SMP Muhammadiyah 8 Bandung Lahirkan Penulis-penulis Muda Masa Depan, Luncurkan Buku 'Infinity'

Dyah Zhafira Wibowo tak menyangka pada akhirnya dua judul cerpen miliknya termuat dalam sebuah buku bertajuk ‘Infinity’.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Mumu Mujahidin
Dyah Zhafira Wibowo siswi SMP Muhammadiyah 8 salah satu penulis antalogi cerpen 'Infinity' 

TRIBUNCIREBON.COM - Rasa senang sekaligus bangga meliputi perasaan Dyah Zhafira Wibowo.

Siswi kelas IX SMP Muhammadiyah 8 Kota Bandung ini, tak menyangka pada akhirnya dua judul cerpen miliknya termuat dalam sebuah buku bertajuk ‘Infinity’.

Sebuah buku fiksi antologi cerpen karya siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8.

Buku yang diluncurkan di kampus SMP Muhammadiyah Jalan Kadipaten Raya, Antapani, Kota Bandung, Jumat (27/5/2022) ini ditulis oleh 24 murid, termasuk tulisan Dyah Zhafira Wibowo.

Dua karya miliknya tersebut, merupakan tulisan yang telah memenangkan lomba penulisan cerpen di sekolahnya.

Karyanya memang tak biasa hingga gadis belia ini, memenangkan dua kali lomba menulis cerpen di sekolahnya, yakni pada 2021 dan 2022 lalu.

Dyah Zhafira Wibowo siswi SMP Muhammadiyah 8 salah satu penulis antalogi cerpen 'Infinity'
Dyah Zhafira Wibowo siswi SMP Muhammadiyah 8 salah satu penulis antalogi cerpen 'Infinity' (Tribuncirebon.com/Mumu Mujahidin)

Cerpen-cerpen hasil karya para peserta lomba ini kemudian dipilih dengan proses yang sangat ketat, untuk dibukukan dengan judul Infinity.

Secara umum cerpen-cerpen tersebut bertemakan nasionalisme, tentang kecintaan terhadap tanah air dari perspektif para generasi muda tentunya. Mereka menulis dengan keunikannya masing-masing.

Seperti salah satu cerpen yang ditulis Dyah Zhafira Wibowo berjudul ‘Dakara’. Dyah menulis cerita science fiction (fiksi ilmiah) bertemakan nasionalisme dengan sudut pandang masa depan.

“Cerpen pertama aku menulis tentang keberagaman, bagaimana cara menyatukan keberagaman. Terus yang kedua aku fokus tentang tanah air, tapi aku pengen melihat dari sudut pandang masa depan,” ungkapnya.

“Jadi aku pengen nanti di masa depan itu, orang-orang di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, mereka tetap bisa bersatu. Tidak individualis,” tambahnya.

Remaja kelahiran Magetan, Jawa Timur pada 21 Oktober 2007 ini, sangat menyukai buku-buku novel bertemakan science fiction.

Karena selain gemar membaca dan menulis, Dyah juga aktif mengikuti ekstakulikuler robotik di sekolahnya.

“Aku menyukai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, aku ikut ekskul robotik. Kadang juga suka koding tapi enggak sering karena bikin pusing. Kalau pelajaran aku suka IPA, khususnya biologi,” katanya.

Anak pertama dari pasangan Eki Apri Utomo dan Fakih Tri Wibowo ini, mulai suka membaca dan menulis sejak kelas 3 SD.

Bahkan Dyah merasa termotivasi oleh sang adik yang lebih dulu aktif membaca dan menulis dibanding dirinya.

“Dia setiap minggu bisa beli buku. Hari ini baca buku, besok udah beres padahal tebal banget. Jadi aku termotivasi, dia aktif bikin cerpen dan komik. Jadi aku juga ingin melakukan hal yang sama,” katanya.

Dyah mengaku sudah sejak lama ingin menulis hingga menjadi sebuah karya, namun semangatnya dalam menulis kerap kali patah.

Banyak tulisan-tulisannya yang akhirnya tidak selesai karena malas atau kurang motivasi.

Sejak masuk ke SMP Muhammadiyah 8 inilah semangatnya untuk menulis kembali muncul. Terlebih Muhammadiyah 8 juga sangat memfasilitasi serta mengapresiasi para peserta didiknya untuk berkarya khususnya di bidang literasi.

“Nulis cerpen pertama waktu kelas 7 alhamdulillah menang. Kelas 8 aku bikin lagi yang kedua menang lagi dan diterbitkan. Mulai dari karya kecil dulu cerpen,” katanya.

Kedepan remaja yang bercita-cita sebagai data scientis ini, ingin tetap aktif menulis.

Namun tidak hanya fiksi tapi lintas genre bahkan non-fiksi, seperti menulis karya ilmiah yang berkaitan dengan kegemarannya, yakni teknologi (robotik).

“Jadi kalau mau menulis, jangan cari tips and trik, mending mulai saja dulu. Apalagi kalau ada waktu luang. Untuk membaca anggap saja itu kebutuhan kita, agar mengetahui segala informasi yang ada di negeri ini,” pungkasnya.

Dukungan Sekolah

Sementara Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8, Taofik Yusmansyah mengatakan, sangat mengapresiasi talenta-talenta yang dimiliki para peserta didiknya, salah satunya di bidang literasi ini.

Pihak sekolah mengumpulkan karya-karya terbaik siswa-siswinya, untuk kemudian dijadikan karya bersama dalam bentuk buku berjudul Infinity.

“Kenapa judulnya Infinity? karena setelah dilihat mereka itu mempunyai gagasan yang tidak terbatas, untuk bagaimana mencintai Indonesia dalam perspektif mereka sebagai anak sekolah,” tuturnya.

Menurutnya sejak 2016 siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 sudah mulai menulis dan menghasilkan karya mereka sendiri. Hingga saat ini sudah ada sekitar 4 buku hasil karya siswa.

Bahkan berkat hal itu SMP Muhammadiyah 8 diganjar Anugerah Literasi sebagai sekolah inspiratif bidang literasi oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat pada 2017.

Taofik Yusmansyah, S.Th.I Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Bandung
Taofik Yusmansyah, S.Th.I Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 8 Bandung (Istimewa)

“Ini berangkat dari keyakinan bahwa setiap anak memiliki keunikan, memiliki potensi yang beragam. Kami yakin jika difasilitasi kemudian diapresiasi, potensi apapun itu akan berkembang. Berangkat dari itu anak-anak difasilitasi untuk menjadi penulis,” tuturnya.

Dalam pengantar buku Infinity ini, Taofik menyebutkan jika buku ini adalah mahakarya atau karya terbaik bagi masing-masing siswanya.

Karena menurutnya di masa depan kelak, karya mereka ini akan memberikan kontribusi bagi peradaban dalam berbagai bentuk.

“Artinya ketika kita memfasilitasi, kita yakin ini akan semakin berkembang di masa depan. Hari ini, dengan multiple intelegensi, keberhasilan anak di masa depan itu tidak selalu dilihat dari capaian akademis saja,” katanya.

“Kita lihat conten creator, influencer itu tidak secara lisan saja, tapi mereka punya kemampuan menarik masa melalui tulisan. Kedepan anak-anak ini saya yakin akan memberikan gagasan dan akan menjadi ‘influencer’ dengan tulisan-tulisan mereka,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved