Berkah Idul Adha, Warga Majalengka Raup Ratusan Juta Rupiah dari Beternak Domba
Berkah hari raya Idul Adha itu juga dirasakan oleh Apip Haerudin, puluhan ekor dombanya ludes terjual
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Hari Raya Idul Adha membawa berkah tersendiri bagi peternak domba.
Salah satu jenis hewan ternak itu dijadikan kurban oleh umat Islam saat hari raya Idul Adha.
Berkah itu juga dirasakan oleh Apip Haerudin, warga Desa Babajurang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.
Baca juga: Rezeki Saat Idul Adha, Tukang Las Kebanjiran Order Bakar Bulu Kepala dan Kaki Hewan Kurban
Ditemui di lokasi ternaknya yang juga sentra peternakan di desa tersebut, Apip mengaku di momen hari raya kurban itu, puluhan ekor dombanya ludes terjual.
Hal itu ia syukuri, lantaran tidak semua peternak bisa merasakan hal tersebut.
"Alhamdulillah, tahun ini hewan yang dijual di kami habis atau ludes terjual. Kami syukuri, karena gak semua peternak abis ya, saya dengar banyak juga yang masih tersisa," ujar Apip kepada Tribun, Senin (11/7/2022).
Menurut Apip, menjelang Idul Adha lalu, pihaknya menyediakan 45 ekor domba untuk dijual.
Dari jumlah itu, seluruhnya habis terjual.
Bahkan, tanda-tanda bakal ludesnya kambing-kambingnya itu sudah dirasakan jauh-jauh hari sebelum lebaran.
"Jadi dari dua bulan lalu, di kami itu sudah banyak yang pesan, sekitar 27 kambing telah dipesan. Nah menjelang Idul Adha kemarin atau sisanya sekitar 18 ekor abis juga. Alhamdulillah kami syukuri," ucapnya.
Baca juga: UNIK, Jumlah Domba di Desa Ini di Majalengka Nyaris Sama dengan Penduduknya, Dikenal Kampung Domba
Saat ini yang masih tersedia di kandang, jelas dia, kambing yang masih berusia muda atau belum layak dijadikan hewan kurban.
Adapun, hasil penjualan hewan kurban kambing pada tahun ini, Apip meraup keuntungan sekitar ratusan juta.
"Harga kambing paling murah sekitar Rp 2,5 juta dan paling mahal Rp 4 juta. Sehingga, kalau ditotalkan, rata-rata per dombanya dijual dengan harga Rp 3,5 juta, Alhamdulillah ratusan juta kita dapat," jelas dia.
Namun, menurutnya, keuntungan itu tidak sepenuhnya diterima oleh Apip.
Sebab, di sentra peternakannya juga terdapat domba-domba warga lainnya.
"Desa kami itu disebut juga Kampung Domba, karena dombanya disinyalir lebih banyak dari jumlah warga."
"Oleh karena itu, di peternakan kami, terdapat juga domba milik warga yang hasil penjualannya kami bagi, 60 persen untuk pemilik dan 40 persen untuk kami," katanya. (*)