Rusia Serang Ukraina

Putin Terancam Digulingkan Elite Rusia, Usai China Tak Mau Bantu Amunisi dan Senjata untuk Perang

China ternyata tidak mau membantu Rusia untuk menumbangkan pemerintahan demokrasi Ukraina yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Editor: Mumu Mujahidin
(Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) (AFP/HANDOUT)
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. 

TRIBUNCIREBON.COM - Presiden Vladimir Putin terancam digulingkan oleh Elite Rusia jika gagal dalam perang.

Kabar itu diperkerung dengan kabar China yang tak penuhi permintaan Rusia untuk membantu senjata dan amunisi.

China ternyata tidak mau membantu Rusia untuk menumbangkan pemerintahan demokrasi Ukraina yang dipimpin Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Hingga hari ke-26, Ukraina bertahan hebat hingga Rusia mengalami kerugian besar dalam hal korban jiwa pasukan maupun kehancuran alutsista yang luar biasa.

Selain mengalami kerugian besar dalam hal korban jiwa pasukan maupun kehancuran alutsista, kini Rusia mulai sesak nafas karena penerapan sanksi ekonomi yang membuat Rusia bakal kehilangan seperempat dari ekonomi sebelum Perang Putin.

Duta Besar China untuk AS mengatakan negaranya tidak mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

Kondisi kota pelabuhan Mariupol yang dikepung dan dibombardir pasukan Rusia, Minggu (20/3/2022).
Kondisi kota pelabuhan Mariupol yang dikepung dan dibombardir pasukan Rusia, Minggu (20/3/2022). (Twitter/Brexit Buster @BrexitBuster)

Saat diwawancarai CBS dalam program Face the Nation, yang tayang Minggu 20 Maret 2022 waktu Amerika, Duta Besar Qin Gang  ditanya apakah negaranya akan mengirim uang atau senjata ke Rusia.

"Ada disinformasi tentang China yang memberikan bantuan militer ke Rusia. Kami menolaknya," ujarnya Duta Besar Qin Gang.

''Sebaliknya, "yang dilakukan China adalah mengirim makanan, obat-obatan, kantong tidur, dan susu formula, bukan senjata dan amunisi ke pihak mana pun," katanya.

Namun, China yang merupakan sekutu dekat Rusia, tetap menolak mengecam Invasi Rusia atau Perang Putin .

Duta Besar Qin Gang mengatakan Beijing terus "mempromosikan pembicaraan damai dan mendesak gencatan senjata segera."

Baca juga: Korea Utara Tiba-tiba Tembak Roket di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Kim Jong Un Lagi Uji Coba Nuklir?

''Tapi jenis kecaman publik yang didesak oleh banyak orang di Barat "tidak membantu," katanya.

"Kami butuh alasan. Kami butuh keberanian. Dan kami butuh diplomasi yang baik."

Sebelumnya Presiden Joe Biden, Jumat 18 Maret 2022 mengadakan pembicaraan telepon dengan Pemimpin China Xi Jinping selama dua jam.

Seusai pembicaraan ini, Biden menegaskan China akan terkena sanksi ekonomi seperti yang dialami Rusia bila mengirimkan senjata dan amunisi kepada Rusia.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved