Periksa Sapi di Majalengka, Dokter Hewan di DKP3 Belum Temukan Penyakit Mulut dan Kuku
dokter hewan melakukan pemeriksaan sedikitnya ke-14 ekor sapi di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Majalengka belum menemukan adanya ternak pada kandang-kandang sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hal itu setelah dokter hewan dari dinas tersebut melakukan pemantauan ke sekian kalinya ke sejumlah peternak.
Seperti yang dilakukan pada Kamis (19/5/2022) ini, dokter hewan melakukan pemeriksaan sedikitnya ke-14 ekor sapi di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Pihaknya menyatakan seluruh hewan jenis sapi yang diperiksa masih dalam keadaan sehat.
Baca juga: Antispasi Serangan PMK, Peternak Sapi di Kuningan Lakukan Begini
Baca juga: Imbas Ada Sapi Positif PMK di Kuningan, Bupati Acep Gencar Sosialisasikan Larangan Bisnis Sapi
Artinya, belum ditemukan hewan yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Alhamdulillah sekarang ini, dari awal sampai sekarang belum ditemukan hewan yang berpenyakit PMK," ujar Dokter Hewan DKP3 Majalengka, Febri Putra Eka saat ditemui selepas kegiatan, Kamis (19/5/2022).
Kendati masih terbilang aman, pihaknya menyarankan untuk para peternak agar tetap menjaga kebersihan kandang.
Selain itu, hewan ternaknya juga bisa diberi vitamin secara berkala, sehingga, terhindar dari penyakit tersebut.
"Kami juga lebih mengetatkan adanya pengiriman hewan ternak dari luar daerah. Jika memang mau didatangkan dari luar, harus ada surat sehat.
"Kami juga mengimbau kepada peternak agar segera dikarantina terlebih dahulu hewan-hewan yang baru datang dari luar daerah," ucapnya.
Meski aman untuk manusia, Febri juga menyarankan kepada masyarakat agar ketika mengonsumsi daging untuk langsung merebusnya tanpa dicuci.
Ketika direbus dan tak dicuci, diharapkan bakteri bakteri yang menempel di daging akan mati.
Sementara, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kertajati, Muhammad Ali Imron mengatakan, pihaknya akan terus memonitoring hewan-hewan ternak yang ada di wilayahnya.