Internasional
TEGA Orang Tua Buang Bayi yang Terlahir Tuli, Tak Sengaja Ditemukan 24 Tahun Kemudian oleh Sosok Ini
Mengetahui, anaknya yang masih bayi terlahir tuli, orang tua tersebut memutuskan untuk membuang bayi mungil itu.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Mumu Mujahidin
TRIBUNCIREBON.COM - Tega, kalimat itulah yang sepertinya pantas diberikan kepada orang tua yang satu ini.
Pasalnya, orang tua tersebut dengan teganya membuang darah dagingnya sendiri.
Mengetahui, anaknya yang masih bayi terlahir tuli, orang tua tersebut memutuskan untuk membuang bayi mungil itu.
Namun, 24 tahun berlalu, bayi mungil yang sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa tersebut berhasil ditemukan oleh saudaranya yang tak sengaja bertemu.
Lantas seperti apa kisah selengkapnya?

Kisah pilu dialami oleh seorang anak perempuan yang 24 tahun lalu dibuang oleh orangtuanya karena terlahir tuli.
Dikutip dari Newsweek, awal mula perempuan tersebut ditemukan oleh saudaranya bermula ketika seorang pria curhat melalui situs populer Reddit.
Rupanya, pria tersebut baru mengetahui jika orangtuanya menyimpan sebuah rahasia.
Selama ini, dirinya hanya mengetahui jika dibesarkan oleh orang tua dan seorang saudara laki-laki.
Tak diduga, ternyata orang tuanya memiliki seorang anak perempuan yang tak pernah diceritakannya.
Adapun pria tersebut ternyata memiliki saudara perempuan yang juga seorang tunarungu.
Hal itu diketahuinya karena saudara laki-lakinya melakukan tes silsilah DNA yang dibelikan kekasihnya.
Saat melakukan tes itu, terdapat sebuah nama yang terhubung dengannya.
Pria itu kemudian juga melakukan tes dan ternyata juga cocok dengan nama perempuan tersebut.
Kemudian, perempuan itu yang lebih dahulu menghubungi mereka.
Dirinya mengatakan selama ini tinggal di Panti Asuhan dan tak memiliki orangtua.
Orangtuanya membuangnya saat bayi karena dirinya terlahir tuli.
Pria itu jelas kaget dan awalnya tak percaya jika orangtuanya bisa melakukan hal tersebut.
Selama ini, ia tumbuh dengan sangat baik di bawah didikan orangtuanya.
Mengetahui hal itu, pria tersebut lantas menanyakan langsung kepada orangtuanya.
Tanpa banyak bereaksi, orang tuanya tersebut mengakui perbuatannya.
Ibu mereka hamil di tahun 1998 dan melakukan cek rutin kehamilan di rumah sakit.
Terungkap indikasi anak mereka akan terlahir tuli yang membuat mereka bimbang.
Akhirnya, setelah melahirkan, mereka meninggalkan bayi itu di rumah sakit.
Pria itu dan saudaranya syok dan tidak menyangka orangtuanya dapat melakukan hal seperti itu.
Kini, mereka berjanji akan menjalin hubungan yang baik dengan adik 'baru' mereka.
Banyak netizen yang merasa kasihan dengan nasib adiknya itu.
"Aku bangga denganmu yang mau berhubungan lagi dengan adikmu, aku juga tuli tapi bisa berbicara dengan bahasa isyarat dan membaca bibir, semoga kalian berusaha memahami satu sama lain karena tak tumbuh bersama, terimakasih sudah mendukung adikmu", kata seorang netizen.
"Kakakku juga tuli dan Ibuku baru berusia 18 tahun saat melahirkannya, memang tidak mudah tapi tidak sesulit itu kok! Dia kini sudah berusia 37 tahun dan punya rumah sendiri, istri serta anak! Kuharap adikmu dapat hidup bahagia meski orangtuamu meninggalkannya", kata lainnya.
