Menengok Dodol Cina Legendaris Khas Majalengka, Selalu Laris Saat Imlek Datang
Dodol Cina produk Iim ini, telah menyebar ke berbagai daerah dan kota, tidak melulu di Majalengka.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Saat ini, jelas dia, di Kecamatan Kadipaten hanya dia yang masih membuat Dodol musiman itu.
"Dulu mah banyak yang bikin, tapi sekarang tinggal saya aja yang bikin," ucapnya.
Selain legend karena sudah berjalan sejak 1970-an lalu, kualitas juga menjadi salah satu Dodol Cina buatan Iim banyak peminat.
Beras Ketan dan Gula menjadi bahan baku pembuatan Dodol musim Imlek itu.
"Ini tanpa bahan pengawet. Semakin lama, semakin enak. Asal disimpan di tempat yang ada udara," jelas dia.
Iim mengaku, sampai saat ini tidak bisa memenuhi jumlah permintaan.
Padahal, jelas dia, permintaan, termasuk dari luar daerah, cukup tinggi.
Namun, ada hal yang membuat dia tidak bisa memenuhi permintaan itu.
"Permintaan mah banyak, tapi kami nggak mampu memenuhi. Tempatnya kurang," katanya.
Untuk ukuran sendiri, Iim lebih memfokuskan ukuran kecil.
Namun, pada umumnya pembelian lebih banyak 1 kilo.
"Satu kilo itu isi 3 biji. Tapi kadang ada juga yang pesan dengan ukuran tertentu," ujarnya.
Sementara, proses pembuatan Dodol Cina sendiri memerlukan waktu yang lama.
Proses mengadon adalah tahapan yang paling lama memerlukan waktu.
Setelah proses membuat adonan, bahan Dodol tidak langsung dimasak, melainkan harus didiamkan sekitar 1 pekan.
Hal itu agar nantinya Dodol terasa lembut.
Proses memasak sendiri, membutuhkan waktu sekitar 12 jam, untuk bahan sebanyak setengah kuintal.
"Setelah selesai memasak, langsung dikemas dan dibiarkan adem. Kalau saya, dikipasin," ucap Iim.