KRONOLOGI Suparjo yang Wafat di Malaysia, 14 Tahun Tak Pulang Disambut Sang Ibu Sudah Jadi Jenazah
Suparjo sudah 14 tahun tidak pulang dan tidak pernah bertemu langsung dengan ibunya, Kasanah yang kini sudah berusia 80 tahun.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Innalillahi wainna ilaihi rajiun, kabar duka kembali datang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI asal Kabupaten Indramayu.
Suparjo (38), TKI warga Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan tersebut meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan di Selangor, Malaysia pada minggu kemarin.
Padahal Suparjo sudah 14 tahun tidak pulang dan tidak pernah bertemu langsung dengan ibunya, Kasanah yang kini sudah berusia 80 tahun.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih menceritakan kronologi yang menimpa TKI Suparjo.
Suparjo dikatakannya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
"PMI yang bersangkutan ini di Malaysia awalnya bekerja di perkebunan sawit pada tahun 2007, hanya saja ia kabur dan kemudian mencari pekerjaan ke kota," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (21/12/2021).
Juwarih menceritakan, tidak diketahui secara pasti saat pergi ke kota, Suparjo bekerja apa.
Hanya saja, saat sedang berkendara, kendaraan yang dikendarainya berbenturan dengan sebuah mobil hingga membuatnya meninggal dunia.
Disampaikan Juwarih, saat mengetahui, kabar tersebut, keluarga korban sempat syok.
Ibu dari Suparjo sangat berharap agar jenazah anak ketiganya tersebut bisa dibawa pulang ke Indonesia.
Lanjut Juwarih, mendengar permintaan tersebut, rekan sesama TKI korban di Malaysia pun diketahui langsung melakukan penggalangan dana.
Mereka patungan untuk proses pemulangan jenazah Suparjo ke Indonesia.
"Dari SBMI kita juga bantu agar pemulangan jenazah dari bandara ke rumah duka bisa digratiskan dan keluarga tidak mengeluarkan biaya sepeserpun," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, kedatangan jenazah Suparjo (38), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI asal Indramayu diwarnai derai air mata, khususnya dari sang ibu.
