Keluar dari Nasdem dan Masuk Golkar, Sahrul Gunawan Sebut Ada Perbedaan Penilaian dan Pandangan
Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan mengundurkan diri dari partai yang mengusungnya pada pilkada lalu dan pindah ke Partai Golkar.
"Banyak hal baru yang kemudian menjadi pelajaran besar dalam hidup saya bahwa puas dan tidak puas, suka dan tidak suka, merupakan hal biasa di dalam proses politik. Namun di dalam perjalanannya, tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya dalam melakukan tindakan yang mana baik untuk diri saya sebagai politisi ataupun diri saya sebagai wakil bupati yang merupakan jabatan konstitusional serta melekat dalam diri saya," katanya.
Ia mengatakan menyadari Partai Nasdem dengan jargon "Semangat Restorasi" adalah partai yang bergerak dengan nilai filosofis perubahan. Sebuah nilai agung dalam berjuang serta bergerak di dunia perpolitikan. Begitupun figur Surya Paloh yang sangat ia kagumi adalah tokoh sentral partai dan tokoh bangsa yang selalu bertindak rasional dalam rangka meraih perubahan bagi bangsa Indonesia kedepan.
"Namun dalam perjalanannya, diri saya terkadang merasa jatuh kedalam pemikiran atas refleksi jabatan serta amanah yang saya emban di mana saya merasa belum mampu menjadi kader terbaik nasdem dengan semangat restorasinya. Saya masih banyak menemukan kendala baik itu pemikiran yang segar maupun tindakan yang seharusnya saya lakukan sebagai manusia biasa yang hari ini berada di dalam sistem pemerintahan," katanya.
"Begitu banyak hal bodoh dan ketidaktahuan yang saya alami ketika saya menghadapi tantangan- tantangan permasalahan dalam rangka menjawab sebuah proses perubahan di Kabupaten Bandung. Tentunya ini adalah bentuk kegagalan saya sebagai seorang kader Partai Nasdem dalam rangka memperjuangakan Perubahan," lanjutnya.
Untuk itu, ia mengatakan setelah beristikharah dan berpikir dengan matang, ia pun menyatakan mengundurkan diri dari segala bentuk keterikatan politik, kepartaian, maupun sebagai kader Partai Nasdem.
Ia mengucapkan beribu terima kasih atas pengalaman, pendidikan, serta perjuangan yang telah Partai Nasdem berikan untuknya," katanya.
Ia juga memohon maaf apabila keputusan yang diambil ini adalah sebuah keputusan yang mencederai atau bahkan melukai hati berbagai pihak yang telah sama-sama berjuang serta bersilaturahmi dalam wadah Partai Nasdem.
"Karena makna silaturahmi tentu tidaklah harus selalu terkotasi oleh platform politik apapun. Mohon do'anya agar saya senantiasa kuat menjalani amanah besar yang sedang saya emban hari ini sebagai Wakil Bupati Bandung. Semoga Masyarakat Kabupaten Bandung bisa menikmati terwujudnya harapan perubahan sebagaimana yang kita perjuangkan di tahun 2020 lalu," kata Sahrul.
"Berkaitan dengan ramainya berita baik dalam media sosial maupun media pribadi yang beredar berkaitan atas bergabungnya saya di Partai Golkar maka dengan ini saya sampaikan bahwa hal tersebut benar adanya," tuturnya.
Ia mengatakan hal tersebut adalah hal yang lumrah dalam berpolitik dan berdemokrasi, namun peristiwa tersebut bukan hal yang ujug-ujug ia lakukan.
"Kalaulah ada pihak yang berujar bahwa saya datang ke Kabupaten Bandung tidak membawa apa-apa dan tidak berkontribusi apa-apa terlebih berupa materi, saya tegaskan bahwa sistem politik dan partai politik adalah sarana untuk berjuang," tuturnya.
Ia menuturkan tidak terasa hampir satu tahun mengemban amanah rakyat dengan jabatan Wakil Bupati, dari situlah ia belajar dan terus melakukan belanja masalah di Kabupaten Bandung.
Wakil Bupati, katanya, adalah jabatan konstitusional yang dalam implementasinya tentu memiliki banyak keterbatasan baik itu dari sisi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi dan pengawasan.
"Akan tetapi setiap saya datang mengunjungi masyarakat segudang persoalan yang dikeluhkan dan dihadapi tentu butuh solusi. Saya sadar betul bahwa kepala daerah adalah jabatan politik, maka logika sederhananya dibutuhkan back up politik yang kuat dalam menjalankan tanggung jawab atas jabatan tersebut," kata Sahrul.
Partai Golkar, menurutnya, adalah Partai yang sudah memberikan banyak corak dan warna dalam dunia demokrasi Indonesia.