Kasus PMK Capai Ratusan, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Tak Terapkan Lockdown Ternak, Kenapa?
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon tampaknya belum menerapkan lockdown hewan ternak asal luar daerah ke wilayah Kabupaten Cirebon.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Cirebon telah menjangkit ratusan ekor sapi.
Namun, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon tampaknya belum menerapkan lockdown hewan ternak asal luar daerah ke wilayah Kabupaten Cirebon.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengatakan, tidak mempertimbangkan lockdown sebagai pilihan untuk menangani PMK.
Sebab, menurut dia, setiap tahunnya tingkat konsumsi sapi di Kabupaten Cirebon cukup tinggi, dan sebagian besarnya dipasok dari luar daerah.

"Kalau lockdown tidak mungkin, karena Kabupaten Cirebon akan kekurangan pasokan sapi," kata Asep Pamungkas saat ditemui di Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jalan Sunan Ampel, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (9/6/2022).
Ia mengatakan, tingkat konsumsi sapi di Kabupaten Cirebon mencapai 15 ribu ekor pertahun, dan pasokan dari daerah sendiri rata-rata mencapai 4900-an ekor.
Sementara sisanya didatangkan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sehingga lockdown kecil kemungkinannya untuk diterapkan.
Terlebih, saat ini menjelang Iduladha yang berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya membuat penjualan hewan ternak di Kabupaten Cirebon meningkat.
Baca juga: Proses Isolasi Ratusan Sapi yang Kena PMK di Kabupaten Cirebon Sulit Dilakukan, Kandang Terbatas
"Dari tahun ke tahun, biasanya kebutuhan sapi untuk Iduladha saja mencapai 1500-an ekor, dan banyak juga yang didatangkan dari luar daerah," ujar Asep Pamungkas.
Karenanya, pihaknya lebih memfokuskan mengobati ratusan sapi yang terjangkit PMK melalui pemberian antibiotik, vitamin, dan obat sesuai gejala yang muncul.
Selain itu, sejauh ini tingkat fatalitas PMK di Kabupaten Cirebon juga tergolong rendah.
Pasalnya, dari 685 sapi yang terjangkit hanya dua ekor yang mati dan terdapat 27 ekor dinyatakan sembuh.
"Penyebab kematiannya karena enggak mau makan, dan rata-rata PMK menyerang sapi muda. Jika cepat ditangani, maka kami yakin sembuh," kata Asep Pamungkas.
Baca juga: Jelang Idul Adha Majalengka Pastikan Nol Kasus PMK, Sejumlah Sapi Sudah Sembuh Usai Karantina