Pantas Berani 'Cuekin' AS, Putin Ternyata Tahu Masa Depan Dunia Ada di Genggaman Dua Negara Ini

Tak peduli sanksi dari Amerika, Putin sudah tahu di masa depan AS bukanlah lagi negara paling penting di dunia.

(Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) (AFP/HANDOUT)
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. 

Sebut saja Jepang yang menargetkan ekspor semikonduktor, yang saat ini mengalami kekurangan global, dan lembaga keuangan.

Kendaraaan lapis baja dan tank milik Rusia terlihat rusak dan terbakar di wilayah Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Invasi Rusia itu mendapat perlawanan dari pasukan Ukraina meski di atas kertas kekuatan Ukraina kalah jauh.
Kendaraaan lapis baja dan tank milik Rusia terlihat rusak dan terbakar di wilayah Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Invasi Rusia itu mendapat perlawanan dari pasukan Ukraina meski di atas kertas kekuatan Ukraina kalah jauh. (Angkatan Darat Ukraina)

Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya tetap tenang dan tidak terpengaruh.

Malahan dia malah semakin membombardir wilayah Ukraina bagian Timur.

Ini semua karena Putin tahu di masa depan AS bukanlah lagi negara paling penting di dunia.

Justru masa depan dunia, termasuk masa depan Rusia, ada di dua negara ini. Negara mana yang dimaksud Putin?

Dilansir dari Reuters pada tahun 2020 silam, Putin mengatakan China dan Jerman kini tengah menuju status negara superpower (adidaya).

Memang saat ini China sedang terlibat konflik dan Jerman masih kalah dibanding Inggris dan Prancis di Eropa, tapi Putin beranggapan berbeda.

Katanya, peran AS sudah berkurang. Termasuk juga peran Inggris dan Prancis.

Sebaliknya, bobot politik dan ekonomi China dan Jerman tengah menuju status negara adidaya.

"Jika AS tidak siap untuk membahas masalah global dengan Rusia, maka Rusia siap untuk berdiskusi dengan negara lain," kata Putin.

Putin mengatakan, AS tidak bisa lagi mengklaim eksepsionalisme-nya.

Sksepsionalisme sendiri adalah pandangan bahwa sebuah negara, masyarakat, lembaga, gerakan, atau era bersifat "eksepsional" (tidak biasa atau hebat).

Jadi, tidak heran bahwa Rusia tidak peduli lagi dengan AS. (Intisari)

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved