Kapolri datang ke Cirebon Ingatkan Santri Ponpes Buntet Bahaya Polarisasi Politik Jelang Pemilu 2024
Kapolri sebut penyebaran berita bohong, politik adu domba, hingga polarisasi politik pada Pemilu 2019 dampaknya masih terasa hingga sekarang.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, mengingatkan para santri Pondok Pesantren Buntet mengenai bahaya polarisasi politik.
Pasalnya, fenomena tersebut kerap bermunculan menjelang pemilihan umum, sehingga harus diwaspadai pada momen Pemilu 2024 mendatang.
Menurut dia, penyebaran berita bohong atau hoaks, politik adu domba, hingga polarisasi politik pada Pemilu 2019 dampaknya masih terasa hingga sekarang.
"Tadinya teman dekat dari kecil, tapi tidak saling sapa sampai hari ini," kata Listyo Sigit Prabowo saat menyampaikan sambutan di Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Selasa (26/7/2022) malam.
Ia mengatakan, hal itu disebabkan perbedaan pilihan politik dan akhirnya berdampak pada perpecahan hubungan sesama anak bangsa.
Pihaknya mengajak para santri Pondok Pesantren Buntet menolak polarisasi politik pada Pemilu 2024, karena dapat mengancam persatuan dan kesatuan NKRI.
"Persatuan dan kesatuan ini menjadi modal utama dalam mencegah polarisasi politik di momentum Pemilu 2024," ujar Listyo Sigit Prabowo.
Ia menyampaikan, polarisasi politik tersebut berpotensi memecah belah Tanah Air dan jika terjadi maka menandakan kemunduran.
Sigit pun meminta dukungan dari para ulama, kiai, dan santri Pondok Pesantren Buntet dalam menjaga persatuan serta kesatuan NKRI.
Sebab, tugas Polri dalam menjaga stabilitas kamtibmas tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari para ulama, kiai, dan santri.
"Menjaga keutuhan NKRI merupakan tugas kita semua. Ideologi pancasila sudah final dan tidak bisa ditawar lagi," kata Listyo Sigit Prabowo.
