Setahun Longsor Cimanggung Sumedang, Begini Lokasi Korban Tertimbun, Aura Mistis Bikin Takut Warga
Longsor setahun lalu adalah kejadian mengerikan yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Kecamatan Cimanggung. Sebanyak 40 orang tewas dan 25 lainnya
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana.
TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Matahari sore menerpa Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Terlihat tangguh sebuah Masjid yang berdiri di bekas lokasi longsor.
Masjid itu adalah saksi bisu 40 orang meregang nyawa akibat tertimbun longsor pada 9 Januari 2021. Kini, setelah tepat setahun kejadian mengerikan itu, 9 Desember 2021, Pemerintah sudah sedikit melakukan penataan di daerah tersebut.
Lahan yang semula tebing curam dan konturnya tak menentu akibat longsor dan penyingkapan tanah dalam proses pencarian korban longsor, kini sudah tertata.
Lahan bekas longsor itu ditata menjadi terasering dengan ukuran undakan yang lebar namun lereng ke setiap undangan berjarak pendek. Dengan demikian, tidak terlihat kecuraman lahan.
Selain Masjid, ada juga bangunan yang hancur berupa rumah berdinding anyaman bambu, sebuah rumah kokoh yang di temboknya penuh lumpur, dan tiga rumah di atasnya yang merupakan bangunan rumah kavling perumahan.
Baca juga: Developer Perumahan yang Longsor di Cimanggung Menghilang, Warga Segel Kantor Marketing
Bangunan-bangunan itu berjauhan dan ditinggalkan penghuninya. Kecuali masjid yang sudah diperbaiki dan dipakai lagi untuk salat dan aktivitas keagamaan lainnya.
Lahan terasering itu menurut tuturan warga akan ditanami pepohonan yang keras dan sanggup menahan longsor.
"Kami tahunya begitu saja, akan ditanami pohon yang kuat. Juga ada bekas lapangan voli yang akan dibuat lapangan kembali untuk menghilangkan trauma warga sehingga warga bisa terhibur dengan aktivitas olahraga," kaota Yadi (37) warga setempat di Bojongkondang, Minggu (9/1/2022) sore.
Yadi sendiri korban terdampak longsor. Namun rumahnya masih dinilai aman untuk ditempati sehingga dia sendiri tidak termasuk warga yang mesti direlokasi.
"Tinggal di sini saja. Ketakuran sih ada, terutama takut hal-hal yang berbau mistis, tetapi sejauh ini aman-aman saja, cuman memang jadi lebih sepi daripada sebelum longsor," ujar Yadi.
Menurut Yadi, lahan bekas longsor sendiri ditata oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang sekitar sebulan lalu. Penataan dilakukan seiring dengan pengaspalan jalan Cicabe-Sawah Dadap.
Longsor setahun lalu adalah kejadian mengerikan yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Kecamatan Cimanggung. Sebanyak 40 orang tewas dan 25 lainnya selamat dari kejadian pasca hujan deras itu.
Tepat setahun peristiwa itu diperingati sebagian warga dan unsur Forkopimcam Cimanggung menggelar doa tahlil dan tabur bunga di mahkota longsor yang berada kompleks perumahan Satria Bumintara Gemilang (SBG).
Warga Sudah Jenuh
Warga terdampak longsor di Dusun Bojongkondang, Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang meminta relokasi segera dilakukan pemerintah.
Warga mengatakan sudah jenuh tinggal di rumah kontrakan dan menunggu kapan bisa menempati rumah yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Tanggal 9 Januari 2021, bencana longsor yang memilukan terjadi di Dusun Bojongkondang, Cimanggung, Sumedang. Longsor memakan 40 jiwa itu hari ini 9 Januari 2022 genap setahun.
Longsor itu dipicu hujan deras di awal tahun lalu. Intensitas hujan tinggi membuat tebing di lereng pegunungan yang gundul akibat ditanami bangunan-bangunan kompleks perumahan longsor.
Wulan (30), anak mendiang pasangan Neni dan Kusnandar mengatakan, pihaknya sudah merasa jenuh tinggal di kontrakan.
"Iya, sudah jenuh, ingin secepatnya direlokasi. Saya berharap jangan digantung seperti ini, " kata Wulan kepada TribunJabar.id, Minggu.
Kata Wulan, keluarga korban lainnya sudah berencana bakal mendatangi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang untuk mempertanyakan kejelasan relokasi.
"Uang untuk banyar kontrakan Rp500 ribu per bulan juga bulan ini belum kami terima," katanya. Dia dan anggota keluarganya yang lain mengontrak di Desa Sawah Dadap, Kecamatan Cimanggung.
Hari ini, tepat setahun meninggalnya kedua orang tua Wulan akibat longsor itu. Di rumah kontrakan bersama keluarga dan tetangga, dia akan melaksanakan upacara tahlil. Doa-doa yang dipanjatkan untuk mendoakan kebaikan bagi arwah kedua orang tuanya.
Upacara tahlil atau kendurian biasanya dibubuhi dengan makanan-makanan yang disuguhkan kepada para pendoa, entah dimakan di tempat atau dibawa pulang. Dan Wulan belum punya makanan-makanan itu.
Pada tanggal 5 Januari 2022, Pemerintah Kecamatan Cimanggun telah memintanya juga warga terdampak lainnya, untuk membuat surat permohonan batuan logistik untuk tahlilan genap setahun, yang disebut haul.
Tetapi, kata dia, hingga saat ini batuan logistik tersebut tak kunjung datang.
"Bantuan logistik buat haul juga belum ada, haulnya bada Ashar sekarang di kontrakan. Kalau orang lain mah hailnya ada yang minggu depan," katanya.
Hingga kini, masih banyak keluarga korban terdampak di sekitar longsor yang nasibnya tidak menentu, menunggu relokasi.
"Relokasi longsor Cimanggung masih proses lelang di Kementerian PUPR. Kita ajukan 30 rumah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman kepada TribunJabar.id, Minggu (9/1/2022).
Herman berharap lelang itu terlakasan pada triwulan pertama tahun 2022 ini, dan triwulan kedua akan dilaksanakan pengadaan.
Pembangunan yang dilakukan menggunakan dana Kementerian PUPR ini mengambil tempat di lahan perumahan SBG yang sudah
menjadi milik Pemerintah Kabupaten Sumedang. Tanah di perumahan tersebut sudah berakta atas nama Pemkab Sumedang.
"Kami berkoordinasi karena domainnya ada di PUPR. Yang jelas secara administratif juga operasional lapangan, kami sudah siap," ucapnya.
Herman mengimbau warga terdampak agar jangan khawatir. Katanya, percayakan kepada pemerintah. Pemerintah Kabupaten Sumedang sudah mengawal relokasi.
"Kalau ada masalah atau keluhan, silakan hubungi via BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)," katanya..
Selain mengajukan pembangunan di SBG dengan dana Kementerian PUPR, Pemkab Sumedang juga mengajukan pembangunan untuk relokasi di sebuah daerah bernama Cinanjung. Pembangunan ini diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Antisipasi karena dari Pondok Daud (nama perumahan yang warganya terdampak longsor) meminta juga, sudah diajukan ke BNPB bantuan perumahan. Sudah bulak-balik bersurat. Pemda sudah semaksimal mungkin," kata Herman.