Konflik Rusia vs Ukraina
Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Diprediksi Tumbang Dikhianati Sosok Penting Ini
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menggencarkan serangan ke Ukraina diperdiksi malah membuatnya tumbang.
“Putin kemungkinan akan jatuh dengan skenario seperti Diktator Romawi, Julius Caesar di mana oligarki terdekatnya secara politik menusuknya dari belakang,” tambahnya.
Sanksi telah diberikan oleh hampir semua negara besar di dunia, kepada sekutu serta teman terdekat Putin.
Rusia sendiri dipercaya akan menghadapi resesi yang besar, dengan para ahli memperkirakan adanya 7 persen dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, daripada 2 persen pertumbuhan yang telah diprediksi tahun lalu.
Ditambah lagi perusahaan besar seperti Apple dan Google telah mundur dari pelayanan mereka di Rusia, Professor Clarke memperkirakan pengkhianatan terhadap Putin terjadi tak lama lagi.
Amerika Disamakan Hitler
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov menyamakan Amerika Serikat (AS) dengan Hitler dan Napoleon.
Lavrov mengatakan AS mendikte Jerman apa yang baik untuk ketahanan energi Eropa.
"Dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan pipa itu (Nordstream 2) dan keamanan itu akan dijamin dengan pasokan dari AS, yang beberapa kali lebih mahal," tutur Lavrov sebagaimana dilansir Sky News, Kamis (3/3/2022).
Lavrov menambahkan AS mencoba memaksakan pandangan mereka sendiri tentang masa depan Eropa.
"Napoleon dan Hitler, mereka memiliki tujuan untuk menguasai seluruh Eropa. Sekarang AS telah menguasai Eropa," imbuh Lavrov.
"Dan kami melihat bahwa situasi ini benar-benar menunjukkan peran apa yang dimainkan Uni Eropa dalam situasi global,"sambung Lavrov.
Lavrov melanjutkan dengan berbicara tentang bagaimana dalam film ada kejahatan mutlak dan kebaikan mutlak dan mengatakan gambaran global berada dalam keadaan yang sama.
Dia menambahkan bahwa dia yakin jika "histeria" akan berakhir.
Lavrov juga mengatakan bahwa Rusia akan duduk bersama Ukraina untuk berunding.
"Tetapi hanya dengan satu syarat bahwa itu harus menjadi pihak yang setara yang bernegosiasi," ujar Lavrov.
Sumber: Daily Star/The Sun/Kompas.TV