Baca juga: Innalillahi Bayi 5 Bulan Ditemukan Tewas dalam Rumah Usai Ditinggal Ibu Bapaknya ke Yogyakarta
Kisah lain, viral cerita teman tuli dibantu seorang satpam
Satpam baik hati yang membantu nasabah tuli di sebuah bank swasta di Semarang mendapat penghargaan.
Kisah kebaikan satpam di sebuah bank swasta di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah baru-baru ini viral di media sosial.
Satpam tersebut seperti dikisahkan perempuan bernama Widi Utami (28) yang diketahui tuli, merasa bersyukur atas kebaikan satpam bank tersebut.
Curhatan Widi Utami tersebut mengisahkan pengalamannya saat harus ke bank di tengah pandemi.
Di mana ia cukup kesulitan membaca gerak bibir karena kewajiban protokol kesehatan memakai masker.
Di awal cuitannya di akun Twitter @mustikaungi, Widi mengakui dirinya tuli namun tetap bisa berbicara dengan mengandalkan cara bicara membaca gerak bibir.
Widi pun berinisiatif membawa kertas catatan dan menuliskan jika dirinya tulis dan ingin menarik uang tabungannya.
"Pak/Ibu, saya tuna rungu. Saya tidak bisa memahami omongan kalau pakai masker.
Saya minta tolong ditulis aja, ya. Saya ke sini mau ambil uang Tabunganku. Terima kasih," tulis Widi dalam catatannya.
Ia pun memberikan kertas catatan itu kepada satpam yang diketahui bernama Kurniawan.
Sang satpam pun membalas tulisan Widi dengan menuliskan akan membantu Widi saat berada di Teller.
"Jumlahnya berapa? Buku tabungan , KTP, ATM, dibawa? Nomor antriannya berapa? Nanti kalau sudah 41 saya bantu di teller ya Bu?" tulis sang satpam Kurniawan.
Setelah itu, Widi mengaku ditemani sang satpam sejak mengisi slip penarikan tabungan hingga berada di teller.
"Oleh Satpam, aku ditemani, dari mengisi slip penarikan, sampai ke teller.
Satpam memberitahuku ketika nomor antrianku dipanggil, lalu menemaniku memproses transaksi di teller.
Teler berbicara, satpam yang menuliskannya untukku," ungkap Widi dalam cuitannya.
Widi pun mengaku terharu atas perlakukan satpam yang membantunya untuk menarik Tabungan.
Di cuitannya ia berpesan kepada teman tuli lainnya agar berani menyampaikan keperluannya.
Dengan begitu, kedepannya sistem pelayanan bagi penyandang disabilitas akan lebih baik lagi.
Dilansir dari Tribunnews.com, Widi (28) mengaku dirinya datang ke bank swasta tersebut pada Kamis, 4 Juni 2020 lalu.
Ia tak menyangka cuitannnya viral di media sosial dan ikut terharu karena banyak yang mendukung sikap sang satpam.
Hingga Sabtu (6/6/2020), cuitan Widi telah mendapatkan 13,8 ribu retweet.
Cuitannya pun disukai sebanyak 28,2 ribu warganet di jagat maya Twitter.
Setelah status itu viral, Widi mengaku sempat dihubungi oleh pihak bank swasta tersebut.
"Terakhir dihubungi BNI soal konfirmasi kejadian ini, tapi nggak ada konfirmasi apakah Beliau mendapat reward," jelas Widi, Sabtu.
Tak lama kemudian, Widi mendapatkan kabar jika satpam yang membantunya mendapatkan penghargaan.
Ia mengaku senang saat mengetahui hal tersebut dan berharap agar lebih banyak orang yang menempatkan dirinya ke dalam cara pandang orang lain atau kelompok dalam melihat dunia (inklusivitas) seperti yang dilakukan Kurniawan.
"Ada kabar reward dari pusat untuk pak Satpam, dapat (penghargaan, red) kemarin sore."
"Seneng banget. Semoga inklusifutas makin membumi di Indonesia," jelas Widi.