Kawanan Monyet Liar Kembali Berulah di Kuningan, Merusak Sejumlah Bangunan, Ambil Dagangan di Warung
Sejumlah bangunan tempat ibadah, warung dan rumah milik warga mengalami kerusakan cukup parah. Ulah kawanan monyet liar.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Sejumlah bangunan tempat ibadah, warung dan rumah milik warga mengalami kerusakan cukup parah.
Hal itu menyusul dengan ulah kawanan monyet liar kembali beredar di lingkungan permukiman warga setempat.
"Iya, tadi ada laporan monyet liar menyerang dan merusak sejumlah bangunan. Seperti Momolo masjid, warung dan bangunan rumah warga, itu terjadi di Desa Karangtawang, Kecamatan Kuningan," ungkap Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi saat usai melakukan pengusiran dan pemusnahan hewan primata liar, Jum'at (4/1/2022).

Menindaklanjuti laporan Kera liar hewan Jenis kera ekor panjang (macaca Pascicularis) yang berada di pemukiman warga tadi diketahui merusak sebanyak 1 unit bangunan mushola, 1 unit kandang ternak milik warga dan 5 unit rumah serta 1 unit warung kecil dengan mengambil barang dagangan dan mengacak-acak isi warung atau barang dagangan.
"Tidak hanya itu, monyet liar juga sempat terjadi mencoba menyerang penduduk atau warga yang lewat. Seperti terjadi di Dusun Pasawahan RT.009 RW.001 dan Dusun Babakan RT.13,14,15,16,17,18,20," katanya.
Sekedar informasi, pembuatan adonan berbahan baku terasi dan kapur barus sebagai media pengusir monyet, merupakan pengalaman pertama yang dilakukan petugas pemadam kebakaran Kuningan.
"Betul, untuk media adonan dsri terasi dan kapur barus. Ini pertama kali lakukan sebagai media pengusir monyet liar di Kuningan," ungkap Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi saat memberikan keterangan kepada Tribuncirebon.com, Kamis (20/1/2022).
Referensi bahan baku rumah tangga hingga dijadikan media pengusiran monyet, Khadafi mengaku bahwa ini pengalaman ini banyak cara di internet dan berdasarkan pengalaman teman petugas damkar di luar Kuningan.
"Oh, bisanya kami gunakan terasi dan kapur barus untuk mengusir monyet liar. Ini kami dapat referensi dari internet dan teman pemadam kebakaran di daerah Kalimantan dan Sumatera juga banyak kasih pengalaman untuk mengusir monyet liar. Dan jujur, ini pertama kali kami lakukan di Kuningan," katanya.
Berdasarkan pengetahuan lain, kata Khadafi bahwa hewan primata ini tidak suka terhadap bau kurang sedap.
Sehingga bahan baku kedua itu menjadi media pengusiran hewan liar tersebut.
"Ya setelah kami cari informasi dan referensi, monyet memang tidak suka pada bau-bau begitu. Jadi kami lakukan ini di daerah sekitar sekolah MI Guppi ini," katanya.
Diberitakan sebelumnya, bangunan dan ruang belajar sekolah di Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kuningan alami rusak parah.
Hal itu terlihat bak kapal pecah yang disebabkan kerusakan parah pada sejumlah meubeler di lembaga pendidikan tersebut.
Djaja (43) salah seorang warga setempat menyebut bahwa kerusakan terjadi di akibatkan oleh keberadaan hewan liar di lingkungan sekitar.
"Untuk kerusakan dalam kelas dan ruang lain, itu di sebabkan oleh monyet. Monyet merusak itu lebih dari satu ekor yang masuk ke dalam ruangan di sekolah tersebut," kata kepada wartawan, Selasa (18/1/2022).
Tindakan anarkis yang di lakukan kawan monyet, kata Djaja mengaku baru pertama kali terjadi pada sejumlah fasilitas pendidikan di daerahnya.
Sebab sebelumnya, kawanan monyet berdatangan di atas bangunan sekolah saja.
"Kalau soal perusakan oleh monyet, saya baru tahu. Tetapi kalau banyak monyet dan sering bermain di atas bangunan sekolah itu sudah sering saya lihat," katanya.
Terpisah Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi mengklaim telah menerima informasi dan keluhan dari warga sekitar. Terlebih dengan aksi kawanan monyet liar hingga melakukan perusakan sejumlah fasilitas pendidikan.
"Soal laporan ada kawanan monyet hingga merusak meja, kursi dan perlengkapan lain di sekolah di Desa Purwasari. Saya sudah terima laporannya dan itu benar terjadi," katanya.
Dari kejadian demikian, Khadafi bareng petugas damkar lainnya itu langsung terjun ke lokasi dan melakukan perburuan.
"Dari laporan tadi, kami ke lokasi dan melaksanakan perburuan. Namun hingga menunggu sekitar dua jam lebih, hewan liar itu tidak muncul - muncul," katanya.
Dalam perburuan tadi, kata Khadafi mengaku bahwa pelaksanaan perburuan itu usai berkordinasi dengan Perbakin dan orang - orang dari Perbakin pun di libatkan.
"Iya, saat melalukan perburuan primata liar, kami bareng Perbakin mencari kawanan monyet tersebut," katanya.
Khadafi berpesan kepada warga siapapun tetap berjaga dan melarangnya memberi makanan hewan liar tersebut.
"Kejadian hewan liar atau kawanan monyet ini buka satu dua kali, jadi kami mohon kepada warga untuk tetap waspada dan jangan kasih makan itu monyet," katanya.
Berbeda dengan sekolah yang berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, kata Uca mengaku meski lingkungan alam merupakan habitat monyet. Namun bangunan sekolah terlihat cukup aman.
"Ya untuk sekolah di daerah Cibeureum, meski ada habita hewan. Saya belum pernah dengar kerusakan sekolah oleh monyet atau genteng disana di bawa monyet," ujarnya. (*)