Penyakit yang Menyerang Kerbau di Kuningan Masih Misterius, Kini Sudah Menyerang Kerbau di Cirebon
Penyakit yang membuat puluhan kerbau mati mendadak milik warga Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan masih misterius
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Penyakit yang membuat puluhan kerbau mati mendadak milik warga Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan masih misterius. Kini penyakit aneh tersebut, justru tengah menyerang dan mengancam populasi kerbau di Kabupaten Cirebon.
"Benar Pak, penyakit ancaman kematian pada Kerbau di Kuningan ini mulai menyerang kerbau yang di Cirebon, berdasarkan pengakuan warga tadi, kerbau di Cirebon juga pada mati dan kasusnya seperti ini," kata Rofiq yang juga dokter hewan dari Dinas Peternakan Kuningan saat di lokasi tadi, Senin (31/1/2022).
Rofiq mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan UPTD Pusat Kesehatan Hewan di Cirebon untuk mencegah kematian hewan ternak oleh penyakit yang masih misterius.
"Kebetulan yang turun tangan dalam melakukan pengambilan sampel sekarang. Selain dari Kementerian Pertanian, hadir juga petugas medis dari Puskeswan Losari Cirebon," ujarnya.
Baca juga: Banyak Kerbau Mati Mendadak di Kuningan, Tim Laboratorium Kementerian Turun Gunung Lakukan Ini
Di tempat yang sama, Demo (52), \penggembala kerbau sekaligus warga setempat, mengatakan, sebenarnya jumlah kematian kerbau itu lebih dari seratusan. Namun yang tercatat dan terlaporkan itu hanya 24 ekor hingga sekarang.
"Iya, jumlah kerbau mati itu ada ratusan pak, bangkainya saja banyak dan lokasinya di kedalamam hutan sangat bau. Terus dengan jumlah kematian kerbau 24 ekor itu peternak yang lapor saja," katanya.
Selain itu, kata Demo, hingga sekarang itu warga dan para peternak masih bertahan di dalam hutan untuk melakukan pengawasan langsung.
"Sudah lebih 10 hari kami kemping mengawasi kerbau. Jumlah kerbau saya yang mati itu ada empat dengan postur badan gede," katanya.
Menyinggung soal kematian kerbau di daerah Cirebon, kata Demo mengklaim bahwa itu terjadi di sejumlah daerah.
"Untuk kerbau mati itu terjadi di blok ciuyah, sumur kondang dan daerah ambit. Ketiga daerah itu kondisi kerbau terancam," ujarnya.
Labfor Turun Gunung
Kematian kerbau masal di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan mendapat perhatian langsung dari Petugas Kesehatan Hewan dari kementerian.
Hal itu menyusul dengan sejumlah petugas yang tergabung dalam Tim Laboratorium Kesehatan Hewan Kementerian Peternak melakukan pemeriksaan langsung terhadap sejumlah kerbau warga.
Demikian hal itu dikatakan Dokter Hewan Rofiq yang juga Petugas Dinas Peternakan Kuningan saat ditemui di habitat kerbau warga, Senin (31/1/2022).

Rofiq menyebut keterlibatan petugas kementrian kesehatan hewan ini untuk memastikan penyebab kematian kerbau hingga berjumlah lebih dari satu ekor.
"Iya, kemarin kita juga ambil sampel. Namun masih kurang dan kali ini, pengambilan sampel pada kerbau dengan melibatkan petugas dari tim labfor Kementerian," kata Rofiq.
Untuk pengambilan sampel ini dilakukan dari serum atau darah kerbau itu sendiri, juga melakukan swab alias pengambilan lendir yang berada dalam hidung kerbau tersebut.
"Iya, dari sekian banyak kerbau warga yang masih hidup. Kita ambil tiga botol darah kerbau dengan ukuran mini dan juga melakukan swab test. Swab test ini, prakteknya sama ketika kita ingin mengetahui apakah positif covid atau tidak," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kejadian luar biasa di Kuningan terkait puluhan kerbau mati mendadak di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, ini langsung mendapat perhatian dari Komisi II DPRD Kuningan.
"Mengenai kejadian kematian kerbau hingga berjumlah banyak, kami rencanakan untuk mengunjungi lokasi dan berkomunikasi langsung dengan para pemilik, tentunya dibarengi pejabat dari Dinas Peternakan," kata Rani yang juga Ketua Komisi II DPRD Kuningan saat dihubungi ponselnya, Jum'at (28/1/2022).
Rani mengaku hingga saat ini belum mengetahui persis laporan dari lembaga sebagai mitra kerja. Sehingga sampai saat in sekarang belum bisa memastikan bagaimana tindakan yang harus dilakukan seperti apa.
"Ya hingga saat sekarang, kami belum bisa memberikan banyak komentar. Sebab secara tertulis juga mendapat laporan dari dinas peternakan seperti. Namun yang pasti, kami yakini akan turun ke bawah dalam beberapa waktu dekat ini," ungkapnya.
Baca juga: Puluhan Kerbau Warga Kuningan Mati Massal, Kerbau Bule Lokal yang Harganya Mahal Pun Terancam Mati
Ditanya soal mengenai jumlah dokter hewan di Kuningan, Rani menjawab bahwa kondisi itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk lebih maksimal dalam memberikan pelayanan terhadap peternakan di daerah.
"Betul, sebenarnya untuk jumlah dokter hewan di Kuningan memang sering kami bahas. Jadi pertanyaan begini, untuk melakukan penambahan dokter hewan ini, apakah pemerintah bersedia atau memang bagaimana?" ujar Rani lagi.
Kembali dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat terutama warga sebagai pemilik ternak hewan kerbau, Rani mengaku sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa hingga menimbulkan kerugian cukup besar.
"Iya, nantilah kami segerakan turun dan kunjungi langsung para peternak kerbau tersebut deh," katanya.