kata Nashrudin Azis saat ditemui seusai kegiatan.

Ia mengatakan, dalam kirab itu pun sengaja dipilih untuk berjalan kaki sebagai bentuk semangat warga Kota Cirebon dalam meneladani Sunan Gunung Jati.
Selain itu, rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Cirebon ke-653 akan dilanjutkan Cirebon Berdoa di Masjid Raya Attaqwa pada Jumat malam.
Selain itu, Panggung Seni Duta Nusantara juga digelar pada malam ini di Alun-Alun Sangkala Buana dan akan menampilkan seniman dari berbagai daerah.
"Itu rangkaian peringatan Hari Jadi ke-653 Cirebon yang dilaksanakan pada hari ini, mudah-mudahan berjalan lancar," ujar Nashrudin Azis. (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)