Ada 14 Warga Jabar Positif Omicron, Masyarakat Diminta Jangan Panik, Tetap Disiplin Prokes
total ada 14 warga Jawa Barat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan varian Omicron.
Sejak awal, kata Ridwan Kamil, Pemprov Jabar selalu siaga menghadapi ancaman Omicron di Jawa Barat. Caranya tetap sama seperti penanganan saat varian Delta menyebar, yakni protokol kesehatan, pemerintah melakukan 3T dan masyarakat melakukan 5M.
"Dari awal juga kita selalu siaga. Kalau ada sudah masuk ke penyebaran lokal apapun itu, apa yang sudah kita pengalaman selama Delta kita praktekkan. Per hari ini penularannya (Covid-19), masih terkendali karena jumlah laporan masih di bawah 50-an," katanya.
Sebelumnya, Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Labkesda Jabar) telah melakukan pelacakan dan pengetesan terhadap kontak-kontak erat kasus Covid-19 varian Omicron di Jawa Barat.
Belasan orang yang menjalani tes PCR ini sempat melakukan kontak dengan empat warga yang terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron di Kabupaten Bandung.
Kepala Labkesda Jabar, Emma Rahmawati, mengatakan hasil pelacakan dan pengetesan kontak erat empat warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron ini dinyatakan negatif Covid-19.
"Kontak eratnya ada 12, hasilnya PCR negatif," tuturnya melalui ponsel, Senin (10/1).
Emma mengatakan penyebaran Covid-19 ini menjadi kasus transmisi lokal varian Omicron yang pertama di Jawa Barat. Sebelumnya, penularan terjadi dari warga yang baru pulang dari luar negeri.
"Betul, itu yang transmisi lokal," kata Kepala Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Emma Rahmawati, melalui ponsel, Senin (10/1).
Emma mengatakan penemuan transmisi lokal varian Omicron ini diketahui melalui pengujian secara whole genome sequencing atau pengurutan genom lengkap.
Emma membenarkan kabar yang menyatakan selain empat orang yang dirawat di Bandung, ada 10 warga Jabar lainnya yang terpapar Covid-19 varian Omicron dirawat di Wisma Atlet Jakarta.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan upaya pencegahan penularan Covid-19 terus dilakukan sampai tingkat pemerintahan terkecil di Jabar. Apalagi, untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron.
"Varian omicron ini memiliki kemampuan penularan lebih cepat. Namun, fatalitasnya rendah, tak seperti varian delta yang sempat membuat sistem serta fasilitas kesehatan terganggu," katanya di Gedung Sate, Senin (3/1).
Ia mengatakan kunci utama untuk mencegah penularan ini makin meluas adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat dan pemerintah diminta bersinergi untuk menjaga kondusivitas yang sudah berjalan.
“Kami bersama komite, melakukan perhitungan. 14 hari pasca nataru kami asumsikan jika ada berita buruk seperti apa. Maka, oksigen semua dipersiakan, pokoknya semua diulang lah seperti (lonjakan kasus varian) delta,” ucap dia.
Ia mengatakan apapun jenis penyakitnya dan variannya, protokol kesehatan jadi yang utama.
"Nama baru yang bingung tapi solusi sama saja, pemerintah ketat 3T, masyarakat tata di 5M. Mengatur irama itu," katanya