SOSOK Haniseh Bidan Desa yang Tewas Dibunuh Suaminya karena Cemburu, Dikenal Baik Tak Pernah Marah
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, perilaku AHP belakangan berubah setelah ia mengalami kecelakaan dan harus menjalani operasi di kepalanya.
TRIBUNCIREBON.COM - Suami bidan desa yang menghabisi nyawa sang istri mengalami kecemburuan yang sangat parah.
Namun berdasarkan saksi jika suami bidan atau pelaku pembunuhan mengalami perubahan drastis pascakecelakaan yang dialaminya.
Pelaku pembunuhan Haniseh (42), bidan desa di Situbondo, AHP (45) warga Desa Ketah, Kecamatan Suboh, sudah ditahan di Polres Situbondo.
Belum diketahui pasti motivasi pelaku membunuh istrinya sendiri.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, perilaku AHP belakangan berubah setelah ia mengalami kecelakaan dan harus menjalani operasi di kepalanya.

Sejak itu tensi kecemburuan AHP terhadap istrinya, Haniseh (42) semakin tidak terkendali.
Bahkan, wanita yang berprofesi sebagai bidan desa ini, sudah tidak harmonis dan terjadi percekcokan akibat ulah suaminya yang tidak bekerja tersebut.
"Ya kalau setiap harinya selalu bertengkar," ujar Amal Jariah, salah seorang teman Haniseh kepada Surya di kanfor Desa Ketah, Kamis, (13/01/2022).
Selama ini, kata waker kantor desa mengatakan, korban sering curhat dengan perlakuan suaminya yang selalu curiga dan cemburu."Masak mau main ke rumah orang tua saja dibuntuti suaminya," kata Amal.
Tak hanya itu, akibat kelakuan suaminya korban merasa malu dan tidak enak dengan pada teman sejawat di Puskesmas.
Baca juga: Curhatan Ibu Bidan Sebelum Dibunuh Suaminya Terungkap, Malu Pelaku Sering Melakukan Hal Ini
"Tiap hari korban selalu curhat masalah suaminya, bahkan korban malu karena sering dibuntuti terus," jelasnya.
Ia menjelaskan, suami korban pernah menjalani operasi di bagian kepalanya akibat kecelakaan dua bulan yang lalu.
"Sejak itu suaminya sering cemburu dan membuntuti korban, baik itu ke Puskemas atau ke posyandu," ucapnya.
Sosok korban, lanjut Amal, selain orangnya ramah dan supel sama semua orang, dia ( korban) juga komunikatif dengan perangkat desa.
"Orang baik dan tidak pernah marah," tukasnya.