Kampung Ternak di Kuningan Lock Down

Muncul Puluhan Sapi Warga Terkonfirmasi Positif PMK, Petugas Polisi Ikut Berjaga di Posko Lock Down

Polisi di Cigugur Kuningan terlibat dalam kegiatan pengawasan sekaligus mencegah terhadap penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai
Kondisi peternakan di kampung Cigeureung, Kelurahan Cipari Kuningan, Selasa (24/5/2022). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Petugas kepolisian sektor Cigugur terlibat dalam kegiatan pengawasan sekaligus mencegah terhadap penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

Hal itu seperti terlihat salah seorang anggota polisi berada posko lock down di Kampung Ternak Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kuningan.

"Keikutsertaan di posko lock down ini, sebagai pengawasan juga. Sebab, hewan ternak untuk beberapa waktu ini tidak boleh masuk atau keluar, ini sebagai pencegahan terhadap wabah PMK," ujar Iptu Gunadi saat di lokasi lock down tadi, Selasa (24/5/2022).

Populasi sapi di wilayah Cigugur, kata dia mengaku cukup banyak dan warga sekitar itu bergantung pada usaha ternak sapi. "Ketergantungan warga dalam bidang ekonomi. Ya mengurus sapi perah kebanyakan," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus PMK Sapi di Kuningan Berkembang, Muncul Kampung Ternak Lakukan Lockdown

Berita sebelumnya, jumlah hewan ternak warga yang terindikasi positif terjangkit PMK (penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi hingga saat ini ada sebanyak 83 ekor. Jumlah itu muncul akibat penyebaran PMK yang sebelumnya hanya sapi pedaging dan kini sudah merabah ke sapi perah alias sapi susu.

Demikian hal itu dikatakan Jhon Nois sekaligus Kepala Pusat Kesehatan Hewan UPTD Kuningan, saat ditemui di kampung ternak Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kuningan, Selasa (24/5/2022).

Puluhan sapi yang terkonfirmasi PMK itu berdasarkan kategori klinis dan sebanyak dua ekor sapi berhasil di amankan, akibat kondisinya cukup parah.

"Dua ekor dari 83 ekor sapi PMK itu berhasil di selamatkan dengan cara penyembelih. Ya dengan di sembelih pada sapi dua ekor terjadi di lingkungan kalangan peternak di sini," ujarnya.

Tindakan penyelematan dengan cara penyembelihan tersebut, kata dia mengaku bahwa kondisi kesehatan terindikasi PMK ini makin parah. Kemudian, disusul dengan nafsu makan hilang sekaligus penurunan imun pada hewan tersebut.

"Ya sapi yang disembelih itu akibat PMK ini terus menggerogoti hingga sapi tidak ada nafsu makan," katanya.

Upaya pencegahan terhadap penyebaran PMK pada Sapi, kata Jhon Nois mengungkap hingga kini terus dilakukan pemeriksaan secara berkala. Seperti saat ini dilangsungkan pemberian obat di vitamin untuk penyembuhan hewan tersebut.

"Ya hingga kini kami lakukan pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak tersebut. Karena jika PMK ini mengganas dan hewan terindikasi hingga tidak nafsu makan, ini bahaya dan bisa mengancam kelangsungan hidup hewan tersebut," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus PMK Sapi di Kuningan Berkembang, Muncul Kampung Ternak Lakukan Lockdown

Kondisi peternakan di kampung Cigeureung, Kelurahan Cipari Kuningan, Selasa (24/5/2022).
Kondisi peternakan di kampung Cigeureung, Kelurahan Cipari Kuningan, Selasa (24/5/2022). (Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Sebelumnya, kasus penyakit mulut dan Kuku pada sapi di Kuningan makin berkembang hingga muncul di satu daerah dominasi peternak sapi melakukan kegiatan lock down. "Kegiatan lock down ini sebagai bentuk pencegahan terhadap penyebaran PMK pada hewan ternak, sebab dalam beberapa waktu terakhir kasus PMK makin bertambah," kata Rastum salah seorang peternak sapi saat ditemuinya di Kampung Ternak Sapi Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kuningan, Selasa (24/5/2022).

Pembentukan posko lock down, kata dia mengaku sebagai pengawasan terhadap hewan ternak yang di biasa di warga atau kalangan peternak. Terlebih di posko lock down ini dilengkapi dengan penyemprotan cairan disinfektan juga. "Ya intinya, kita bentuk posko penjagaan untuk melakukan lock down hewan ternak warga. Karena daerah kami ini merupakan kawasan penghasil susu sapi dan mayoritas penduduknya bergantung pada sektor ekonomi tersebut," kata dia lagi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved