Harga Solar Makin Mahal, Nelayan di Indramayu Berharap Pemerintah Dengarkan Jeritan Mereka
Kondisi mereka para nelayan di Indramayu semakin tercekik karena harga BBM jenis solar yang melambung mahal.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Nasib para nelayan di Pantura kian hari semakin memprihatinkan, termasuk di Kabupaten Indramayu.
Kondisi mereka semakin tercekik karena harga BBM jenis solar yang melambung mahal.
Hal ini pula yang mendasari aliansi nelayan Indonesia yang tergabung dalam Front Nelayan Bersatu (FNB) melakukan aksi pernyataan sikap di pelabuhan Karangsong Indramayu, Jumat (3/6/2022).
Aliansi nelayan yang terdiri dari DPC HNSI kota/kabupaten se-Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta Utara, dan Organisasi Paguyuban Nelayan Seluruh Pantura itu pun menyatakan sikap kepada pemerintah.
Kordinator FNB, Kajidin mengatakan, pemerintah harus peka dan mendengar jeritan para nelayan yang kian terpuruk akibat harga BBM yang mahal.

Para nelayan bahkan membandingkan, walau sesama rakyat Indonesia, para nelayan justru seperti dianak tirikan.
Lanjut dia, masyarakat umum bisa mendapat BBM murah untuk kendaraan di daratan, berbeda dengan kendaraan kapal untuk kebutuhan nelayan.
"Kita meminta kepada pemerintah, bukan subsidi tapi harga industri khusus. Orang daratan bisa mendapat harga subsidi di SPBU, tapi kenapa harga itu tidak bisa kita beli," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Kajidin menyampaikan, harga BBM Solar senilai Rp 16 ribu untuk kapal nelayan di atas 30 gross tonnage (GT) sangat mencekik para nelayan.
Baca juga: Harga Terbaru Pertalite, Pertamax dan Solar Sabtu 21 Mei 2022 di SPBU Seluruh Indonesia
Tidak sedikit nakhkoda hingga anak buah kapal (ABK) yang mendatangi kediaman Kajidin mengadukan soal nasib mereka.
Terlebih, harga BBM Solar mahal tersebut, kata dia, tidak sebanding dengan harga jual ikan yang tidak stabil dan cenderung murah.
Menurut Kajidin, rata-rata harga ikan saat ini hanya dihargai dikisaran Rp 16 ribu per kilogram atau sama dengan harga BBM per liter.
"Sehingga banyak kapal yang merugi. Jadi kalau kita berangkat, pulangnya gak dapat apa-apa, belum lagi dihitung dengan perbekalan," ujar dia.
Dalam hal ini, mereka juga menuntut agar pemerintah bisa memperhatikan nasib kesejahteraan para nelayan.
Baca juga: Harga Pertalite, Pertamax dan Solar Terbaru Sabtu 21 Mei 2022 di SPBU Seluruh Indonesia