Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Melonjak Tinggi Dibanding Tahun Lalu. Dinkes Ungkap Penyebabnya

melonjak dibanding kasus DBD yang tercatat selama 2021 mencapai 820 orang, meski saat ini masih pertengahan tahun tetapi kasusnya telah melampaui

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Freepik via Tribunnews.com
ILUSTRASI Gejala Demam Berdarah: Kasus demam berdarah di Kabupaten Cirebon melonjak tinggi, Dinas Kesehatan Cirebon ungka penyebabnya. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon hingga kini mencapai 1099 orang.

Jumlah tersebut melonjak dibanding kasus DBD yang tercatat selama 2021 mencapai 820 orang, meski saat ini masih pertengahan tahun tetapi kasusnya telah melampaui tahun lalu.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Luqman Denianto, mengatakan, penyebab lonjakan kasus DBD ialah minimnya kesadaran masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca juga: Inilah 5 Kecamatan di Kabupaten Cirebon yang Catatkan Kasus DBD Tertinggi Menurut Dinas Kesehatan

"PHBS itu tantangannya kompleks, sehingga kesadarannya masih kurang ketika belum dirasakan dampaknya," ujar Luqman Denianto saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Sabtu (25/6/2022).

Padahal, menurut dia, sosialisasi pentingnya menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari sering kali dilaksanakan Dinkes Kabupaten Cirebon hingga ke tingkatan puskesmas.

Terlebih, saat ini curah hujan masih tinggi di wilayah Kabupaten Cirebon sehingga jika masyarakat tidak disiplin menerapkan PHBS maka tidak menutup kemungkinan kasus DBD bakal bertambah.

Karenanya, pihaknya tengah menggalakkan program juru pemantau jentik (Jumantik) dan memperbanyak kadernya hingga di setiap desa dan kelurahan se-Kabupaten Cirebon.

Nantinya, para kader Jumantik bertugas memberantas jentik nyamuk, khususnya pada genangan air di tempat atau wadah yang yang muncul setelah hujan turun dan berpotensi menjadi tempat jentik nyamuk berkembang.

"Kami menargetkan setiap RT ada satu kader Jumantik, minimalnya satu desa satu kader. Kader ini juga menyosialisasikan bahaya dan gejala DBD," kata Luqman Denianto.

Baca juga: Hingga Pertengahan 2022, Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Sudah Tembus Angka 1.000 Orang

Ia mengatakan, para kader Jumatik juga bertugas memeriksa jentik nyamuk di wilayahnya dan melaporkannya ke puskesmas setiap seminggu sekali.

Sejauh ini, ada 77 kader Jumantik di Kabupaten Cirebon, dan telah memeriksa keberadaan jentik nyamuk di 160839 rumah warga.

"Kami juga menginginkan DBD ditangani serius dari pimpinan tinggi hingga RT dan RW, karena ada yang meninggal setiap bulannya," ujar Luqman Denianto.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved