11 Tahun Kerja di Arab, TKW asal Cianjur Pulang Dalam Kondisi Depresi dan Tak Bawa Gaji

Niat mencari uang ke negeri orang tak semulus yang dirasakan Ai binti Entib (36), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Sukamaju

KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO
Ilustrasi 

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Niat mencari uang ke negeri orang tak semulus yang dirasakan Ai binti Entib (36), seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Sukamaju, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Ia terpaksa pulang dengan tangan hampa atau tak membawa apa-apa setelah 11 tahun bekerja di Arab Saudi.

Tak hanya sampai di situ, Ai diketahui dalam kondisi depresi saat tiba di rumah.

Sebelas tahun bekerja di Arab Saudi Ai pun tak ada kabar ke keluarga.

Menurut Yeni (54) ibu kandung Ai, anaknya  berangkat ke negara timur tengah itu sejak 2011 melalui penyalur jasa tenaga kerja PT Youmba Biba Abadi yang beralamat di Jakarta.

"Saya tidak mengetahui pasti permasalahannya apa di sana. Tahu-tahu Ai sampai di rumah sudah keadaan depresi," ujar Yeni kepada wartawan, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Soal Peluru Nyasar Yang Diduga Oleh Polisi Kena Warga di Sumedang. Polda Jabar Dalami

Dikatakan Yeni, Ai  berangkat ke luar negeri jadi pekerja Migran Indonesia bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga dan  mencari untuk  biaya pendidikan kedua anaknya, saat berangkatpun Ai dalam kondisi sehat.

"Anak saya dulu berangkat ke sana sehat. Makanya saat datang  kaget badannya kurus kecil dan  tidak bisa diajak komunikasi," katanya.

Selama berada di luar negeri Ai tidak pernah ada komunikasi, bahkan pihak keluarga berupaya meminta bantuan kepihak pemerintah dan instansi terkait.

Baca juga: Harga BBM Pertamina Terbaru Minggu 29 Mei 2022: Pertamax Tembus Rp 13.000

Ai pulang ke rumah pada Desember 2011, dari sejak kedatangannya sampai sekarang baru komunikasi satu kali dan itupun sulit.

"Iya anak saya sering ngurung diri di kamar susah diajak komunikasi dan kalau ada orang asing ketakutan," tutur Yeni.

Yeni berharap kepada pemerintah setempat khususnya Pak Bupati Cianjur  agar bisa membantu untuk biaya pengobatan putrinya itu serta bisa mengungkap kasus yang sebenarnya.

"Saya minta tolong bapak bupati cianjur untuk bisa membantu biaya  anak saya. Karena saya tidak tahu harus seperti apa," kata Yeni penuh harap.

Ketua LBH Sunpar Indonesia Rahman Saepuloh, SH mengatakan, kasus yang menimpa Ai binti Entib seorang PMI asal Cianjur ini  Pemda Cianjur harus sangat serius dan perhatian. Pasalnya, sudah dijelaskan dalam undang -undang nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Jadi kasus Ai ini kewajiban pemerintah. Mereka harus hadir dan harus terungkap kasusnya," kata Rahman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved