Idul Adha 2022

Jangan Potong Kuku dan Rambut Saat Akan Berkurban, Ini Penjelasan Selengkapnya

Bagi umat muslim yang berniat untuk berkurban pada tahun ini dilarang untuk memotong kuku dan rambut.

Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Mumu Mujahidin
(Viral4real)
Ilustrasi potong kuku: dilarang memotong kuku dan rambut saat akan berkurban di Idul Adha, ini penjelasannya. 

TRIBUNCIREBON.COM - Bagi umat muslim yang berniat untuk berkurban pada tahun ini dilarang untuk memotong kuku dan rambut.

Umat muslim di seluruh dunia akan segera memperingati Hari Raya Idul Adha 2022.

Pada Hari Raya Idul Adha, banyak umat muslim yang memiliki kelebihan rezeki dianjurkan untuk berkurban.

Tujuan dengan dilaksanakannya kurban adalah semata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagi Anda yang berniat untuk berkurban pada tahun ini, ada beberapa hal yang harus diikuti.

Lantas apa saja itu?

Ketika memasuki 1 Dzulhijah, bagi umat muslim yang berniat untuk berkurban pada tahun ini dilarang untuk potong kuku dan potong rambut.

Hal yang sama pun berlaku bagi hewan kurban yang Anda miliki.

Lalu kapan batas akhir memotong kuku dan rambut?

Bagi yang berniat untuk berkurban, batas akhir untuk potong kuku dan potong rambut adalah pada tanggal 30 Zulkaidah 1443 Hijriyah.

Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadis:

ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻠَﺖِ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮُ ﻭَﺃَﺭَﺍﺩَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻀَﺤِّﻰَ ﻓَﻼَ ﻳَﻤَﺲَّ ﻣِﻦْ ﺷَﻌَﺮِﻩِ ﻭَﺑَﺸَﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ

“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, dan salah seorang dari kalian telah berniat untuk berqurban, maka janganlah ia memotong rambutnya dan kulitnya sedikitpun.”
(HR. Muslim).

Barang siapa yang melanggar ketentuan tersebut karena lupa atau belum tahu, maka hukumnya ia tidak berdosa dan tidak pula membayar fidyah.

Barangsiapa yang melanggarnya dengan sengaja maka hendaklah ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan tidak ada kewajiban fidyah atau kaffarah atasnya.

Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata:

“Jika telah ditetapkan dalam beberapa riwayat, maka ia tidak boleh mencukur rambut, dan memotong kuku. Dan jika ia melakukannya maka harus bertaubat kepada Allah –Ta’ala-, namun tidak ada fidyah baik karena sengaja atau lupa, ini merupakan hasil ijma’ para ulama,“ (al Mughni: 9/346)

Menurut ulama Syafi’iyah, hikmah larangan untuk orang yang berkurban di sini adalah agar rambut dan kuku yang hendak di potong tetap ada hingga hewan kurban disembelih, supaya semakin banyak anggota tubuh yang terbebas dari api neraka.

Baca juga: Sidang Isbat Hari Ini, Idul Adha 2022 9 atau 10 Juli 2022? Ini Link Live Streamingnya

Niat dan keutamaan puasa sunah Arafah dan Tarwiyah

Sebelum merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H, ada amalan sunnah yang bisa kita lakukan.

Satu diantaranya adalah puasa sunah Tarwiyah dan Arafah.

Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijah dan Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijah.

Melaksanakan ibadah sunah puasa Tarwiyah bisa menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.

Umat muslim juga akan diberikan keberkahan hidup dan dilipatgandakan amal dan juga ibadahnya.

Sementara, melaksanakan ibadah sunah puasa Arafah, Allah akan mengampuni dosa tahun lalu dan dijaga untuk tidak melakukan dosa atau maksiat di tahun yang akan datang.

Keutamaan tersebut juga tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah al-Anshar:

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).

Tidak hanya itu, melaksanakan Puasa Arafah juga dapat melipatgandakan pahala kita.

Puasa yang paling dianjurkan untuk dilaksanakan adalah Puasa Arafah yang berlangsung pada 9 Dzulhijah.

Kendati demikian, sebagian ulama menganjurkan untuk menjalankan puasa ditanggal 1 sampai 9 Dzulhijah.

Perlu diketahui, puasa Dzulhijah ini termasuk puasa Sunnah.

Baca juga: 10 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 2022 Terbaru, Lengkap dengan Cara Memasang Twibbon

Jadwal Puasa Dzulhijah 2022

Menurut kalender Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), awal bulan Dzulhijah 1443 H jatuh pada tanggal 1 Juli 2022.

Sehingga Puasa 9 hari pertama di Bulan Dzulhijjah dapat dimulai dari tanggal 1 Juli - 9 Juli 2022.

Namun, biasanya PBNU akan kembali menginformasikan penetapan awal Bulan Dzulhjjah setelah melihat hilal.

Anjuran Puasa Dzulhijjah tanggal 1-9 oleh ulama didasarkan pada dalil berikut:

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada amal yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih baik daripada yang dilakukan pada sepuluh hari ini para sahabat bertanya, "tidak pula jihad?", beliau menjawab "tidak pula jihad, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia kembali dengan tidak membawa apapun. (HR. Bukhari).

Puasa Arafah Paling Utama

Menurut Ustadz Abdul Somad, di antara puasa tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah itu yang paling utama adalah tanggal 9 Dzulhijah atau puasa Arafah.

Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa keutamaan Puasa Arafah adalah ampunan dosa.

"Apa Keutamaannya? Hadist Riwayat Muslim, 'Mengampunkan dosa yang lalu dan yang akan datang'," jelas Ustadz Abdul Somad.

"... Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah Beliau berkata dapat menghapus dosa-dosa di tahun lalu dan tahun yang akan datang," (HR Muslim, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Daud, dan Ahmad).

Baca juga: Kapan Puasa Idul Adha? Ini Jadwal dan Niat Puasa Dzulhijah, Tarwiyah dan Arafah

Bacaan Niat Puasa Dzulhijah

1. Niat Puasa Dzulhijah tanggal 1-7

نويت صوم شهر ذى الحجة سنة لله تعالى

NAWAITU SHAUMA SYAHRI DZIL HIJJATI SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

ARTINYA: “SAYA NIAT PUASA SUNNAH BULAN DZULHIJJAH KARENA ALLAH TA’ALA.”

2. Niat Puasa Tarwiyah

Puasa tarwiyah merupakan puasa yang disunnahkan sebelum Idul Adha, tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijah.

نويت صوم التروية سنة لله تعالى

Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala."

3. Niat Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah di saat para jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta‘ala.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT."

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved