Paguyuban Sopir Dump Truk di Kuningan Bereaksi Soal Aturan Baru Pembelian BBM via MyPertamina
tidak semua para pengemudi khusunya di jenis mobil dump truk ini menggunakan handphone android melainkan handphone model lama.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sejumlah pengemudi mobil dump truk resah mendengar Informasi beli bahan bakar solar harus mendaftar di aplikasi MyPertamina.
Pasalnya, tidak semua para sopir khusunya di jenis mobil dump truk ini menggunakan handphone android melainkan handphone model lama.
Demikian hal itu dikatakan Anang sekaligus Ketua Paguyuban Sopir Dump Truk Kuningan saat memberikan keterangan soal sebaran informasi terkait aplikasi MyPertamina tersebut, Selasa (27/6/2022).
Selain alasan bahwa semua para sopir dump truk itu tidak menggunakan handphone pintar dengan fasilitas modern.
Anang mengaku bahwa hingga sekarang itu pembelian solar tidak seperti waktu sebelumnya.
"Beli solar sekarang itu jujur berbeda dengan waktu sebelumnya. Masih ingat? Ketika di Kuningan kesulitan untuk beli solar dengan alasan petugas SPBU bermacam-macam? Nah, perasaan itu sekarang masih kami rasakan. Tapi bersyukurnya bisa membeli seperti biasanya sih," ujar Anang seraya menambahkan bahwa jumlah sopir dump truk yang tergabung dalam paguyuban sopir itu ada 300 orang.
Anang menjelaskan, untuk pembelian solar di tiap SPBU sejak kelangkaan terjadi. Itu muncul peraturan baru yang dilakukan petugas SPBU.
Baca juga: Pengamat Sebut Ada Tekanan Kalangan Tertentu Soal Pemakaian MyPertamina dalam Pembelian Pertalite
"Oh, untuk aturan baru saat beli solar, begini. Kita datang ke SPBU untuk beli solar itu langsung di foto dan di tulis nopol kendaraan kami. Terus juga, selain itu, kami di mintai nomor kontak (handphone)," kata Anang lagi.
Dari kebiasaan membeli solar demikian, kata Anang mengaku sangat ribet dengan aturan yang dilakukan manajemen SPBU.
"Ya dengan aturan begitu ribet juga. Tapi mau gimana lagi, kita hanya ikut dan nurut saja," ujarnya.
Mengenai informasi harus mendaftar di aplikasi MyPertamina, Anang mengaku informasi itu sudah beredar beberapa hari kemarin.
Namun untuk pelaksanaannya mudah-mudahan tidak jadi saja.
"Ya untuk informasi beli bahan bakar solar menggunakan aplikasi MyPertamina itu sudah tiga hari lalu. Tapi berharap jangan sampai lah, sudah cukup di foto dan catat nomor polisi mobilnya saja," ujarnya.
Menyinggug soal pemotretan dan meminta identitas hingga lengkap dengan kendaraan, kata dia mengaku sangat tidak baik.
Sebab itu data pribadi yang mesti terjaga dari hal yang merugikan terjadi.
"Ya sebenarnya soal data pribadi, siapapun itu akan merasa bahwa itu privasi dan rahasia. Tapi mau gimana lagi," katanya. (*)
Baca juga: Ojol Majalengka Tolak Mentah-mentah Kebijakan Pembelian Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina