Kursi Rotan yang Beredar di Pasar Eropa Sebagian Ternyata Karya Warga Binaan di Lapas Indramayu
Para warga binaan Lapas Kelas II B Indramayu inilah yang menganyam produk kursi rotan tersebut hingga siap dipasarkan ke pasar mancanegara.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kursi-kursi rotan yang beredar di pasar Eropa sebagiannya ternyata merupakan hasil karya dari tangan para warga binaan di Lapas Kelas II B Indramayu.
Para warga binaan inilah yang menganyam produk kursi rotan tersebut hingga siap dipasarkan ke pasar mancanegara.
Selain di pasar Eropa, kursi rotan itu juga dikirim ke negara Jepang hingga negara-negara di Timur Tengah.
"Kalau kebanyakan ke Jepang dan Eropa, karena di sana kan dingin, kursi ini tahan cuaca," ujar Kepala Lapas Kelas II B Indramayu, Beni Hidayat kepada Tribuncirebon.com.
Baca juga: Napi Lapas Kelas IIB Indramayu Disiapkan Jadi Peternak Maggot Agar Tak Ulangi Perbuatan Jahatnya
Baca juga: Pegawai Lapas Kelas IIB Indramayu Dikumpulkan, Jalani Tes Urine Mendadak
Beni Hidayat menyampaikan, pembuatan kursi rotan oleh warga binaan ini pun menjadi salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan di Lapas Kelas II B Indramayu.
Hasil kerajinan kursi rotan buatan para warga binaan pun, kata dia, tidak kalah berkualitas dibanding hasil karya pihak lain.
Terlebih, hingga saat ini, tidak ada satupun kursi yang dianggap reject oleh pihak pabrik saat melakukan pengecekan kualitas.
"Justru misal ada reject dari pengrajin luar itu suka dilimpahkan ke sini untuk diperbaiki," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Indramayu, Ade Yosman menambahkan, kegiatan pembuatan kursi rotan ini sudah berlangsung sejak November 2021 lalu.
Per minggunya, para warga binaan ditargetkan untuk menyelesaikan sebanyak 10 unit kursi rotan, seperti sofa, kursi berjemur, dan lain sebagainya.
Saat ini, disampaikan Ade Yosman, ada sebanyak 18 warga binaan yang sudah mahir membuat kursi rotan.
Mereka yang sudah mahir pun mengajarkan ke rekan sesama warga binaan yang ingin bergabung menjadi pekerja dalam memproduksi kursi rotan.
"Untuk pekerja (warga binaan) mereka juga dapat persentasenya atau upah. Nanti kita bagi dua, sebagian untuk mereka tabung dan sebagian lagi bisa mereka ambil kapan saja," ucap dia.
Sehingga, meski berada di dalam Lapas, para warga binaan tersebut bisa tetap produktif dan menghasilkan uang.